Thema:
“Berbahagialah setiap orang yang menerima Yesus sebagai Juruslamatnya"
(Malem ate kalak si ngaloken Kristus)
“Berbahagialah setiap orang yang menerima Yesus sebagai Juruslamatnya"
(Malem ate kalak si ngaloken Kristus)
Introitus: Mazmur 96:2; Pembacaan : Yesaya 52:7-10
Khotbah: Lukas 2:27-35
Khotbah: Lukas 2:27-35
Pendahuluan
Kita sering mendengar kata VISI. Dalam kamus kata ini berarti penglihatan, pandangan, khayalan, impian. Saya pikir setiap orang mempunyai visi. Sebab sebagaimana ada pendapat bahwa hidup tanpa visi bagai tubuh tanpa jiwa. Hal ini mau menyatakan bahwa disaat orang berhenti bermimpi (visi), maka itulah saat dimana cahaya lilin kehidupannya mulai redup dan akhirnya padam. Demikianlah pentingnya visi pada setiap orang. Karena itu visi mempunyai musuh. Karena visi yang benar akan membawa manusia mencapai potensial maksimal dirinya, sehingga setan tidak suka dan karena itu ia akan mengerjakan segala hal untuk menggagalkan visi yang kita dapat.
Setiap kita adalah orang-orang khusus buat Tuhan dan Tuhan ingin bekerja maksimal dalam diri kita. Setan tidak peduli kita melayani Tuhan sejauh kita tidak melayani sesuai dengan visi yang Tuhan berikan. Karena setan tahu bahwa orang yang demikian tidak akan memiliki persekutuan yang baik dengan Tuhan. Orang yang demikian tidak akan punya gairah berdoa, beribadah dan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang meminta pengorbanan kita. Mungkin semua itu masih dilakukan tetapi hanya sekedar formalitas, sekedar untuk mendapat pengakuan predikat orang baik, orang yang rajin beribadah, dermawan, dsb.
Pendalaman Nas
Dalam perikop kita, disebutkan seorang yang bernama Simeon. Dia bukan orang yang sembarangan. Ia seorang yang mempunyai visi yang kuat. Dalam ayat 25 disebutkan Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Visi yang jelas dan kuat (“mimpi” akan kedatangan “penghibur”/Mesias) mendorongnya untuk hidup saleh, hidup baik. Hidup dalam visi yang dari Allah[1] membuat Simeon senantiasa dibimbing Roh Tuhan. Dalam ayat 27 disebutkan “ia datang kebait Allah oleh Roh Kudus”. Roh Kudus membimbing Simeon untuk datang ke Bait Allah berketepatan pada waktu Yesus berumur 8 hari dibawa orang tuanya ke bait Allah sebagaimana yang ditentukan Hukum Taurat. Seolah kebetulan namun sesungguhnya ada tangan yang tidak kelihatan menuntun Simeon untuk bertemu dengan Yesus, itulah yang disebut Roh Kudus.
Dan nampak disini bagaimana berbahagianya Simeon ketika mengetahui visinya (mimpinya) menjadi kenyataan. Simeon sangat bersukacita menemukan bahwa Mesias yang dinanti-nantikan sekarang ada dalam gendongannya. Apakah Simeon berhenti ber visi? Tidak. Ungkapan "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu”, memperlihatkan bahwa Simeon tidak hanya berhenti pada visi tersebut, tetapi juga mempunyai visi tentang rumah Bapa di Surga. Ia telah menyelesaikan tugasnya, apa yang diharapkannya telah terkabul, sekarang ia mempunyai harapan pergi dalam damai sejahatera, pergi kerumah Bapa di Surga.
Kebahagiaan Simeon tentunya tidak sekedar mimpinya terwujud. Lebih dari itu Simeon memuji Allah dalam sukacita yang besar karena Mesias yang dinanti-nantikan telah datang ke dunia. Apakah semua orang bersukacita dan memuji Tuhan sebagaimana Simeon. Tentulah tidak. Sebab tidak semua orang walaupun telah diberitakan bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Mesias dapat mengakuinya/menerimanya. Hanya mereka yang percaya dan menerima Yesus sebagai Mesias sungguh-sungguh berbahagia dan memuji Tuhan sebagaimana Simeon.
