Thursday, 2 December 2010

Sermon-Khotbah Roma 2:1-11, Minggu 12 Desember 2010 (Advent III)

KOTBAH MINGGU, 12 DESEMBER 2010

Introitus: Ulangan 30 : 19; Bacaan: Yehezkiel 18 : 21 - 24
Khotbah: Roma 2 : 1 - 11

Thema: Hidup yang benar dalam menyongsong kedatangan Tuhan
(Kegeluhen si payo ibas ngalo-ngalo kerehen Tuhan)

Pendahuluan
Bila kita diperhadapkan pada realitas kehidupan ini, maka tidak bisa tidak baik secara sadar maupun tidak sadar kita dibawa untuk melakukan pilihan. Ketika kita pergi ke suatu tempat, di sana kita harus membuat pilihan, ketika kita hidup dalam keluarga, gereja, masyarakat, dan di mana saja; kita harus membuat pilihan. Ketika pilihan kita tepat dan benar maka akan menumbuhkan rasa senang dan puas. Namun bila pilihan yang kita buat itu ternyata salah maka ada rasa tidak puas. Lalu, bagaimana dengan kehidupan iman kita, sudah tepatkah atau sudah benarkah pilihan kita? Juga, bagaimana pertanggungjawaban kita akan pilihan kita itu, sudah benar juga kah? Inilah yang menjadi topic khotbah kita memasuki Adven III ini.

Pendalaman Nats
Bahagian introitus menunjukkan “keseriusan” Allah kepada umatNya tentang pilihan hidup yang seperti apa yang diperhadapkannya. Jelas sekali bahwa Allah sepertinya memberikan kebebasan kepada umatNya untuk memilih. Namun pilihan-pilihan yang ditawarkan oleh Allah itu punya akibat yang sangat berbeda. Lihat saja : kematian vs kehidupan; berkat vs kutuk. Namun ada “anjuran” agar kita memilih kehidupan. Ini jelas memperlihatkan sifat Allah yang sangat peduli dengan kehidupan umatNya.

Selanjutnya, kitab Yehezkiel 18 : 21 – 24 juga semakin mempertegas “keinginan Allah” bagi umatNya. Adanya perubahan hidup dari “salah” menjadi “benar; dari “jahat” menjadi “baik”; dari “fasik” menjadi “bertobat”. Namun Allah sangat tidak menginginkan apabila umatNya yang benar beralih menjadi tidak benar. Secara gamblang diungkapkan bahwa “kebenaran-kebenaran” yang selama ini dilakukannya tidak dapat menyelamatkannya dari hukuman apabila ia tidak hidup pada “rel kehidupan” yang ditentukan Allah. Pernyataan ini menjelaskan juga bagi kita tentang pentingnya menjaga kesetiaan hidup pada apa yang dikehendaki oleh Allah.

Bagaimana dengan khotbah (Roma 2 : 1 – 11)? Apa yang bisa kita temukan disana? Secara runtut kita bisa melihat ada beberapa pikiran pokok Paulus di dalamnya :

  1. Setiap manusia harusnya menyadari bahwa dalam kehidupannya ada “sisi gelap” yang pernah dilakukan yang menjadikan kita menjadi “manusia yang tidak sempurna dalam kebenaran” (ay. 1). Dengan dasar pikir ini, maka cara pandang kita akan “kesalahan” yang dilakukan oleh orang lain bukan menjadikan kita sebagai “hakim” yang berhak untuk mengadili atau menghakimi. Namun dengan melihat kesalahan atau ketidakbenaran yang dilakukan oleh orang lain justru menjadikan kita bisa melihat kekurangan kita dan melakukan introspeksi diri.
  2. Jangan pernah katakan bahwa “Allah tidak adil”. Terlebih lagi mengatakan bahwa Allah memang berkeinginan untuk menghukum umatNya. Itu tidak benar. Sifat Allah adalah Allah yang Adil. Selain itu, Allah kita adalah Allah yang senantiasa memberikan peluang atau kesempatan bagi kita untuk lebih mengenal sifat-sifatNya. Artinya, ketika kita “sedang jauh” dariNya, maka Allah tidak serta merta menjatuhkan vonis bahwa kita sudah “terbuang” dari komunitas keselamatan yang diharapkanNya. Justru, sangat terbuka kesempatan bagi kita untuk berbalik menyadari bahwa kitalah yang tidak adil sudah meninggalkan haribaanNya. Namun ketika peluang-demi peluang sudah diberikan dan akhirnya kita tetap memilih untuk menjauhinya maka hukuman pasti menjadi bahagian kita.
  3. Untuk itu pada ayat 4, Paulus menekankan perlunya kita jujur menyatakan bahwa Allah itu sangat peduli dan pemurah, sabar dan lapang hati. Semua ini dilakukanNya untuk menunjukkan betapa besar kepedulianNya kepada umatNya. Ia mengabaikan segala ketidakbenaran dalam kehidupan kita ketika kita menjauhiNya. Ia senantiasa menawarkan “pertobatan” dan “perubahan” kepada kita. Theologi Paulus senantiasa menekankan bahwa kita selamat bukanlah karena kesempurnaan kita melakukan kehendakNya, melainkan kita selamat karena anugrahNya. Nah, karena anugrahNya itulah maka kita berusaha untuk “menyempurnakan” kasih penyelamatanNya melalui hidup benar dan senantiasa bersyukur.

Pointer Aplikasi
Bila kita hubungkan dengan thema khotbah minggu ini “Hidup benar dalam menyongsong kedatangan Tuhan”, ada beberapa hal relevan untuk kita perhatikan. Diantaranya :

  1. Perkataan Yohanes Pembaptis : “Bertobatlah, Kerajaan Surga sudah dekat”. Ini menyadarkan kita tentang apa saja yang telah kita jalani dalam kehidupan kita. Pada bagian pengantar sudah dituliskan tentang sudah benarkah pilihan kita dan apakah juga sudah benar cara kita mempertanggungjawabkan pilihan kita; karena secara umum kita akan jawab pilihan kita adalah menjadi anak Tuhan dan pengikut Kristus. Namun pada tatanan kenyataannya, implementasi kebenaran pada pilihan kita itu yang seringkali masih melenceng. Ini disebabkan masih mendominasinya keinginan untuk “menyenangkan keduniaan kita”. Apalagi dengan “kekerasan hati kita” sepertinya kita merasa bisa menguasai “waktu”. Ada ungkapan awam “senang di waktu muda, tobat di waktu tua”. Inilah yang tidak benar.
  2. Pilihan yang Allah nyatakan serta anjuranNya pada bagian introitus hendaknya menjadilakn kita menjadi semakin sadar bahwa kasih Allah kepada kita sangatlah besar. Untuk itu mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh Josua juga menjadi sangat penting (Yosua 24 : 15), bahwa kita juga dengan seisi keluarga kita melakukan pilihan yang benar. Dan ketika pilihan itu sudah kita lakukan, hiduplah dalam kebenaran (bandingkan dengan 2 Petrus 1 : 3 – 11).
  3. HIDUPLAH DALAM KEBENARAN DAN CARILAH KEINGINAN TUHAN, MAKA KITA AKAN PEROLEH KEBAIKANNYA. (MATIUS 6 : 33).

Pdt. Benhard Roy Calvyn Munthe
081361131151

Catatan Sermon:
(1) Salah sada pengajaren Yesus eme menekanken gelah ula kita menghakimi kalak ibas kalak salah e. Lit 5 poin uga kita menaggapi salah kalak alu la menghakimi. (1) reh gegehna kita nalahken kalak reh gegehna hukumen man banta. (2) Ibas kalak karo, lit kesalahan kalak igejapken mesera kalak berubah. Emaka surubah cara rukur eme adi lit kalak kalak salah, robah nge ia pagi (kai pe la gelgel), (3) Nen pengalamen Yesus, ibas kalak e ersalah salih atena mekuah Bage min caranta. (4) Sitingkatken Kemampun ngalami salah kalak, sebab adi la bage latih siakap, sebab reh mbuena kita bergaul, reh buena kalak sitandai reh buena ngenda usur kalak si erbahan salah; (5) Lit kalak ersalah, si sadari pe maka kita pe rusur kap erbahan sala. Enda me perubahen rukur.

(2) Payo kita ilarang saling menghakimi, tapi labo berarti sipediat kalak tetap salah. Salah sada tugasta emelsaling ngajari, sikataken jalan lurus.

(3) Ilustrasi kerna nuduh. Adi situduh kalak alu tanta, 3 jari nuduh kita, sada jari (kembal-kambal) nuduh ku das (Tuhan), ras sada ngenca man kalak. Tapi beda adi cara nuduhta bagi kalak Sunda. Biasana cera kalak Sunda nuduh eme kambal-kambalna nuduh, berarti 4 jari nuduh kita, sada jari ngenca nuduh kalak. Emaka ula kita saling menuduh/menghakimi.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment