Natal Bersama 4 Gereja (GKPS, GBKP, GPIB, PAROKI KALVARI) yang berada di wilayah Rw.012, Kelurahan Lubang Buaya-JAKARTA TIMUR yang dilaksanakan, Minggu tanggal 11 Januari 2009 di GBKP Pondok Gede dengan Thema “Hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang” (Roma 12:18b) cukup meriah. Dari undangan yang diperkirakan hadir sebanyak 220 orang sesuai jumlah undangan kepada para majelis jemaat (Kalvari, GPIB dan GKPS masing-masing 40 orang, GBKP sebagai tuan rumah 70 orang, 20 orang dari anak Panti Asuhan Bersinar-Cibubur dan 10 orang masyarakat kristen yang tidak termasuk anggota jemaat dari ke 4 gereja), yang hadir 250 orang.
Natal bersama tahun 2008, sedikit berbeda dengan tahun yang lalu, yang merupakan Natal pertama ke 4 gereja ini, dimana semua hamba Tuhan diikutsertakan mengambil bagian dalam Tertib Acara Kebaktian Natal yang dipercayakan sepenuhnya dibuat oleh pendeta GBKP Pondok Gede (Pdt.S.Brahmana,S.Th,MA) sebagai tuan rumah. Ajakan beribadah dan Votum oleh Pdt.Drs.Waldemar Saragih (GKPS), Realita hidup di hadapan Allah oleh Romo C.Putranto Tri Hidayat, Pr (Paroki Kalvari), Pengakuan Dosa oleh Pdt.Ny.J.A.S.Rompis,STh (GBIB), Khotbah dan Pengutusan oleh Pdt.S.Brahmana (GBKP).
Dalam khotbahnya, Pdt.S.Brahmana mengemukakan, bahwa setiap orang yang telah menerima pendamaian Allah di dalam Yesus Kristus, di dalam dirinya telah melekat panggilan menjadi pelayan perdamaian (2 Kor. 5:18). Oleh karena itu Hidup dalam perdamaian dengan semua orang seharusnya bukan sesuatu yang sulit dilakukan bila setiap saat menyadari kemurahan Allah tersebut. Kata “sedapat-dapatnya” dalam Roma 12:18 menurut pendeta ini, tidak berarti, boleh ia, boleh tidak, atau boleh melakukan kekerasan untuk mengupayakan perdamaian. Tidak. Sebab dalam Roma 12:17,19 sangat jelas dikatakan “janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan”. Kata terebut mengandung makna perintah agar aktif mengupayakan “perdamaian” dengan serius, dengan segala potensi yang ada agar damai tersebut tidak hanya sekedar teori atau ucapan indah, tetapi menjadi nyata di tengah-tengah masyarakat, terlebih ditengah-tengah kehidupan gereja supaya tidak menjadi batu sandungan. Kondisi damai seharusnya menjadi cita-cita bersama secara konstan dan diperjuangkan secara bersama-sama dan terus menerus. Karena itu, momentum perayaan Natal ini, hendakanya dijadikan sebagai upaya mewujudkan keinginan tersebut. Bahwa 4 gereja yang ada di lingkungan RW 012 Kelurahan Lubang Buaya ini benar-benar hidup rukun dan damai. Dan perlu diingat, hal ini bukan untuk menjadi tandingan bagi komunitas tertentu atau agama lain. Hendaknya kita yang hadir disini tidak berpikir demikian, sebab tujuan kita tidak lain agar kita semakin lebih mampu bersaksi bagi kemuliaan Allah melalui pelayanan-pelayanan yang lebih besar lagi bila kita lakukan secara bersama-sama, dibanding sendiri-sendiri. Sehingga kehadiran gereja sungguh menjadi berkat bagi dunia ini, dan khususnya masyarakat yang ada disekitar kita.
