Friday, 15 January 2010

Khotbah Ulangan 5:8-10, Khotbah Minggu 17 Januari 2010

Thema:
Pilihlah menyembah Allah maka engkau akan hidup
(Pilihlah Dibata maka kam nggeluh)
Introitus: Ulangan 3:19; Pembacaan: Galatia 4:8-11
Khotbah: Ulangan 5:8-10
Pendahuluan
Pada minggu yang lalu telah dikemukakan bahwa menyembah Allah atau tidak itu adalah hak setiap orang. Demikian juga percaya dengan sungguh-sungguh serta patuh atau tidak adalah pilihan yang diberikan Allah kepada manusia. Walaupun demikian pastilah Allah berkehendak agar manusia memilih percaya dan patuh kepadaNya agar jangan binasa. Itulah sebabnya mengapa Allah berulang-ulang mengingatkan manusia dengan berbagai cara agar hanya menyembahNya, agar hanya percaya kepadaNya serta melakukan FirmanNya.

Pendalaman Nas
Nas kita minggu ini kelanjutan Nas minggu yang lalu yang berbicara mengenai hukum kedua dalam sepuluh Perintah Tuhan (Dasa Titah) yakni mengenai perintah larangan menyembah berhala dalam bentuk apapun. Hal ini penting bagi orang Israel yang telah dipilih Allah sebagai umat kepunyaanNya. Bangsa Israel selama 400 tahun di perbudak di Mesir. Mereka dipaksa membangun piramida dan kuil sebagai rumah dari berhala-berhala tersebut. Karena itu kebiasaan hidup orang Mesir pastilah sangat mempengaruhi cara hidup mereka, khususnya dalam hal penyembahan berhala. Maka ketika mereka keluar dari Mesir, tepatnya ketika mereka berkemah dibawah gunung Sinai, Allah memberikan 10 Hukum Taurat sebagai pedoman bagaimana seharusnya hidup yang berkenan kepada Allah.

Ada 3 hal yang mau dikemukakan dari nas kita. Yang pertama larangan membuat dan menyembah patung dalam bentuk apapun. Menurut pemikiran primitif, patung yang dibuat menjadi sarana untuk “menghadirkan” atau “melokalisasikan” kuasa ilahi, karena kuasa ilahi itu pasti datang menjiwai penggambarannya sendiri. Dengan pemikiran tersebut pembuatan patung merupakan usaha untuk mengikat atau melokalisasikan kusa ilahi supaya kuasa tersebut selalu tersedia dan dapat dihubungi (atau dikuasai) oleh sipenyembah, bilamana ia memerlukan pertolongan ilahi. Dan hal ini tidak benar. Motivasi membuat patung walaupun menyerupai gambar mahluk sorgawi atau gambar Allah sekali pun tidak saja tidak dapat dibenarkan tetapi juga pemahaman itu salah besar. Yahwe tidak perlu dan tidak boleh dihadirkan karena Dia sendirilah yang berinisiatif untuk hadir, bahkan terlebih dahulu memberikan diriNya kepada umat pilihanNya[1]. Dengan kata lain Allah hadir atau tidak tergantung Allah sendiri, tergantung kemauan Allah. Allah tidak bisa didikte, atau disuruh-suruh seperti pembantu kita. Allah demikianlah yang telah dikenal Musa dan memperkenalkan diriNya kepada orang Israel. Lihatlah dalam perjalanan bangsa Israel di padang gurun. Allah itu menyatakan diri lewat tiang awan pada siang hari dan tiang api pada malam hari. Berarti Allah itu hidup bukan mati. Karena itu pembuatan patung lalu menyembahnya berarti pengingkaran terhadap Allah yang hidup, Allah yang menyatakan kehendaknya secara bebas, Allah yang berkuasa diatas kuasa apapun. Kedua, Allah yang cemburu. Kata cemburu disini harus dipahami sebagai akibat bila hukum ke I dan ke II dilanggar. Dalam hal ini Allah tidak mentolirir umatNya[2] menyembah allah lain seperti patung yang dipahat dari kayu atau batu, demikian juga patung yang dituang dari logam[3] atau dari apapun. Allah sangat cemburu (murka) apa bila ciptaannya yang diciptakan segambar dengaNya (manusia) lebih menggantungkan diri atau lebih bersandar kepada mahluk atau benda yang ciptaanNya juga, lebih dari pada menggantungkan diri dan bersandar kepadaNya. Disebutkan dalam ayat 9, bahwa Allah akan menghukum orang tersebut sampai dengan cicitnya (keturunan ke 4). Ketiga, Allah menunjukkan kasih setiaNya kepada beribu-ribu orang. Karena kata “orang” tidak ada dalam teks Ibrani, maka kata beribu-ribu dapat juga dilengkapi menjadi beribu-ribu keturunan[4]. Kalau hukuman akibat tidak mengasihi Allah (menyembah berhala) sampai keturunan ke 4, maka kasih setia Allah (penyertaan dan pemeliharaan Allah) jauh melampaui hal itu. Disebutkan dalam ayat 10 bahwa Allah akan menunjukkan kasih setiaNya kepada beribu-ribu orang (keturunan), yakni mereka yang mengasihi Allah seta berpegang kepada perintah-perintahNya (tidak menyembah berhala dalam bentuk apapun).

