Tuesday, 24 November 2009

Keluarga Kristen 3B (Berakar, Bertumbuh dan Berbuah)

Pendahuluan
Kebenaran yang sangat penting tentang keluarga:
1) Penting kita ketahui bahwa keluarga adalah 'institusi' pertama yang didirikan Allah, bukan Gereja, bukan sekolah, dll (Kej.2:18-25).
2) Keluarga Kristen di dunia merupakan pusat dan tujuan dari perjanjian Allah (as the center of God's covenant purpose). Perhatikan penetapan Allah pada Kej.l2:3, di mana melalui berkat Allah kepada Abraham sekeluarga, seluruh bumi akan diberkati.
3) Keluarga Kristen di dunia merupakan miniatur keluarga Allah di dalam kekekalan. Itulah sebabnya keberhasilan kita membangun keluarga Kristen yang benar, pada saat yang sama merupakan kesaksian akan keluarga Allah. Sebaliknya, jika kita gagal membangun keluarga kita, maka sebagai anak-anak Allah, kita juga gagal menunjukkan keindahan keluarga Allah. Perhatikan gambaran bapa dan ibu yang diberikan kepada Allah di dalam Alkitab (Ef.3:14-15; Maz.l03:13; Yes.66:13).
Karena itu, kita mengerti jika keluarga menjadi sasaran pekerjaan iblis dalam merusak kerajaan Allah. Itulah sebabnya, di dalam anugerah Allah kita harus melakukan yang terbaik dalam membangun keluarga yang berkenan kepadaNya.

Bagaimana keluarga yang berkenan kepadaNya? Keluarga yang berkenan kepadaNya adalah keluarga yang berakar, kertumbuh dan berbuah di dalam Dia sebagaimana judul ceramah ini. Inilah idialnya. Persoalannya adalah apakah keluarga kita sudah berakar, bertumbuh dan berbuah? Tentulah masing-masing kita yang dapat menilainya. Yang jelas kita sebagai keluarga kristen mengharapkan agar keluarga kita boleh berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Dia. Saya pikir inilah (mungkin) yang melatarbelakangi mengapa panitia retreat PJJ sektor 1 GBKP Depok menganggap penting pokok ini dibicarakan, sehingga meminta saya agar dalam pertemuan ini menyampaikan judul ini.

Baiklah untuk mendalami pokok ini, kita terlebih dahulu memahami apakah yang dimaksud berakar, bertumbu dan berbuah di dalam Dia.

1. Berakar. Di dalam Alkitab istilah berakar juga sering dipakai, misalnya Yesaya 40:24, Matius 13:6, Markus 4:17, Lukas 8:13, Kolose 2:7, dll). Kata berakar dipakai untuk sebuah pohon yang akarnya tercantap dalam di dalam tanah. Ada beberapa fungsi akar antara lain, disamping untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tersebut dari dalam tanah, juga yang tidak kalah pentingnya memperkuat berdirinya tumbuhan.[1] Semakin berakar sebuah pohon dia akan semakin kuat atau kokoh, sehingga walaupun angin kuat datang menerpanya, pohon tersebut tidak akan roboh, juga walaupun musim kemarau panjang ia tidak layu dan mati karena akarnya yang dalam ke dalam tanah dapat tetap menyerap air dan zat-zat makanan yang diperlukan. Demikian juga seseorang yang berakar kuat di dalam Kristus, sumber kehidupan itu akan menjadi kokoh. la akan dapat menghadapi setiap badai persoalan kehidupan rumah tangga yang menderpanya.

2. Kata "Bertumbuh" berkaitan dengan masalah perubahan. Tanaman dikatakan bertumbuh bila ia menampakkan perubahan semakin berkembang, demikian juga penilaian terhadap pertumbuhan seorang anak dapat dinilai melalui pertambahan berat dan tinggi badan dan sampai anak berusia 2 tahun masih dapat digunakan penilaian melalui lingkar kepala yang biasanya dibandingkan dengan usia anak. Kata ini juga dipergunakan rasul Paulus sehubungan dengan kehidupan rohani, iman jemaat (Efesus 4:15-24). Sebagaimana akar yang sehat akan menghasilkan pertumbuhan, demikian juga kehidupan orang percaya seharusnya bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus, bertumbuh dalam pengenalan terhadap firman Allah, dan bertumbuh dalam pelayanan menyaksikan Kasih dan kebaikan Allah. Halangan terbesar kita tidak dapat bertumbuh adalah karena kita merasa sudah cukup baik, sehingga kita merasa tidak perlu bertumbuh, padahal pertumbuhan adalah sesuatu yang tidak pernah berhenti.

3. Selanjutnya kata "Berbuah". Pertumbuhan tanpa buah adalah percuma. Sebagaimana kalau kita menanam pohon rambutan atau sejenisnya, pastilah kita mengharapkan nantinya menghasilkan buah. Demikianlah juga Allah mau agar kita menghasilkan buah. Di dalam Yohanes 15:12 disebutkan bila ranting tidak berbuah akan dipotong, dan pohon yang tidak berbuah akan ditebang (Matius 3:10, Lukas 13:7-9). Buah yang dikehendaki Allah kita hasilkan adalah melakukan kehendakNya (bd.Matius 7:15-20). Salah satu adalah pelayanan. Pertumbuhan yang sehat harus diwujud-nyatakan dalam pelayanan kita. Dengan demikian, tiga unsur penting dalam hidup kita menjadi lengkap.

Memahami pentingnya fungsi dan peranan keluarga sebagai institusi yang diciptakan oleh Allah, sebagaimana telah disebutkan diatas keluarga menjadi sasaran si iblis agar tidak berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus bagi kemuliaan Allah.

Membaca buku Roberts Liardon: Keberhasilan dan kegagalan hamba Tuhan, disana disebutkan bahwa beberapa diantara hamba Tuhan yang terkenal mengalami kegagalan dalam rumah tangga, seperti kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis, bahkan Perceraian dan juga anak-anak yang hidup tidak sebagai anak yang takut akan Tuhan. Apa penyebabnya? Menurut penelitian Liardon adalah kesibukan hamba Tuhan tersebut dalam melakukan kegiatan-kegiatan pelayanan sehingga tidak ada lagi atau kurang punya waktu bersama-sama keluarga. Dari keterangan ini memperlihatkan bahwa tidak ada keluarga yang steril dari serangan si iblis.

Demkian juga dalam kehidupan keluarga-keluarga saat ini (termasuk keluarga kristen), dimana tren pisah ranjang, perceraan, selingkuh, anak-anak dalam usia dini sudah terlibat kenakalan remaja, free sex, narkoba, dll, sangat membuat kita prihatin. Menurut Arif Julianto angka pasangan pisah ranjang/perceraian di Indonesia pada tahun 2007 sangat fantastis, yakni sedikitnya ada 200 ribu pasang.[2] Dan oleh banyak pihak angka ini akan terus meningkat setiap tahun dikarenakan life style (gaya hidup) masyarakat yang selalu berubah, pondasi keagaman semakin luntur. Demikian juga mengenai seks bebas dikalangan remaja disebutkan ada 22,6 % remaja Indonesia penganut seks bebas.[3] Dr H Boyke Dian Nugraha SpOG, MARS menyebutkan dari hasil penelitian yang dipublikasikan secara terbatas terungkap perilaku remaja maupun kaum muda ibu kota amatlah mencengangkan. "Diperkirakan 6-20 persen para siswa SMU dan mahasiswa, pernah melakukan hubungan seks pranikah. Lebih mengejutkan lagi, 35 persen mahasiswa suatu fakultas kedokteran swasta menyetujui hubungan seks pranikah.[4] Demikin juga masalah perselingkuhan, penelitian tahun 1997 di Jakarta, mengatakan 2 dari 3 pria di Jakarta selingkuh. Bahkan katanya saat ini menurut pakar seks dr.D.Boyke Dian Nugraha jumlah tersebut malah meningkat, 4 dari 5 pria Jakarta melakukan selingkuh. Dan sebuah penelitian di Bandung, Jawa Barat yang dilakukan seorang psikolog menyebutkan 2 di antara 5 wanita pekerja juga melakukan selingkuh.[5] Juga mengenai narkoba, dari berbagai informasi pengguna narkoba dari tahun ke tahun meningkat tajam, dan tidak hanya usia remaja tetapi juga di kalangan dewasa. Informasi ini tidak dimaksudkan untuk mendramatisir keadaan atau permasalahan yang ada, sehingga menambah kekuatiran kita, tetapi agar kita semakin waspada, semakin berbenah diri, semakin memfilteri keluarga kita dari segala kemungkinan pengaruh negatif dari imbas kemajuan yang kita rasakan saat ini.