Dalam kata-kata sambutan yang disampaikan ketua panitia, B.T.Sitanggang dan Ketua Majelis GBKP Pondok Gede, Pt.Dasma Sinulingga juga mengharapkan agar persekutuan yang sudah ada dan yang telah berjalan baik selama ini terus ditingkatkan, dan Natal bersama tahun depan sesuai gilirannya dilaksanakan di GPIB Pelita, juga dapat dilakukan lebih meriah lagi.
Natal Bersama ini juga dimeriahkan dengan musik Tiup (trompet) yang dipimpin Timotius Y.Tarigan (Bp.Echa), Enos P.Tarigan (Bp.Reno) dan penyanyi cilik GBKP Pondok Gede, Naomi Br.Barus dan song leader, Delia Br.Tarigan. Acara perayaan diselang-selingi hiburan dari masing-masing gereja dan door prize (asbrahm)
Dalam khotbahnya, Pdt.S.Brahmana mengemukakan, bahwa setiap orang yang telah menerima pendamaian Allah di dalam Yesus Kristus, di dalam dirinya telah melekat panggilan menjadi pelayan perdamaian (2 Kor. 5:18). Oleh karena itu Hidup dalam perdamaian dengan semua orang seharusnya bukan sesuatu yang sulit dilakukan bila setiap saat menyadari kemurahan Allah tersebut. Kata “sedapat-dapatnya” dalam Roma 12:18 menurut pendeta ini, tidak berarti, boleh ia, boleh tidak, atau boleh melakukan kekerasan untuk mengupayakan perdamaian. Tidak. Sebab dalam Roma 12:17,19 sangat jelas dikatakan “janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan”. Kata terebut mengandung makna perintah agar aktif mengupayakan “perdamaian” dengan serius, dengan segala potensi yang ada agar damai tersebut tidak hanya sekedar teori atau ucapan indah, tetapi menjadi nyata di tengah-tengah masyarakat, terlebih ditengah-tengah kehidupan gereja supaya tidak menjadi batu sandungan. Kondisi damai seharusnya menjadi cita-cita bersama secara konstan dan diperjuangkan secara bersama-sama dan terus menerus. Karena itu, momentum perayaan Natal ini, hendakanya dijadikan sebagai upaya mewujudkan keinginan tersebut. Bahwa 4 gereja yang ada di lingkungan RW 012 Kelurahan Lubang Buaya ini benar-benar hidup rukun dan damai. Dan perlu diingat, hal ini bukan untuk menjadi tandingan bagi komunitas tertentu atau agama lain. Hendaknya kita yang hadir disini tidak berpikir demikian, sebab tujuan kita tidak lain agar kita semakin lebih mampu bersaksi bagi kemuliaan Allah melalui pelayanan-pelayanan yang lebih besar lagi bila kita lakukan secara bersama-sama, dibanding sendiri-sendiri. Sehingga kehadiran gereja sungguh menjadi berkat bagi dunia ini, dan khususnya masyarakat yang ada disekitar kita.
Dalam kata-kata sambutan yang disampaikan ketua panitia, B.T.Sitanggang dan Ketua Majelis GBKP Pondok Gede, Pt.Dasma Sinulingga juga mengharapkan agar persekutuan yang sudah ada dan yang telah berjalan baik selama ini terus ditingkatkan, dan Natal bersama tahun depan sesuai gilirannya dilaksanakan di GPIB Pelita, juga dapat dilakukan lebih meriah lagi.
Natal Bersama ini juga dimeriahkan dengan musik Tiup (trompet) yang dipimpin Timotius Y.Tarigan (Bp.Echa), Enos P.Tarigan (Bp.Reno) dan penyanyi cilik GBKP Pondok Gede, Naomi Br.Barus dan song leader, Delia Br.Tarigan. Acara perayaan diselang-selingi hiburan dari masing-masing gereja dan door prize (asbrahm)
1 komentar:
Salam kenal, met natal ya, Tuhan Yesus memberkati, share pengalamanku di: 2009 Telah Aku Taklukkan
Post a Comment