Dalam ayat 34-35 Simeon juga bernubuat tentang masadepan Yesus. Yesus akan menghadapi banyak perlawanan. Benar kebenaran dan kejahatan akan berlawanan. Yesus akan dilawan oleh mereka yang memilih hidup dalam kegelapan dan itu berarti akan mengalami kejatuhan dan kebinasaan, tetapi sebaliknya yang menerimaNya akan dibangkitkan. Artinya Yesus akan mengangkat setiap orang yang menerimaNya dari kehidupan yang lama kepada kehidupan yang baru, keluar dari dosa masuk kedalam kekudusan dan kemulian.
Berhadapan dengan Yesus tidak bisa bersikap netral. Kita harus memilih berserah atau melawannya, menerimanya atau menolaknya. Dan kita percaya akan kebenaran Firman Tuhan bahwa adalah berbahagia orang yang percaya kepadaNya bahwa Dialah Mesias, Dialah Juruslamat yang dijanjikan Allah sebab kita akan diangkatnya menjadi anak-anak Allah yang menerima warisan kemuliaan dalam Kerajaan Allah.
Pointer Aplikasi
(1) Kita sudah merayakan Natal dengan thema Allah itu baik bagi semua orang. Dan benar kebaikan Allah yang tak ternilai harganya ketika Ia menjadi manusia yang bernama Yesus, di lahirkan di kandang domba kota Betlehem. Kebaikan Allah ini menuntut respons kita. Kita tidak bisa bersikap netral. Menyambut kebaikan Allah tersebut atau tidak. Ketika kita mengakui dan menerima kebaikan Allah ini kita juga dituntut untuk hidup demikian, hidup berbuat baik bagi semua orang. Dan itu memang bukan hal yang mudah. Namun dengan visi yang jelas dan kuat mengenai keselamatan di dalam Yesus Kristus yang adalah wujud kebaikan Allah membuat kita tetap bertekun mengerjakan keselamatan dalam hidup berbuat baik bagi semua orang.
Kita sering mendengar kata VISI. Dalam kamus kata ini berarti penglihatan, pandangan, khayalan, impian. Saya pikir setiap orang mempunyai visi. Sebab sebagaimana ada pendapat bahwa hidup tanpa visi bagai tubuh tanpa jiwa. Hal ini mau menyatakan bahwa disaat orang berhenti bermimpi (visi), maka itulah saat dimana cahaya lilin kehidupannya mulai redup dan akhirnya padam. Demikianlah pentingnya visi pada setiap orang. Karena itu visi mempunyai musuh. Karena visi yang benar akan membawa manusia mencapai potensial maksimal dirinya, sehingga setan tidak suka dan karena itu ia akan mengerjakan segala hal untuk menggagalkan visi yang kita dapat.
Setiap kita adalah orang-orang khusus buat Tuhan dan Tuhan ingin bekerja maksimal dalam diri kita. Setan tidak peduli kita melayani Tuhan sejauh kita tidak melayani sesuai dengan visi yang Tuhan berikan. Karena setan tahu bahwa orang yang demikian tidak akan memiliki persekutuan yang baik dengan Tuhan. Orang yang demikian tidak akan punya gairah berdoa, beribadah dan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang meminta pengorbanan kita. Mungkin semua itu masih dilakukan tetapi hanya sekedar formalitas, sekedar untuk mendapat pengakuan predikat orang baik, orang yang rajin beribadah, dermawan, dsb.
Pendalaman Nas
Dalam perikop kita, disebutkan seorang yang bernama Simeon. Dia bukan orang yang sembarangan. Ia seorang yang mempunyai visi yang kuat. Dalam ayat 25 disebutkan Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Visi yang jelas dan kuat (“mimpi” akan kedatangan “penghibur”/Mesias) mendorongnya untuk hidup saleh, hidup baik. Hidup dalam visi yang dari Allah[1] membuat Simeon senantiasa dibimbing Roh Tuhan. Dalam ayat 27 disebutkan “ia datang kebait Allah oleh Roh Kudus”. Roh Kudus membimbing Simeon untuk datang ke Bait Allah berketepatan pada waktu Yesus berumur 8 hari dibawa orang tuanya ke bait Allah sebagaimana yang ditentukan Hukum Taurat. Seolah kebetulan namun sesungguhnya ada tangan yang tidak kelihatan menuntun Simeon untuk bertemu dengan Yesus, itulah yang disebut Roh Kudus.
