Bacaan : Roma 5:4-13; Khotbah : Lukas 3:11-14
Banyak cara yang dilakukan manusia untuk mempertahankan hidupnya, tapi tidak semua cara tersebut yang berkenan akan kehendak Allah. Manusia yang berkenan kepada Allah adalah manusia yang menjalankan kehendak Allah dan tidak munafik menjalani kehidupannya. Kecenderungan kehidupan sekarang banyak manusia menjadikan dunia ini sebagai “panggung sandiwara”. Hidup sebagai orang kristen tapi tidak berperilaku seperti Kristus. Hidup sebagai penerima anugerah “Berita simeriah” tapi tidak merasakan “keriahen” (sukacita). Menjadi Kristen hidup penuh damai tapi sering terjadi konflik dan masalah dalam kehidupan ini. Pertanyaannya, Mengapa ? Secara sederhana dapat kita menjawabnya karena nilai dan makna keristenan tersebut belum dipahami secara jelas, sehingga kita terjebak kepada pengertian diri sendiri atau keinginan diri sendiri yang berujung kepada pembenaran diri sendiri, akibatnya kita tidak mampu mensyukuri kehidupan ini dengan penuh sukacita.
Dalam Minggu penantian/persiapan (Adven) ini kembali kita diingatkan untuk mempersiapkan diri, iman kita dengan memberikan hati kita diperintah oleh Kristus. Hati yang diperintah Kristus adalah hati yang merelakan kekuasaan Kristus mutlak dalam hidupnya, sehingga perilaku dan perbuatannya senantiasa seturut dengan kehendak Kristus. Kehendak Kristus jelas membawa kita kedalam perbuatan-perbuatan yang mengasihi, melayani dan membebaskan. Ketika kehendakNya kita lakukan dengan sungguh dan sepenuh hati maka hati yang gembira, hati yang damai akan menjadi milik kita.
Nats ini adalah bagian kotbah Yohanes Pembaptis di Padang gurun yang bertujuan untuk mempersiapkan manusia menerima Yesus sebagai pilihan Allah yang membebaskan. Ungkapan Yohanes ini tentu berhubungan dengan perannya mempersiapkan jalan bagi Anak Allah dengan cara membawa manusia hidup di dalam pertobatan dan menjalankan kehidupan pertobatan tersebut.
Hidup didalam perubahan adalah hidup dengan melihat orang lain sebagai manusia untuk saling mengasihi. Ketika kita hidup berbagi maka ada sukacita yang mendalam yang terjadi di dalam diri kita. Ketika kita dapat melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain/sesama maka akan muncul hati yang penuh damai di dalam kehidupan ini, inilah yang dikehendaki Allah untuk kita lakukan dan terima dalam hidup kita. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak alasan manusia untuk tidak melakukan kehendak Allah dikarenakan adanya situasi yang dihadapi sebagai akibat perbuatan kita (misalnya perbuatan baik tidak selamanya diterima orang lain dengan perbuatan baik pula) atau bahkan mengasihi tidak selamanya kita mendapatkan hasil dikasihi oleh orang lain. Sama halnya Yesus yang mengasihi manusia sering sekali justru manusia tidak mampu mengasihi Yesus bahkan manusia menyalibkanNya. Semuanya ini dilakukanNya untuk satu tujuan agar kita dapat diperdamaikan dengan Allah. Sekalipun manusia senantiasa melakukan kejahatan tapi Dia tetap mengasihi manusia, Dia tetap menuntun hidup manusia yang percaya serta menjadikan kita dapat berdamai dengan Allah. (Bd. Pembacaan Roma 5:4-13). Dengan apa yang dilakukan oleh Yesus in i menjadikan kita sebagai orang yang percaya tidak dapat mundur di dalam melakukan kebaikan sekali apapun yang harus kita hadapi. Dasar melakukan semuanya ini karena kita telah dikasihi dan diperdamaikan oleh Allah didalam diri Yesus Kristus, maka kita melakukan tanggung jawab kita sebagai manusia yang mengasihi, melayani bahkan membebaskan orang lain didalam belenggu dosa.
- Hati yang gembira adalah obat, menjadikan hati menjadi gembira adalah dengan mampunya kita mensyukuri apa yang ada pada diri kita. Kecemburuan, iri hati, dengki adalah bagian yang menyengsarakan kehidupan, untuk itu bersyukurlah senantiasa maka hati dan hidup kita akan dipenuhi dengan kedamaian.
- Melakukan yang dikehendaki Allah adalah mengabaikan kehendak pribadi manusia, dengan melakukannya maka manusia harus merendahkan diri dihadapan Allah dengan perubahan hidup atau pertobatan sehingga manusia akan sampai kepada kesetiaan dan keyakinan akan tuntunan Allah yang menyelamatkan.
- Menyadari tantangan hidup pemikiran manusia, maka manusia harus menyadari bahwa keselamatan dan pendamaian telah diberikan Allah kepadanya melalui kasih penyelamatan dan pendamaian Yesus Kristus sehingga manusia mampu merubah kehidupannya dengan penuh sukacita berjalan menjadi pelaku kehendak Allah : Mengasihi, melayani, membebaskan
- Persiapan menerima Kehadiran Yesus harus dilakukan dengan perubahan hidup sehingga kehadirannya tidak terhalang oleh pembenaran diri/ego manusia.
- Bertobat tidak cukup dengan kata-kata, karena pertobatan harus dinyatakan melalui perbuatan, baik didalam diri kita sendiri maupun perbuatan kita kepada sesama manusia dan kepada Allah. Bertobatlah maka anugerah keselamatan akan menjadi milik kita : Sukacita dan damai.
Catatan Sermon:
Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian. (1) Setiap jabatan ada kegunaan dan standardnya. Jabatan diberikan agar suatua pekerjaan tanggungjawab yang diberikan dapat dilakukan dengan baik dan berdampak bagi kebaikan bersama. Namun dalam realitanya jabatan sering disalah gunakan. Tanpa disadari oleh karena jabatan seseorang semakin jauh dari Tuhan. Oleh karena itu, sebagai orang yang mempunyai jabatan kita perlu mengenal dan mengetahui sumber dosa apa yang ada disana yang perlu kita hindari sehingga kita ? Juga sebagai hamba Tuhan, hal apa yang perlu kita hindari sehingga kita tidak jatuh ke dalam dosa? (2) Masing-masing jabatan banyak gunannya untuk kehidupan, seperti pemungut pajak, perajurit, dll. Namun kita juga harus mengerti melalui jabatan itu, apa saja yang berguna bagi orang lain.
0 komentar:
Post a Comment