Wednesday, 23 November 2011

Khotbah Wahyu 5:1-14, Minggu 27 November 2011

Introitus :
“…melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri,dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia”/ Arah ukurna jine itadingkenNa kerina si lit i bas Ia. Jadi seri Ia ras manusia; nggeluh bagi sekalak juak-juak. Janah teridah bagi sekalak jelma (Pilipi 2:7)
Pembacaan : Zakaria 9 : 9 – 14; Khotbah : Wahyu 5 : 1 – 14
Thema :
Anak Domba Allah yang membawa damai baik di bumi maupun di sorg
(Anak Biri-biri Dibata Simaba kedamen subuk I doni bagepe I surga).

Pendahuluan :
Minggu ini sesuai dengan tahun Kalender Gerejawi, kita memasuki Minggu Adven I, dimana kita mempersiapkan diri untuk menantikan kehadiran Kristus, yang lahir di hati kita, agar kita tetap menjadi saksi yang hidup untuk menantikan kedatanganNya dan Dia yang datang akan menjadi hakim Agung, untuk menghakimi orang hidup dan juga yang sudah mati. Untuk itu GerejaNya, dan juga Jemaat mempersiapkan diri didalam Minggu-Minggu Adven ini, untuk menyongsong kehadiranNya.
Pengantar ke dalam Bacaan ( Zakaria 9 : 9 – 14 )
Nabi Zakaria yang hidup pada abad ke 6 sebelum Masehi adalah salah satu dari Nabi Perjanjian Lama yang banyak menulis tentang kedatangan Messias. Demikian juga dalam fasal 9 : 9 – 14 dikatakan tentang kedatangan Raja Mesias yang datang membawa damai dengan kerendahan hati dan lemah lembut, mengendarai seekor keledai dan akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa, dan wilayah kekuasaanNya akan sampai ke ujung bumi. Dengan tindakanNya, Dia akan melepaskan umatnya dari belenggu penjajahan, dan memberi kemenangan kepada Umatnya Israel. Ini adalah satu pengharapan Messianis bahwa Tuhan akan bertindak memberi kelepasan kepada umatnya, membebaskan mereka dari tahanan dan menuntun mereka keKotanya kembali.Dalam zaman Para Nabi pengharapan tentang kedatangan Mesias telah muncul, dan merupakan pengharapan baru akan terjadinya satu pembaharuan dengan kedatanga Mesias
Pendalaman teks Khotbah :
Dalam perikope ini disebutkan tentang Gulungan Kitab dan Anak domba. Gulungan kitab ini berisi pernyataan dari apa yang telah Allah tetapkan utuk keadaan akhir dari dunia dan Umat manusia. Kitab ini menerangkan bagai mana dunia ini akan di hukum dan menggambarkan kemenangan Allah dan umatNya atas segala kejahatan.
Tetapi tidak ada seorangpun yang mampu membuka gulungan kitab itu baik yang disorga maupun yang di bumi, kecuali: ” Sesungguihnya singa dari suku Yehuda,yaitu tunas Daud, telah menang,sehingga ia dapat membuka gulungan Kitab itu dan membuka ketujuh meterainya” Kristus dilukiskan seperti singa yang menunjukkan bahwa Dia yang memerintah segala isi bumi dan Dia berasal dari Suku dan keturunan Daud. Gelar Yesus sebagai Mesias yang menang dan raja yang kekal seperti halnya juga juga-janji jani yang telah dibuat dengan Daud (band.Yesaya 11: 1,10)

Kristus yang menampakkan diri sebagai ”Anak domba”Allah membawa tanda-tanda bahwa Ia telah disembelih, dikorbankan, sebagai tanda penyerahan dirinya mati disalipkan semata-mata hanya untuk menebus dosa-dosa umat manusia. Karena itu hanya Dialah yang layak dan yang berkuasa dan menang oleh karena kematiannya sebagai ”kurban” bagi manusia yang berdosa.”Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka materai-materainya;karena Engkau telah disembelihdan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi satu Kerajaan dan menjadi Imam-Imam bagi Allah kita dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi” (ayat9-10) Itulah Kristus yang telah menang dan hanya Dia yang layak menerima kuasa hormat dan kemuliaan ” Anak domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa dan kekayaan,dan hikmat,dan kekuatan dan hormat dan kemuliaan dan puji-pujian” ( ayat12) Tetapi sebaliknya barang siapa yang menolak korban-Nya yaitu Dirinya yang telah menebus dengan mengorbankan diriNya di Salib maka akan datang hukuman, mendapat murka dari Allah (bd. Ayat 6:16-17 )

Karya Kristus bagi dunia adalah melalui pengorbananya yang telah dinubuatkan para nabi ( bandingkan Bacaan Zakaria 9: 9 -14) dan Dia telah meninggalkan tahta Surgawi dan datang seperti seorang hamba; ... Ia telah mengosongkan diriaNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia” ( Pilipi 2:7) Dialah Raja Damai yng dinantikan, karena melalui KaryaNyalah kita diperdamaikan dengan Allah, dan itu merupakan kunci dari perdamaian dengan sesama manusia. Dengan menerima pengampuna dari Tuhan kita dimampukan berdamai dengan sesama dan kita sebagai pengikut Kristus harus meneladani DiriNya, PengorbananNya, PengampunanNya, dan melalui Dialah satu-satunya jalan keselamatan, dunia dan akhirat

Pointer Aplikasi :
  1. Tuhan telah menawarkan jalan keselamatan melalui pengorbanan Anak Domba Allah yang telah mati tersalib, dan kepadaNya telah diberikan kuasa di surga dan dibumi, yang menerimanya akan selamat dan yang menolak akan binasa
  2. Melalui Minggu Adven ini kita diajak untuk merenung kembali tentang sikap hidup kita selama ini,( sspiritualitas kita) apa yang telah kita perbuat, apa yang masih kurang, apa yang masih perlu kita diperbaiki, untuk disempurnakan
  3. Kristus Melalui PengorbananNya telah membuka jalan Damai yaitu Damai dengan Allah dan damai dengan sesama, untuk itu melalui pertolongan Kuasa Roh Kudus sudah seharusnya terjadi tranformasi dalam kehidupan setiap pribadi, dala Keluarga, dan dalam Jemaat sebagai tanda kerajaan Allah telah ada didalam diri kita, dalam keluarga, dan ditengah-tengah Jemaat, dan menjadi garam dan terang di dunia sekitar kita sebagai tanda kehadiran Kerajaan Damai
  4. Untuk missi Perdamaian ada ”pengorbanan”, rendah hati dan tidak mementingkan diri sendiri/egoisme sebagai mana ditekankan Oleh Rasul Paulaus ;”Sebab tidak ada seorangpun diantara kita yang hidup untuk dirinya sendiri,dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup,kita hidup untuk Tuhan,daan jika kita mati kita mati untuk Tuhan,jadi baik hidup atau mati,kita dalah milik Tuhan” ( Roma 14 : 7, 8 ) Inilah satu keteladanan yang perlu kita nyatakan dalam kehidupan sehari hari
  5. Dalam konteks ”damai dalam Kristus” dibutuhkan perenungan yang mendalam, dan pembelajaran akan makna ”perdamaian” sehingga kita senantiasa : belajar mengubah pikiran, belajar mengubah perasaan, dan nilai hidup, dan juga belajar mengubah prilaku , dalam terang Firman Tuhan.-
Pdt.Esra Bukit GBKP Cisalak


Artikel lain yang terkait:



1 komentar:

Anonymous said...

Helpfully, thanks, father.

Post a Comment