Introitus:
Yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus (Efesus 3:6) /RahasiaNa enda e me: Arah Berita Si Meriah, kalak si labo Jahudi pe ikut dat bagin kai si enggo isikapken Dibata. Kalak enda enggo ikut jadi ring-ring i bas sada kula, janah ikut pe dat bagin i bas padan si enggo ibahan Dibata i bas Kristus Jesus (Epesus 3:6)
Bacaan: Efesus 3:2-6; Khotbah: Matius 2:1-12
Thema:
Yesus adalah Raja dan Penolong
(Jesus eme Raja ras Penampat)
Pendahuluan
Minggu ini kita akan memasuki Epipanias yang ke-3, Melalui Firman Tuhan akan di singkapkan tentang pribadi dan misi Yesus, seperti yang dikatakan thema khotbah Minggu ini “Yesus adalah Raja dan penolong”
Sejak kejatuhan manusia kedalam dosa tidak ada lagi kebahagiaan yang sempurna di dunia ini, sahabat tidak menjamin kebahagiaan, harta, jabatan dan pengetahuan pun tidak. Di sisi lain manusia terus berjuang untuk menemukan kebahagiaan sejati itu, dimana kita mencari kebahagiaan sejati dan siapa yang dapat menolong kita untuk mendapatkannya ?
Mungkin hal ini menjadi pertanyaan dan pergumulan kita saat ini dan mungkin juga para orang Majus yang rela berjalan untuk mencari-cari dimanakah “raja” yang lahir, karena secara politik hanya raja (pemimpin) dapat mengubah keadaan dan menjamin masa depan yang lebih baik.
Ada beberapa pengertian dari kata “raja” , yaitu :
- Penguasa tertinggi di suatu kerajaan (orang yang mengepalai dan memerintah suatu bangsa atau Negara)
- Sebutan untuk penguasa tertinggi dari suatu kerajaan
- Orang yang besar kuasanya (pengaruhnya)
- Orang yang mempunyai keistimewaan khusus[1]
Dari pengertian kata “raja” yang mengadung makna “kuasa/pengaruh yang besar” menimbulkan suatu pengharapan akan pribadi yang dapat memberikan pertolongan, sehingga semua orang pasti merindukannya kecuali “orang yang merasa dirinya hebat, besar dan kuat seperti Herodes”.
Pendalaman Teks
Alkitab terjemahan bahasa Indonesia menggunakan kata “orang majus” barang kali hanya sekedar menyalin huruf dari kata Yunani “Magos” atau barangkali kata itu di serap dari bahasa Arab (Al-Qur’an) bagi bangsa Persia yang beragama “majusi”, karena Perjanjian Baru yang lebih tua ketimbang TB-LAI cetakan 1974, misalnya Klinkert 1870 menggunakan kata “orang madjoesi”, demikian pula LAI Terjemahan Lama terbitan 1958 menggunakan kata “Orang Majus” dan dipakai sampai sekarang.
Dalam tradisi Kristen Orang Majus (Lat. Magus) atau orang bijak dan raja-raja dari Timur sering dianggap sebagai orang dari kerajaan Media, mungkin pendeta Zoroastrian atau mungkin magi (bentuk plural dari magus bandingkan kata inggris “Magic”)[2] yang mengenal astrologi dari Persia kuno. Injil Matius menyatakan mereke datang dari Timur ke Yerusalem untuk menyembah Yesus dengan mengikuti sebuah bintang yang datang dan dikenal sebagai “Bintang Betlehem”. Saat mereka mendekati Yerusalem, Herodes mencoba menjebaknya untuk memberitahukan keberadaan Yesus agar Yesus dapat dibunuh.
Raja-raja Timur ini kemudian diperingatkan dalam mimpi oleh malaikat atas rencana jahat Herodes terhadap bayi Yesus dan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang melalui jalur berbeda. Hal ini membuat raja sangat marah dan mengeluarkan titah untuk membunuh semua bayi laki-laki umur 2 tahun kebawah.
Berdasarkan Matius 2:1-12, kita dapat menarik kesimpulan bahwa orang Magus itu adalah ahli astronomi agamawi non Yahudi yang mengamati bintang dan mengambil kesimpulan bahwa seorang Raja Agung dari bangsa Yahudi sudah lahir dan mereka pergi ke Betlehem untuk memberi penghormatan.
Bagi Matius kehadiran orang-orang Magus itu menggambarkan hubungan mesias dengan dunia bangsa-bangsa non Yahudi (Goyim) Tradisi Kristen di kemudian hari menganggap orang Majus itu sebagai raja-raja (berdasarkan Masmur 72:10; Yesaya 49:7 ;60:3) dan menyebut jumlah orang Majus itu 3 orang, berdasarkan jenis persembahannya.
Kedatangan orang-orang Majus itu merupakan penggenapan dari apa yang sudah dituliskan pada Masmur 72 yang mengatakan bahwa raja-raja Arab akan memberikan persemabahan khususnya emas dan menyembah Dia[3]
Orang Magus memberikan persembahan yang sangat mahal kepada Yesus, adapun persembahan mereke itu adalah :
Emas merupakan persembahan yang hanya layak di terima oleh raja, itu artinya bayi yang lahir itu adalah seorang Raja yang Agung.
Kemenyan adalah dari getah pohon Balsam yang di pakai sebagai obat, itu artinya Dia akan memulihkan dan menyembuhkan umat-Nya. Kemenyan adalah lambang keimaman Yesus Kristus, yang datang ke dunia untuk mempersembahakan seluruh hidup-Nya untuk kemuliaan Bapa di sorga dan bagi keselamatan umat manusia. Yesus adalah Imam Besar dan sebagai Imam Besar tugas-Nya adalah sebagai pendoasyafaat bagi umat-Nya. Melalui doa syafaat-Nya kita akan mendapat pertolongan dan kekuatan untukmenjalani kehidupan ini.
Mur (getah yang rasanya pahit dari pohon mor yang aromanya sangat wangi) melambangkan penderitaan dan kematian Yesus, dimana tubuh-Nya diurapi mur yang sangat wangi saat pemakaman-Nya. Mur adalah ramuan yang digunakan dalam penguburan.
Persembahan yang di bawa oleh orang-orang Majus itu adalah symbol kehidupan, karater dan misi Yesus Kristus, Ia dalah seorang Raja yang patut kita muliakan, Dia adalah imam yang senantiasa menolong, memulihkan dan berdoa bagi kelemahan-kelemahan kita sehingga kita mampu menjadi “persembahan yang harum” bagi Tuhan[4]. Kematiannya yang akan membawa kemenangan sejati kepada kita setelah melewati kematian dan kembali dimahkotai dengan emas surgawi.
Pointer Aplikasi
1. Kehadiran Yesus sebagai Raja dan Penolong akan meruntuhkan semua tembok-tembok pemisah antar manusia (bdk. Nats Bacaan dan Introitus serta orang Majus non Yahudi), itu artinya janganlah kita membangun tembok-tembok yang memisahkan satu insane dengan insane yang lain, suku yang satu dengan suku yang lain, golongan yang satu dengan golongan yang lain.
2. Kehadiran Yesus di dunia sebagai Raja dan Penolong adalah suatu strategi pendekatan yang dilakukan Allah untuk ikut merasakan apa yang kita rasakan sehingga Dia dapat memberikan pertolongan sesuai dengan keadaan kita.
3. Bintang adalah alat di tangan Tuhan untuk menolong orang Majus sampai mereka bertemu denagan Yesus, Tuhan meolong orang Majus melalui mimpinya agar tidak kembali ke negerinya melalui istana Herodes. Demikian Tuhan akan senantiasa memberi petunjuk bagi orang yang mencari Tuhan sehingga sampai ke tujuan memperoleh sukacita.
4. Yesus sebagai Raja dan Penolong, dengan kata lain boleh kita pakai dengan istilah “Maha Kuasa dan Maha Pengasih”, karena Dia sebagai Maha Kuasa tidak ada yang tidak dapat dikerjakan-Nya serta Kuasa Kasih-Nya yang agung membuat Dia tidak tega (dapat) menahan diri untuk memberikan pertolongan bagi umat-Nya
5. Manusia yang telah jatuh kedalam dosa, seperti orang yang terperosok kedalam lumpur hidup, semakin berusaha menyelamatkan dirinya maka semakin dalamlah tubuhnya masuk kedalam lumpur, dia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, dia butuh penolong, demikian juga dengan manusia dia membutuhkan penolong yang dapat mengangkat dia dari lumpur dosa yang mematikan. Hanya Yesus yang dapat memberikan pertolongan bagi jiwa kita.
6. Hati-hati bahwa dalam hidup ini kita akan menemukan tipe orang seperti tipe Herodes, yang tidak mau disaingi, seperti Herodes yang bermulut manis tetapi hatinya busuk (ini adalah yang mewakili kejahatan-kejahatan yang ada di dunia, sehingga kita hidup seperti “domba” di tengah-tengah serigala) kita sangat membutuhkan penolong yang sangat berkuasa yaitu Yesus.
7. Marilah kita belajar dari orang Majus, yang mempersembahakan pengetahuannya untuk, mencari dan berjuang menemukan Yesus serta memberikan persembahan yang terbaik. Orang yang mencari Tuhan dengan segenap hati akan senantiasa diberi pertolongan, bahkan mimpinya menjadi alat pertolongan Tuhan.
8. Yesus itu adalah Raja Agungkanlah nama-Nya, sembahlah Dia, Yesus itu adalah penolong serahkanlah semua beban kehidupan, hai yang lesu dan berbeban berat, hai hati yang sedang bersedih, hai orang yang lemah, hai orang yang hidup di bawah bayang-bayang kematian.
Pdt. Saul Ginting, STh
Majelis Jemaat/Runggun Klender
HP : 08 21 11 12 58 49
Catatan Sermon:
(1) Guru Timur. Melalui pengetahuan ia mencari Tuhan. Lewat miliknya (hatanaya) ia menyembah Tuhan. Herodes: ada satu penyakit, tapi bukan karena kuman, yakni penyakit I.H.A. I.H.A (Iri Hati) terhadap munculnya seorang Raja. Dalam kehidupan kita sering ada seperti itu. Tidak mau disaingi. Jaman dahulu ada cara menjatuhkan orang. Seharusnya, di dalam Tuhan, walaupun ada yang ingin menjatuhkan, jangan takut Allah akan menolong kita.
(2) Minggu ini Minggu Epipanias. Epipanias dalam bahasa karo diartikan sebagai “nerangi” dalam bahasa Indonasia(penampakan, pernyataan tampilNya). Dengan berbagai cara Allah sesungguhnya menerangi kita, menyatakan kasiNya kepada kita. Hanya saja, sering kita (manusia) tidak melihat atau merasakan hal itu.
-------------------------------------
[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 1999,hal. 810
[2] Bahasa Inggris kata magic, ditujukan buat para Imam, orang bijak. Dalam PB pemakainanya pun meluas. Kata itupun dipakai untuk nabi palsu, ahli sihir, ahli nujum dan sejenisnya (bdk. Kis 8:9; 13:6,8
[3] “kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong, ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin (Mazmur 72:10-113
[4] Roma 12:1
0 komentar:
Post a Comment