Kita bersyukur bahwa keluarga kita belum mengikuti tren tersebut, namun tidak tertutup kemungkinan hal tersebut juga bisa terjadi kepada kita, karena itu upaya pencegahan adalah jauh lebih baik. Karena itu, salah satu pencegahan yang dapat dilakukan adalah mengupayakan keluarga kita benar-benar berakar, bertumbuh dan berbuah dalam Kristus. Bagaimana caranya?

Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan:

1) Menjadikan keluarga sebagai gereja kecil
  • Menciptakan nuansa fisik yang relegius di rumah
  • Mengusahakan ibadah keluarga yang teratur
  • Ada keteladanan yang positif dari orang tua
2) Bagi Orang Tua perlu menumbuhkan:
a. Komitmen bertumbuh dalam Yesus melalui tiga tahap:
  • Memiliki komitmen yang kuat untuk melepas cara-cara lama dalam bertindak (keinginan daging).[6]
  • Memperbaharui pikiran kita, sejalan dengan pembaharuan manusia batiniah kita.[7]Mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baru dalam kebenaran dan hidup kudus (hidup menurut Roh).[8]
3) Bagi masing-masing komponen keluarga (Bapa, Ibu dan anak) agar masing masing terus bertumbuh semakin sempurna kearah Kristus, dapat digunakan istilah G.R.O.W.T.H:

  • G--> Go to God in daily prayer - Menghadap kepada Allah dalam doa setiap hari (Yohanes 15:7)
  • R--> Read God's Word daily - Membaca Finnan Allah setiap hari (Kis. 7:11). Mulailah dengan Injil Yohanes.
  • O--> Obey God moment by moment - Mentaati Allah setiap saat (Yohanes 15:8).
  • W--> Witness for Christ by our life and words - Memberi kesaksian tentang Kristus lewat kehidupan serta ucapan kita (Matius 4:19; Yohanes 15:6).
  • T --> Trust God every detail of our life - Mempercayakan setiap detail kehidupan kita kepada Allah (1 Petrus 5:7).
  • H --> Holy Spirit: Allow him to control and empower our daily life and witness -Membiarkan Roh Kudus mengendalikan serta memberdayakan kehidupan serta kesaksian kita sehari-hari (Galatia 5:16,17: Kis. 1:8)
Kesimpulan
Berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Dia adalah suatu hal yang diinginkan Tuhan terjadi pada setiap orang yang percaya. Kita tidak akan dapat bertumbuh dan berbuah kalau tidak berakar di dalam Kristus. Yesus mengatakan: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku" (Yohanes 15:4). Semua orang harus mengalami pertumbuhan (suai, istri, anak). Dan untuk bertumbuh perlu kemauan dan komitmen (bd.Heber 5:12-14). Dan pertumbuh adalah proses seumur hidup. Pertumbuhan tidak diukur dari pengetahauan kita, tetapi perbuatan kita (dari buahnya).
By Pdt.S.Brahmana
-----------------------------------------
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Akar
[2] Arif Julianto, Tingginya Tingkat Perceraian di Indonesia (Jakarta, 2008, akses tgl. 16 Oktober 2008), http://arifjulianto.wordpress.com/2008/06/05/tingginya-tingkat-perceraian-di-indonesia/
[3] Adi Saputra, 22,6 Remaja Indonesia Penganut Seks bebas (Jakarta, 2007, akses tgl. 16 ktober 2008), http/www.detiknews.com/indx.php/detik....
[4] Koran, Suplemen, Seminar Seks dan Remaja SMUN Parung (Parung, 2002, akses tgl.18 April 2006); http//republika.co.id/koran.asp?
[5] Kompas, Kreasi, Hindarkan Perselingkuhan dalam hubungan seks! (Jakarta, 2004, akses tgl.18 April 2006); http://www.kompas.com/kesehatan/news/0401/08/120737.htm
[6] Galatia 5:16-21; Efesus 4:20-32
[7] Roma 12:2
[8] Galatia 5:22-26


Artikel lain yang terkait:



1 komentar:

peter lau said...

ok, tq bro buat tulisannya, memang keluarga kristen harus demikian, syalom. Salam kenal juga.

Post a Comment