Aplikasi Pointer
(1) Walaupun manusia diberikan kebebasan memilih Allah yang mana yang disembah, namun yang pasti, sesuai dengan Firman Tuhan hanya jikalau memilih Allah di dalam Yesus Kristuslah manusia boleh hidup. Sebab dialah Mesias yang dijanjikan itu. Dialah Juruslamat telah datang ke dalam dunia agar setiap orang yang percaya kepadanya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal[5].
(2) Kita bersyukur karena boleh menjadi umat Allah[6]. Sebagai umatnya, Allah mau agar kita hanya menyembahNya, mengandalkan Dia. Tidak boleh ada allah lain dalam hidup kita. Ingat Allah itu sangat cemburu. Ia akan menghukum orang yang masih menyembah berhala, bahkan dikatakan menghukum sampai 4 keturunan. Tetapi sebaliknya akan memberkati (menyertai dan memelihara) setiap orang yang mengasihiNya (orang yang setia dan patuh melakukan FirmanNya).
(3) Hati-hati terhadap berhala modern. Kita sudah mengenal Allah kata Paulus dalam pembacaan kita[7], oleh karena itu mengapa kamu berbalik kagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin? Rupanya di dalam jemaat ada orang yang sudah terdaftar sebagai orang kristen, bahkan yang aktif mengikuti kegiatan-kegiatan ibadah namun dalam hidupnya masih menyembah berhala yakni menyembah roh-roh dunia yang sesungguhnya sangat terbatas kuasa dan kekuatannya. Apa itu? Segala sesuatu yang diposisikan lebih berharga, lebih mulia, lebih berarti, lebih menentukan dari pada Tuhan[8]. Itulah berhala. Oleh karena itu orang boleh saja berkata “Puji Tuhan, aku orang Kristen, tidak ada patung berhala di rumah....” Benar, namun berhala bisa saja bukan merupakan sesuatu obyek agamawi yang ada di suatu tempat ibadah. Berhala adalah segala sesuatu yang kita hargai lebih dari Tuhan sendiri! Kalau demikian apa saja bisa menjadi berhala seperti uang, jabatan, istri, suami, anak-anak, rumah, orang tua, hobi, dsb. Karena itu Firman Tuhan minggu ini mengingatkan kita dengan keras agar membersihkan hati kita, rumah kita, kantor kita dengan berhala dalam bentuk apapun. Artinya segala sesuatu yang ada pada kita apakah uang, kekayaan, kedudukan, atau apapun itu bukan hal yang nomor satu bagi kita, melainkan Allah. Itulah yang benar. Bila demikian percayalah sesuai janji Tuhan, ia akan menyataakan kasih setianya kepada kita dan keturunan kita.
Pondok Gede, 15 Januari 2010
Pdt.S.Brahmana
--------------------------
[1] Bd.Yohanes 3:16, 15:16
[2] Dalam hal ini orang Israel yang telah dibebaskan dari perbudakan di Mesir menjadi orang merdeka, yang telah mengalami sendiri betapa kuasa Allah yang luarbiasa yang membuat mereka dapat berjalan menyeberangi Laut Merah dan mujizat-mujizat yang lain dan yang telah menjadikannya sebagai umatNya.
[3] Keluaran 34:17
[4] Dr.I.J.Cairns, Tafsiran Kitab Ulangan Psal 1-11. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2003, hal. 113
[5] Yohanes 3:16; 14:6; 11:25
[6] Bd.1 Petrus 2:9
[7] Galatia 4:8-11
[8] Dapat juga seperti yang disebutkan dalam Galatia 4:10


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment