KHOTBAH MINGGU 08 AGUSTUS 2010
Oleh: Pdt.Amat Ginting Jawak,S.Th
Introitus:
Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH/ Aku jine kap si mpermakani biri-biringKu, janah Kubahan ingan pengadi-ngadinna. Enda me katangKu, Aku TUHAN si Erdolat (Yehezkiel 34:15).
Pembacaan: Yerfemia 23:1-8; Khotbah: Yohanes 10:11-18
Thema:
Allah yang menggembalakan orang percaya/
Dibata mpermakani kalak si tek.
Allah yang telah membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir ke Tanah Kanaan (Tanah Perjanjian), sangat mempengaruhi konsep pemahaman bangsa Israel tentang arti seorang gembala. Untuk dapat sampai ke tanah Kanaan diperlukan seseorang yang sanggup memimpin, menjaga atau menggembalakan bangsa Israel dalam perjalanan dan dari musuh-musuh yang harus dihadapi. Pengertian gembala yang dimengerti bangsa Israel, dipakai Tuhan Yesus untuk memperkenalkan diriNya sebagai gembala kepada murid-muridNya dan juga orang banyak. Di Palestina ysng terdapat banyak padang rumput yang hijau menyebabkan banyak orang bekerja menjadi gembala. Di dalam Alkitab hubungan Allah dengan bangsaNya sering digambarkan seperti gembala dengan dombanya (Mazmur 111:3).
Tuhan Yesus sering memperkenalkan diriNya sebagai orang yang dibutuhkan manusia:
1. Sebagai roti kehidupan (Yohanes 6:35)
2. Air kehidupan (Yohanes 7:38)
3. Terang dunia (Yohanes 8:12)
4. Gembala yang benar (Yohanes 10)
5. Pokok anggur (Yohanes 15).
Khotbah
Perlukah seorang gembala dalam hidup kita? Yesus menyatakan bahwa Dia sebagai gembala bersedia mati bagi domba-dombanya.
1. Gembala yang baik, mengasihi domba -dombanya.
a) Dengan Kasih yang melebihi Kasih seorang ayah dan ibu (mzm 27:10)
b) Dengan Kasih yang melebihi Kasih seorang saliabat (Ayb 19 : 13)
c) Dengan Kasih yang melebihi Kasih seorang kekasih (Yer 30 :14)
2. Gembala yang baik, mengenal domba-dombanya.
a) la mengenal sejak dalam rahim ibu mu (Mzm 139:13)
b) la mengenal kita,lebih dari kita mengenali diri kita sendiri (Yeh 18:20)
c) la tahu apa yang ada dalam hati kita dan pikiran kita (Mzm 139 :23)
3. Gembala yang baik, mencukupi keperluan domba-dombanya.
a) Kepeluan Jasmani (Mzm 23 : 1-2)
b) Keperluan Jiwani (Mzm 23 : 3)
c) Keperluan Rohani (Mzm 23 : 6)
4. Gembala yang baik, menuntun domba - dombanya.
a) Menuntun pada jalan berkat (mzm 23:2 ; Mzm 3:9)
b) Menuntun pada jalan damai sejahtera ( Mzm 23 : 4)
c) • Menuntun pada jalan keselamatan( Yes 59 : 1 ) .- '
d) Menuntun sampai dalam kekekalan ( Maz 23 : 6)
5. Gembala yang baik, menjaga domba-dombanya.
a) Menjaga dari marabahaya (mzm 27 : 5 )
b) Menjaga dari sakit -- penyakit (mzm 91:2-6)
c) Menjaga dari kebinasaan (Mzm 40 : 3 )
6. Gembala yang baik, menyelamatkan domba dombanya dari musuh.
a) Musuh orang percaya adalah iblis (Kej 3:15)
b) Di mana ada Allah, berseraklah musuhNya (Mzm 68 : 2 )
Jikalau Yesus sebagai gembala, maka kita perlu introspeksi diri, supaya jangan menjadikan kuasa dunia sebagai gembala kita, tetapi hanya Yesus. Sebagai domba kita pun perlu menegenal gembala kita. Jagalah supaya kita tidak seperti domba tersesat, yang meninggalkan gembalanya, juga selaku anak-anak Tuhan, kita bertanggungjawab menjadi gembala terhadap sesama kita. Sebab jikalau ada teman kita atau sesama kita binasa oleh karena tidak kita nasehati, Tuhan akan menuntut pertanggungan jawab kepada kita (Yehezkiel 3:18).
---------------------------------------------
Catatan Sermon:
1. Khotbah minggu ini dapat kita bagi menjadi 3 bagian: Pertama, bagaimanakah gembala yang baik itu. Gembala yang baik mengenal dombanya. Kedua, bagaimana gembala yang baik detengah-tengah jemaat Tuhan. Sebagai gembala yang baik selalu memperhatikan jemaatnya, menyapa jemaat. Ketiga, bagaimana sikap kita (sebagai gembala) ditengah-tengah keluarga. Apakah anak kita masih mendengar suara kita, dan kita sungguh-sungguh mengenal anak kita?
2. Mengenai gembala dapat dekemukakan (1) Tradisi Yahudi, gembala kurang mempunyai identitas, sebab waktunya lebih banyak dihabiskan dipadang bersama domba yang digembalakannya. Perhatiannya pokus kepada dombanya, (2) ia sangat mnengenal dombanya, (3) walaupun umumnya manusia mengenggap gembala tidak ada apa-apa secara sosial, namun sesungguhnya usaha atau pekerjaan gembala sangat dibutuhkan manusia seperti susu, daging, bulu domba untuk dijadikan pakaian.
3. Melalui khotbah minggu ini, mengingatkan kita paling tidak terhadap 2 hal. Pertama, melalui khotbah ini agar kita buktikan bahwa Yesuslah gembala yang sesungguhnya dan satu-satunya dalam hidup kita. Hal ini penting sebab dalam dunia ini bisa saja sadar atau tidak sadar ada banyak yang kita jadikan gembala dalam hidup kita, dan bukan Yesus. Misalnya antara lain, pekerjaannya. Ada juga orang kaya, orang yang mempunyai kuasa menjadi gembalanya, bukan Yesus. Mungkin yang kita jadikan gembala tersebut dapat memberi apa yang kita harapkan. Tetapi adakah mereka bersedia mengasihi kita dan berkorban tanpa pamrih? Apakah mereka mau atau bersedia mati bagi kita? Yesus sebagai gembala tidak demikian. (1) Tuhan Yesus sebagai gembala yang baik bersedia dan bahkan telah mati agar kita sebagai dombanya selamat, tidak binasa melankan memperoleh kehidupan yang penuh bahagia yakni kehidupan kekal. (2) Yesus juga mengetahui semua musuh kita, dan Yesus pasti menolong kita. Kedua, bagaimana kita menyiapkan diri atau memberlakukan diri kita sebagai domba, sehingga Yesus sungguh-sungguh menjadi gembala kita. Mengenai hal ini 3 hal dapat kita lakukan. (1) menjadikan dirikita sebagai domba yang patuh, (2) penyerahan diri, sebab Dialah yang mengetahui segala sesuatu, (3) meminta petunjuk. Dalam menghadapi banyak pilihan tersebut bisa jadi kita tidak tahu mana yang baik, karena itu selalulah meminta petunjuk Tuhan.
4. Seperti babi yang hidup dalam perbatasan kabupaten Karo, Simalungen dan Toba. Kalau orang Karo memanggil makan babinya dengan mengatakan “nduana”, orang Simalungun memanggil makan babinya dengan memanggi “Jahiri” dan orang Toba dengan “….”. Memang sama-sama babi, namun ketika ada suara “nduana” bukan babi Simalungun atau toba yang datang tetapi babi orang karo. Demikian jugta ketika terdengar panggilan “jahiri” maka yang datang babi Simalungun. Mengapa? Sebab babi tersebut tahu dan mengenal suara panggilan tuannya atau yang empunya dia. Sehingga ia datang dan menyantap makanan yang disediakan. Maksud dari contoh ini ialah agar walaupun banyak yang memanggil kita menawarkan banyak tawaran termasuk masadepan cerah, hanya suara Yesus yang kita kenal dan dengarkan. Jika babi mengenal tuannya, tentu lebih lagi kita selaku manusia.
4) Kerbo jalang limang, adi la ngenca sira-sirai la tandaina punana. Sebagai domba, kita seharusnya tidak demikian. Kita tetap percaya kepada Tuhan dan tetap berserah walaupun keadaan tidak seperti yang kita harapkan. Tanda kita mengenal Gembala yang benar yakni Tuhan Yesus, kita patuh kepada Firmannya salah satu taat beribadah.
0 komentar:
Post a Comment