INTROITUS :
Dan Mereka berseru seseorang kepada seorang katanya: Kudus, Kudus, Kuduslah
Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliannya (Jesaya 6:3).
BACAAN : Masmur 111:1-10; KHOTBAH : Jesaya 6:1-13
1) Tidak ada Manusia yang sempurna, semua ada kekurangannya dan juga ada kelebihannya, seperti didalam Roma 3:23. Paulus mengatakan bahwa semua manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah tetapi hanya karena kasih karunia Tuhan manusia diselamatkan. Allah tidak mau kalau manusia tetap melakukan kejahatan tetapi bagaimana supaya manusia menyadari dosanya
2) Panggilan nabi Yesaya sewaktu pemerintahan Raja Usia. Keadaan Yehuda damai dan makmur secara materi, tetapi kelakukan mereka jahat, hatinya yang keras, telinganya tuli dan tidak mau mendengarkan Firman Tuhan. Dalam keadaan seperti itu Tuhan memanggil Yesaya jadi nabi untuk mengubah situasi. Yesaya dipilih Tuhan pada waktu dia mengikuti acara persembahan bakaran (korban bakaran) yang dilaksanakan oleh imam. Yesaya merasakan kehadiran Tuhan dalam acara tersebut kemudian Yesaya melihat Allah secara simbolis (kesucian dan kemulianNYA) terlebih Yesaya mendengar suara seraphim menyayi memuji Tuhan dengan bersahut-sahutan: kudus, kudus, kuduslah! Tuhan maka kuasa kuduslah dia seluruh bumi penuh dengan kemulianNYA; itu menandakan bahwa Allah hadir dalam acara tersebut.
Dalam penglihatan itu Yesaya menyadari siapa dirinya. Allah yang kudus, tapi dirinya adalah berdosa, juga kata-kata yang keluar dari mulutnya selalu kata-kata yang tidak berkenan bagi Allah oleh karena itu Yesaya menjadi ketakutan karena berjumpa dengan Allah yang kudus. “Celakalah aku, aku binasa, sebab aku ini adalah orang yang najis bibir, aku tinggal ditengah-tengah bangsa yang najis bibir namun mataku melihat Sang Raja yakni Tuhan semesta alam” Ketakutannya karena dia menyadari siapa dirinya dihadapan Allah, dia hanya orang berdosa yang tidak layak dihadapan Tuhan.
Dalam hal Yesaya menyadari siapa dirinya justru disitu Allah bekerja untuk menguduskannya. Allah melalui seraphim menyatakan inisiatifnya untuk menguduskan Yesaya menjadi satu lambang bahwa Allah telah mengampuni dosa-dosanya. Bara api telah membakar semua dosa-dosanya sehingga yesus telah dikuduskan.
Sejak itu, Yesaya penuh sukacita. Orang yang telah menyadari dosa-dosanya dan mengakukannya dihadapan Allah dia akan diampuni oleh Tuhan dan hidupnya akan menjadi tenang. Kemudian Tuhan menyerahkan satu tugas kepada Yesaya. Kata Tuhan: Siapakah yang akan kuutus dan siapakah yang mau pergi untuk aku? Maka sahut Yesaya, “Ini aku utuslah aku”. Panggilan Tuhan kepada Yesaya memberi kekuatan baru untuk menyampaikan berita hukuman kepada bangsanya. Hukuman yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi Yesaya kepada bangsaNya ada rencana Tuhan yang tersembunyi sebagaimana Yesaya menyadari disa-dosanya demikian juga Tuhan mengharapkan agar bangsanya juga sadar akan dosa-dosanya. Tuhan menginginkan bagi orang-orang yang sadar akan dosa-dosanya dan mengaku dosa-dosanya dihadapan Allah.
3) Thema: Allah menguduskan kita dengan kuasanya. Manusia dikuduskan karena inisiatif Allah. Prosesnya berbeda-beda; Yesaya dikuduskan oleh Allah melalui perjumpaan dengan serafim tetapi bangsa Israel dikuduskan melalui pembuangan. Walaupun manusia telah dikuduskan oleh Tuhan, bukan berarti bahwa ia sudah sempurna tetapi tetap menuju kesempurnaan. Dengan demikian tidak boleh membanggakan diri, tetapi didalam perjumpaan dengan Tuhan menyadarkan dirinya maka sebenarnya dia tidak layak dihadapan Tuhan.
Pdt.Ediwati Ginting
Catatan Sermon:
- Bagaimana dengan kita, sudahkah kudus, tidak kudus atau dalam proses kudus? Sesungguhnya kita sudah diafkirkan, dipisahkan. Artinya bukan berarti mempunyai dunia berbeda dengan orang lain, Tuhan Yesus mengutus kita ke tengah-tengah dunia ini tapi tidak sala lagi dengan dunia ini. Dalam hal apa? Cara berpikir, berkata-kata dan bertingkah laku.
- Gambar manusia di hadapan Allah sudah sangat buruk, tidak mempunyai arti. Kasih Allah merubah gambar itu. Kita bukan kudus tetapi dikuduskan. Manusia hanya mampu mengerti dan melakukan kehendak Allah bila sudah dikuduskan. Seperti Yesaya lidahnya di kuduskan. Salah satu yang tumbuh dihati Yesaya adalah rendah hati. Tidak ada dalam harinya lebih baik dari orang lain. Memang anugrah yaang disambut membuat kita rndah hati. Ada perasaan Yesaya dia adalah orang cilaka jika tidak melakukan kehendak Allah. Pengakuan Yesaya merupakan kerelaan Yesaya dipakai Tuhan. Pengudusan yang dialami mendorong Yesaya dengan rendah hati menerima dan melakukan penggilan dari Tuhan.
- Thema Jubelium 100 tahun GBKP adalah Ini aku Utuslah aku..... Sekarang tahun 2011, Nampak pertumbuhan yang luar biasa selama 21 tahun. Inilah buah pengudusan yang dialami oleh orang percaya.
- Pusat konsentrasi dosa adalah najis bibir. Masing-masing kita berbeda. Bagaimana dengan kita, dimanakah pusat konsentrasi dosa kita? Jika sudah memahaminya berilah Allah menguduskannya. Ada beberapa Konsentrasi dosa yang sering adalah memuliakan diri bukan Tuhan, Apa yang sering menyebabkan kita jatuh ke dalam dosa?
0 komentar:
Post a Comment