Thursday, 15 July 2010

Sermon-Khotbah Pengkhotbah 6:1-12, Minggu 18 Juli 2010

Khotbah Minggu 18 Juli 2010 (Sermon Klasis Jakarta-Bandung 14 Juli 2010)
By: Pdt.Arif Bangun

Thema:
NIKMATILAH APA YANG ADA PADA ANDA
(Nanamilah kai si lit ibas kam)

Introitus: Filipi 4:12; Pembacaan: II Petrus 2:10-15
Khotbah: Pengkhotbah 6:1-12

Pendahuluan.
Pengkhotbah boleh dikatakan adalah pengamat yang sangat jeli melihat kehidupan ini. Berdasarkan pengalaman dan pengamatanya tentang hidup ini, Ia mengibaratkan hidup ini sebagai sebuah perjalananan, berjalan di suatu lingkaran yang tidak berujung. Pada saat kita mencapai satu titik yang kita anggap sebagai ujung jalan, kita menjadi sadar bahwa di depannya masih terbentang jarak yang harus di tempuh. Kehidupan manusia tidak pernah berhenti dan merasa puas. Mereka yang belum punya mobil misalnya; setelah memilikinya akan tetap mencari yang lebih bagus, terbaru dsbnya. Sehingga tidak ternikmati yang telah ada, kalaupun dirasakan itu hanya sekejap, tidak kekal dan menjadi sia-sia. Inilah salah satu kemalangan yang dilihat pengkhotbah terjadi di kehidupan manusia.

Penjelasen Nas
Kemalangan dibawah matahari yang sangat menekan manusia (ay.1b). Kemalangan biasa dihubungkan dengan kegelapan (duka)/ “kematian”[1]. Jadi jikalau ada yang menderita/kesulitan di bawah terang matahari dimana lagi dia bisa senang? Pasti menjadi beban yang sangat berat di dalam hidup bila orang kaya dan terhormat tidak mendapat dukungan hidup dari kekayaan dan kedudukanya. Yesus menyuruh mereka yang seperti ini untuk menjual harta, membagikannya pada orang lain dan meninggalkan kedudukan/kehormatannya untuk “mengikut Yesus”[2].

..tetapi orang itu tidak di karuniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya….(ay.2). Orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan tidak dapat menikmatinya. Bagaimana bisa? Apakah Allah tidak ingin manusia menikmati kekayaan dan kehormatan yang dikaruniakanNya? Pasti kita semua menjawab tidak begitu, Allah pasti menginginkan kita juga bisa menikmati semuanya termasuk yang fana/tidak kekal seperti harta, kedudukan, keluarga bahkan pekerjaan dapat kita nikmati. Karena dengan ini semua hidup lebih dapat dinikmati. Oleh sebab itu Pengkhobah juga menasehatkan; “ Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat pada tanganmu pada petang hari..”[3] Karena “tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya….bahwa inipun dari tangan Allah”[4].

Benar, bahwa semuanya sia-sia yang ada dimuka bumi, tetapi tidak semua menjadi…. kesia-siaan dan penderitaan yang pahit (ay.2c), ada juga yang manis, enak, indah, menarik pada saat-saat tertentu yang ditemukan manusia di dalam perjalanan hidupnya - dan tidak mungkin kita lestarikan. Mereka yang menginginkan barang fana menjadi kekal dan “meninggalkan/mengabaikan yang kekallah”[5], menemukan di kehidupannya kesia-siaan dan penderitaan yang pahit yang semakin menekan ini. Mereka sebenarnya tidak perlu berumur panjang (ay.3) dan lebih baik tidak terlahir ke dunia ini (ay.4-6). Untuk apa lahir dan berumur panjang kalau toh hanya menuju kesia-siaan dan dan di tempuh dengan penderitaan yang pahit dan semakin hari/lama semakin menekan kita?

Siapa manusia, apa keinginannya dan bagaimana prilakunya (ay.7-12)
· Segala jerih payahnya untuk mulutnya tetapi tidak terpuaskan.
· Orang berada menuruti nafsunya, orang miskin jadi penonton, juga sia-sia.
· Suka berpekara, berdebat termasuk dengan Allah yang lebih tinggi darinya. Meski yang di perdebatkan tidak diketahuinya karena keterbatasannya. Inilah yang ada dibawah matahari dan mungkin kehidupan kini. Bagaimana orang percaya melakoninya?

Paulus dalam surat Filipi 4:12 (intro) memahami apa arti hidup (bdg.Filipi.1:21)[6], Ia dapat tetap bekerja keras dan menikmati semua pekerjaan sebagai hamba Allah. Sukacita dan nikmat bekerja saja telah Paulus peroleh berdasarkan persekutuannya dengan Yesus Kristus, apalagi menerima upahnya tentu lebih mudah menikmati dan mensyukurinya. Persekutuan dengan Kristus memampukan Paulus untuk selalu mendapatkan ”pikiran dan perasaan Yesus”.[7]

II Petrus (bacaan), mengecam nabi-nabi dan guru-guru palsu yang karena keegoisanya justru melakukan, memelihara, mengembangkan, menjadikan budaya maupun melestarikan hal yang bertentangan dengan kehendak Allah. Dengan cara Melawan, menghina, menghujat, pemerintahan Allah (II Petrus 2:10-13). Berpoya-poya siang hari dianggap kenikmatan (ay.13b), padahal siang hari seharusnya bekerja bila perlu sampai malam[8]. Konsumtif dan penuh nafsu jinah-tidak pernah jemu/bosan dengan dosa, terlatih dalam keserakahan, sesat dan menyesatkan orang lain (ay.14). merekayasa supaya mendapatkan upah dari kejahatannya (ay.15-16).

Pointer Aplikasi
1) Hidup ini tiada berarti…hanya kasih sayang … didalam dunia, selalu ku berdoa kepadaMu Tuhan… jangan kau biarkan hidupku tersiksa..lautan kan kuseberangi, gunungpun akan kudaki hanya untukku mencari dimana kebahagian ini… merupakan potongan syair lagu yang cocok untuk Firman Tuhan pada Minggu ini. Walau hidup ini sia-sia/tiada berarti tapi masih lebih dapat di nikmati dengan kerja keras. Mencari - menikmati ataupun menikmati – mencari, harus sama arti dan praktek di kehidupan kita yang percaya pada Yesus Kristus. Ada keseimbangan kerja keras dan menikmati hasil kerja keras.

2) Memaknai sekaligus menikmati yang sedikit atau banyak sama saja. Semuanya dari Tuhan pemilik segalanya. Susahnya orang miskin sulit mendapatkan makanan, orang kaya banyak mulut yang harus mereka beri makan. Keduanya harus tetap bekerja dan melaksanakan peran, baik orang miskin maupun orang kaya. Bila menyimpang dan menolak akan menimbulkan malapetaka. Bila ini dapat tetap di syukuri dan di jalani tentu kita sama seperti Paulus (introitus) dan orang percaya lainya.

3) Sebagai hamba Allah maupun orang percaya, sikap dan gaya hidup kita yang mencerminkan Iman percaya kita sangat mempengaruhi lingkungan jemaat/masyarakat kita. Cerminan kehidupan kita menunjukkan kita nabi, guru, orang percaya, yang asli atau palsu. Mereka yang asli akan semakin sukacita bekerja dan menikmati apa yang ada padanya. Mereka yang palsu akan semakin tertekan dan merasa pahit maupun getir di dalam pekerjaan dan kehidupan yang sia-sia ini. Tuhan selalu beserta kita.

Cijantung, 12 juli 2010
Pdt. Arif Bangun

-----------------------------------
[1] 1 Sam.2:9b, ….tetapi orang-orang fasik akan mati dan binasa dalam kegelapan….
[2] Bdg. Lukas. 18: 18-22. Yesus melihat hanya satu hal lagi yang belum dilakukan orang kaya dan terhormat ini yakni membagikan harta dan jadi pengikut Yesus…alangkah sedih dan kecewanya ia karena hartanya sangat banyak.
[3] Pengkhotbah 11:6. Bekerja dan mengelola pekerjaan dari pagi sampai sore, ini kami pikir dan rasa dapat dilakukan bila kita tertarik dan menikmati pekerjaan kita tersebut.
[4] Ibid 2:24. Kedua nats ini tampaknya harus sejajar, tidak ekstrim. Bekerja dan menikmati hasil kerja harus harmonis. Supaya tidak jatuh kepada hidup bermalas-malasan maupun konsumtif aatau sebaliknya.
[5] Meninggalkan/Mengabaikan yang kekal sering dilakukan karena ketidak mampuan memperolehnya dengan kekuatan sendiri, oleh sebab itu Allah menganugerahkannya pada kita di dalam Yesus.
[6] Karena bagiku hidup adalah Kristus mati adalah keuntungan
[7] Filipi 2:5 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Yesus”
[8] II Tes.3:8

------------------------------
Pdt.Damen pandia
Tips supaya dapat menikmati apa yang ada:
a. Mensyukuri apa yang ada, bukan sebaliknya. Ilustrasi: Seorang yang makan di warung Padang. Dia minta makan. Ketika hidangan datang dan melihat nasi yang dihidangkan porsinya dianggap sedikit, maka sebelum makan dia sudah minta tambah nasi. Dia belum menikmati apa yang ada, apakah enak atau tidak, yang dipikirkan nasi yang dihidangkan tidak cukup baginya. Bukankah dalam hal lain juga sering seperti ini? Akibatnya kita kurang dapat mensyukuri apa yang ada.
b. Mengucap syukur dengan perbuatan. Misalnya memberi persembahan.
c. Bermakana bagi orang lain
d. Menikmati jerih payah
e. Cukupkanlah apa yang ada hari ini

E.P.Sembiring.
Tips menikmati hidup: Pergunakanlah SMS yang benar jangan SMS yang salah. SMS yang benar: “Syukuri Menerima Sebagaimana ada” dan “Senang Melihat orang Senang”; SMS yang salah: “Senang melihat orang susah” atau Sudah Melihat orang Senang”.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment