KHOTBAH PENUTUPAN PI KLASIS JAKARTA-BANDUNG
DI WILAYAH KLASIS KUALA LANGKAT
Tanggal 30 Agustus 2010 Di Bukitlawang
DI WILAYAH KLASIS KUALA LANGKAT
Tanggal 30 Agustus 2010 Di Bukitlawang
----------------------------------------------------------
NAS: Lukas 10:17-20
Thema:
Bergembiralah karena namamu terdaftar di Sorga
Melalui perikop ini saya mau menjelaskan mengenai kata “meriah” (gembira/bersukacita). Banyak hal yang membuat kita gembira atau bersukacita. Bagi orang yang belum pernah ke Bukitlawang dan sekarang boleh sampai di Bukitlawang mungkin merasa sangat gembira atau bersukacita. Bagi Bp.Klasis Kuala Langkat juga mungkin merasa sangat gembira atau bersukacita karena team PI Klasis Jakarta-Bandung mau membantu meraka memberitakan Injil atau melayani jemaat yang ada di wilayah klasis meraka. Bagi keluargakeluarga yang dipilih menjadi tempat tinggal kelompok team PI untuk melayani dan memberitakan Injil di desa meraka mungkin merasa bergembira/bersukacita karena sudah diberi kesempatan rumah mereka menjadi tempat menginap kelompok team PI. Demikian juga jemaat dan khususnya peribadi lepas pribadi yang telah dikuatkan dari masalah yang dihadapi, terlebih mereka yang telah disembuhkan dari sakit penyakit atau kuasa kegelapan sudah pasti sangat bergembira dan bersukacita. Demikian juga team PI Klasis Jakarta-Bandung sudah pasti sangat bergembira dan bersukacita (1) karena telah diberikan kesempatan untuk ber-PI secara langsung dan hidup ditengah-tengah jemaat, (2) karena telah menyaksikan bagaimana kuasa Tuhan sangat yata dan luar biasa dalam pelayanan mereka, jemaat menjadi sangat bergairah untuk bersekutu, yang sakit disembuhkan, dan yang dibelenggi atau dikuasai kuasa kegelapan di lepaskan, (3) karena telah dapat menyelesaikan tugas pelayaan ber-PI selama satu bulan sebagaimana sudah di tetapkan, (4) banyak hal lagi yang mendatangkan kegembiraan atau sukacita. Dan saya sendiri sebagai ketua klasis Jakarta-Bandung dan sekaligus sebagai anak langkat sangat bergembira bahwa Klasis Jakarta-Bandung dapat melakukan sesuatu yang berguna bagi masyarakat Langkat, khususnya masyarakat diwilayah klasis Kuala Langkat. Tentunya Moderamen, khususnya Kabid Marturia juga sangat bergembira atas kegiatan PI Klasis Jakarta-Bandung ini.
Banyak hal dalam hidup kita yang membuat kita merasa gembira atau bersukacita. Misalnya kelapa sawit kita sudah panen dan menghasilkan pemasukan yang menggembirakan, anak kita tamat kuliah dan sudah mendapat pekerjaan, dsb. Tetapi bagi orang percaya kegembiraan atau sukacita yang sesungguhnya bukanlah hal tersebut. Sukacita atau kegembiraan kita sebagaimana yang dikemukakan Yesus dalam ayat 20, nama kita terdaftar di surga. Hal ini yang paling penting, lebih dari apa pun. Dan hal ini bukan dihasilkan oleh karena kerajinan kita ke gereja, melakukan yang baik, ber-PI, dapat mengusir setan, dapat berbahasa Roh, dll. Tapi semata-mata oleh karena kasih karunia atau anugrah Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus. Mengapa di dalam Yesus Kristus? Karena oleh Yesus Kristuslah Allah berkenan kepada manusia. Tanpa Yesus setiap orang tidak akan berkenan kepada Allah (Yohanes 14:6). Dan hal ini terjadi ketika kita menyatakan mempercayakan diri kepada Tuhan Yesus. Saya memakai istilah ini (mempercayakan diri) sebab menurut saya orang percaya belum tentu mempercayakan diri, tapi orang yang mempercayakan diri sudah pasti percaya. Dan kata mempercayakan diri berarti mempasrahkan hidup kita, atau menggantungkan hidup kita kepadaNya saja. Berarti mempercayakan masadepan kita hanya kepadaNya, bukan kepada kebun kelapa sawit, bukan kepada nini galuh, nini Turangi, dsb. Mempercayakan masadepan kepadanya bukan berarti kita tidak usah berkerja dengan rajin. Bukan demikian. Sebab tanda kita percaya kepada Tuhan Yesus adalah memperlihatkan hidup yang rajin bekerja, rajin ke gereja, rajin berbuat baik, rajin ber-PI, dsb. Sebagaimana disebutkan di atas mengenai anugrah, bahwa nama kita terdaftar disurga itu semata-mata oleh karena kasih karunia atau anugrah di dalam Tuhan Yesus, lantas tidak lagi perlu rajin ke gereja, rajin berbuat baik, dsb. Pemahaman kita tentang ini adalah kita berbuat baik, rajin kegereja, rajin ber-PI bukan supaya kita lebih berkenan kepada Allah lantas kita memperoleh keselamatan atau nama kita terdaftar di surge, tidak. Tetapi itu semua kita lakukan dengan sungguh-sungguh sebagai tanda bahwa benar nama kita sudah terdaftar di sorga, benar bahwa kita sudah memperoleh keselamatan oleh karena percaya kepada Yesus Kristus.
Saya mengutif pemahaman Calvin tentang predestinasi. Menurut Calvin semua orang telah dipredistinasikan atau ditentukan memperoleh selamat dan yang tidak memperoleh selamat. Menegai hal ini orang-orang yang tidak setuju dengan pendapat ini mengatakan “kalau demikian untuk apa ber-PI, untuk apa melakukan kegiatan-kegiatan gereja, berbuat baik, dsb, jikalau semuanya sudah ditentukan?” Saya setuju dengan penjelasan Calvin bahwa dengan pemahaman predestinasi bukan berarti tidak perlu lagi ber-PI, melakukan kegiatan-kegiatan gereja, atau berbuat baik. Tetapi sebagaimana jemaat Calvin pada jamannya berlomba-lomba memperlihatkan hidup yang baik sesuai dengan Firman Tuhan, dan bergiat untuk ber-PI untuk memastikan bahwa diri kita benar sudah dipredestinasikan selamat, bukan sebaliknya. Saya piker ada kesamaan pemahaman bahwa kita berbuat baik bukan supaya diselamatkan, tetapi karena kita sudah diselamatkan. Oleh karena itu, marilah masing-masing kita bergembira dan bersukacita bahwa nama saudara dan saya sudah terdaftar di surga.
Kuala, 28 Agustus 2010
Pdt.S.Brahmana
Banyak hal dalam hidup kita yang membuat kita merasa gembira atau bersukacita. Misalnya kelapa sawit kita sudah panen dan menghasilkan pemasukan yang menggembirakan, anak kita tamat kuliah dan sudah mendapat pekerjaan, dsb. Tetapi bagi orang percaya kegembiraan atau sukacita yang sesungguhnya bukanlah hal tersebut. Sukacita atau kegembiraan kita sebagaimana yang dikemukakan Yesus dalam ayat 20, nama kita terdaftar di surga. Hal ini yang paling penting, lebih dari apa pun. Dan hal ini bukan dihasilkan oleh karena kerajinan kita ke gereja, melakukan yang baik, ber-PI, dapat mengusir setan, dapat berbahasa Roh, dll. Tapi semata-mata oleh karena kasih karunia atau anugrah Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus. Mengapa di dalam Yesus Kristus? Karena oleh Yesus Kristuslah Allah berkenan kepada manusia. Tanpa Yesus setiap orang tidak akan berkenan kepada Allah (Yohanes 14:6). Dan hal ini terjadi ketika kita menyatakan mempercayakan diri kepada Tuhan Yesus. Saya memakai istilah ini (mempercayakan diri) sebab menurut saya orang percaya belum tentu mempercayakan diri, tapi orang yang mempercayakan diri sudah pasti percaya. Dan kata mempercayakan diri berarti mempasrahkan hidup kita, atau menggantungkan hidup kita kepadaNya saja. Berarti mempercayakan masadepan kita hanya kepadaNya, bukan kepada kebun kelapa sawit, bukan kepada nini galuh, nini Turangi, dsb. Mempercayakan masadepan kepadanya bukan berarti kita tidak usah berkerja dengan rajin. Bukan demikian. Sebab tanda kita percaya kepada Tuhan Yesus adalah memperlihatkan hidup yang rajin bekerja, rajin ke gereja, rajin berbuat baik, rajin ber-PI, dsb. Sebagaimana disebutkan di atas mengenai anugrah, bahwa nama kita terdaftar disurga itu semata-mata oleh karena kasih karunia atau anugrah di dalam Tuhan Yesus, lantas tidak lagi perlu rajin ke gereja, rajin berbuat baik, dsb. Pemahaman kita tentang ini adalah kita berbuat baik, rajin kegereja, rajin ber-PI bukan supaya kita lebih berkenan kepada Allah lantas kita memperoleh keselamatan atau nama kita terdaftar di surge, tidak. Tetapi itu semua kita lakukan dengan sungguh-sungguh sebagai tanda bahwa benar nama kita sudah terdaftar di sorga, benar bahwa kita sudah memperoleh keselamatan oleh karena percaya kepada Yesus Kristus.
Saya mengutif pemahaman Calvin tentang predestinasi. Menurut Calvin semua orang telah dipredistinasikan atau ditentukan memperoleh selamat dan yang tidak memperoleh selamat. Menegai hal ini orang-orang yang tidak setuju dengan pendapat ini mengatakan “kalau demikian untuk apa ber-PI, untuk apa melakukan kegiatan-kegiatan gereja, berbuat baik, dsb, jikalau semuanya sudah ditentukan?” Saya setuju dengan penjelasan Calvin bahwa dengan pemahaman predestinasi bukan berarti tidak perlu lagi ber-PI, melakukan kegiatan-kegiatan gereja, atau berbuat baik. Tetapi sebagaimana jemaat Calvin pada jamannya berlomba-lomba memperlihatkan hidup yang baik sesuai dengan Firman Tuhan, dan bergiat untuk ber-PI untuk memastikan bahwa diri kita benar sudah dipredestinasikan selamat, bukan sebaliknya. Saya piker ada kesamaan pemahaman bahwa kita berbuat baik bukan supaya diselamatkan, tetapi karena kita sudah diselamatkan. Oleh karena itu, marilah masing-masing kita bergembira dan bersukacita bahwa nama saudara dan saya sudah terdaftar di surga.
Kuala, 28 Agustus 2010
Pdt.S.Brahmana
0 komentar:
Post a Comment