Dan nampak disini bagaimana berbahagianya Simeon ketika mengetahui visinya (mimpinya) menjadi kenyataan. Simeon sangat bersukacita menemukan bahwa Mesias yang dinanti-nantikan sekarang ada dalam gendongannya. Apakah Simeon berhenti ber visi? Tidak. Ungkapan "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu”, memperlihatkan bahwa Simeon tidak hanya berhenti pada visi tersebut, tetapi juga mempunyai visi tentang rumah Bapa di Surga. Ia telah menyelesaikan tugasnya, apa yang diharapkannya telah terkabul, sekarang ia mempunyai harapan pergi dalam damai sejahatera, pergi kerumah Bapa di Surga.
Kebahagiaan Simeon tentunya tidak sekedar mimpinya terwujud. Lebih dari itu Simeon memuji Allah dalam sukacita yang besar karena Mesias yang dinanti-nantikan telah datang ke dunia. Apakah semua orang bersukacita dan memuji Tuhan sebagaimana Simeon. Tentulah tidak. Sebab tidak semua orang walaupun telah diberitakan bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Mesias dapat mengakuinya/menerimanya. Hanya mereka yang percaya dan menerima Yesus sebagai Mesias sungguh-sungguh berbahagia dan memuji Tuhan sebagaimana Simeon.
Dalam ayat 34-35 Simeon juga bernubuat tentang masadepan Yesus. Yesus akan menghadapi banyak perlawanan. Benar kebenaran dan kejahatan akan berlawanan. Yesus akan dilawan oleh mereka yang memilih hidup dalam kegelapan dan itu berarti akan mengalami kejatuhan dan kebinasaan, tetapi sebaliknya yang menerimaNya akan dibangkitkan. Artinya Yesus akan mengangkat setiap orang yang menerimaNya dari kehidupan yang lama kepada kehidupan yang baru, keluar dari dosa masuk kedalam kekudusan dan kemulian.
Berhadapan dengan Yesus tidak bisa bersikap netral. Kita harus memilih berserah atau melawannya, menerimanya atau menolaknya. Dan kita percaya akan kebenaran Firman Tuhan bahwa adalah berbahagia orang yang percaya kepadaNya bahwa Dialah Mesias, Dialah Juruslamat yang dijanjikan Allah sebab kita akan diangkatnya menjadi anak-anak Allah yang menerima warisan kemuliaan dalam Kerajaan Allah.
Pointer Aplikasi
(1) Kita sudah merayakan Natal dengan thema Allah itu baik bagi semua orang. Dan benar kebaikan Allah yang tak ternilai harganya ketika Ia menjadi manusia yang bernama Yesus, di lahirkan di kandang domba kota Betlehem. Kebaikan Allah ini menuntut respons kita. Kita tidak bisa bersikap netral. Menyambut kebaikan Allah tersebut atau tidak. Ketika kita mengakui dan menerima kebaikan Allah ini kita juga dituntut untuk hidup demikian, hidup berbuat baik bagi semua orang. Dan itu memang bukan hal yang mudah. Namun dengan visi yang jelas dan kuat mengenai keselamatan di dalam Yesus Kristus yang adalah wujud kebaikan Allah membuat kita tetap bertekun mengerjakan keselamatan dalam hidup berbuat baik bagi semua orang.
(2) Simeon mempunyai visi yang kuat bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias. Visi ini mendorongnya untuk hidup benar dan saleh. Apakah kita juga mempunyai visi yang kuat bahwa kita pasti masuk Surga? Tanda orang mempunyai visi demikian akan nampak dalam kehidupanya menampakkan buah-buah Roh[2].
(3) Thema kita “berbahagialah setiap orang yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruslamatnya”. Mengapa berbahagia? Sebab setiap orang yang telah menerima Yesus diberiNya kuasa menjadi anak-anak Allah[3]. Sebagai anak bupati saja kita merasa bangga dan bersyukur, apa lagi menjadi anak kepala negara/anak presiden. Wah, tentu lebih lagi bersyukur dan bangganya. Dan ini lebih dari itu semua, Firman Tuhan mengatakan bahwa orang yang menerima Yesus dan percaya kepadaNya diberinya kuasa sebagai anak-anak Allah, tentu kita lebih dan lebih lagi merasa bangga dan bersyukur.
Pondok Gede, 25 Desember 2009
Pdt.S.Brahmana
Pondok Gede, 25 Desember 2009
Pdt.S.Brahmana
0 komentar:
Post a Comment