Retreat/Wisata Pendeta dan Keluarga GBKP Klasis Jakarta-Bandung dan Klasis Jakarta-Banten tanggal 2-7 Januari 2012 ke Makasar/Toraja, berjalan sebagaimana yang diharapkan. Dari 60 peserta reteat/wisata termasuk anak-anak merasa puas dengan semua acara, khususnya akomodasi dan pengaturan serta pendampingan panitia lokal dan juga sambutan perpulungan GBKP Makasar yang dikoordinir Pdt.Asnila Br.Tarigan (Pendeta yang melayani GBKP Makasar), Josua Tarigan (permata/TNI AD), Ruben Ginting (mahasiwa STT Intim Makasar). Kesan tersebut telah dirasakan setiba di Makasar pada pukul 12.00 wita yang langsung disambut panitia dengan 2 bus wisata yang sudah disiapkan dan dalam perjalanan diarahkan oleh power riders menuju tempat makan siang, Restoran Nikmat, dan memang nikmat dengan hidangan khusus ikan. Dan ikan yang disajikan kepala ikan kakap yang sangat fress. Penulis tidak tahu apa makna hidangan tersebut, mengapa harus kepala ikan gule asam, manis, yang pasti sebagaimana informasi dari panitia bahwa makan siang tersebut disediakan sebagai respons positif dari jemaat GBKP Makadar atas kedatangan rombongan pendeta dan keluarga.
Dari jadwal 5 hari, satu malam 2 hari di Toraja dan selebihnya di Makasar. Kegiatan yang dilakulan selama retreat/wisata, disamping kebaktin malam dan saat teduh pagi, ceramah yang dibawakan Pdt.Paulus Tangke (pendeta Toraja) dengan thema Integritas dan Solidaritas, dimana topik ini diangkat dalam rangka lebih mendalami thema GBKP tahun 2012 yakni "Peningkatan Solidaritas Internal GBKP". Juga mengunjungi tempat wisata antara lain seperti Londa, Pantai Losari, Samalona, Bantimurung, dan tidak ketinggalan mengunjungi STT Intim Makasar dimana GBKP Makasar beribadah setiap minggunya di salah satu ruangan. Ketika berkunjung ketempat ini, para alumni seperti Pdt.Tambarta Ginting, Pdt.Raskolamta Colia, Pdt.Andarias Brahmana, Pdt.Ratna Sriani Br.meliala, Pdt.Sabar S.Brahmana, Pdt.Andreas Josef Tarigan merasa sangat prihatin melihat kondisi bangunan STT Intim Makasar (asrama putri, ruang makan, rumuah-rumah dosen, sebagaian ruang kuliah, dll) sepertinya tidak ada perubahan/renopasi mungkin sejak tahun 1980 atau 1970, dan kurang terawat.
Selama retreat/wisata ini banyak hal yang dialami serta maanfaat yang dipetik, disamping terwujudnya maksud retreat/wisata ini yakni menumbuhkembangkan perasan sebagai teman sekerja dan keluarga, secara khusus anak-anak dapat bermain sebagai keluarga besar pendeta, juga memperkaya pengalaman dalam mengunjungi berbagai tempat rekreasi, khususnya ketika di Tanah Toraja dapat menghadiri 3 momentum yang sebelumnya tidak direncanakan, yakni 2 acara pesta pemakaman orang mati yang berlainan tempat serta momentumnya. Yang pertama di Sereale, kecamatan Rindingallo, pesta pemakaman Nene Sarrin. Sebenarnya acara ini sudah dimulai sejak tgl.15 Desember 2011 hingga tgl.6 Januari 2012 dengan biaya kurang lebih 50 M. Oleh karena itu ketika rombongan datang, tgl.4 Januari 2012 bukan lagi dalam acara menerima tamu tetapi memotong kerbau (tedong). Menurut penduduk bahwa pesta ini merupakan pesta terbesar karena dapat menyediakan tedong sangat banyak (kurang lebih 300 ekor) dan khususya sejumlah tedong bonga/belang-belang (Kerbo Jagat) yang harganya jauh lebih mahal dari tedong biasa (k/l Rp.300 Juta/ekor), juga dekorasi tempat pesta yang sangat pantastik, rumah sekolah SD direnovasi sedemikian rupa untuk acara tersebut, dan menurut keluarga setelah selesai pesta rumah SD tersebut akan dibangun baru. Yang kedua di Baranak masih dalam rangka acara menerima tamu. Semua keluarga berdatangan dengan membawa babi dan tedong. Sebagai penghormatan kepada rombongan pendeta GBKP dan juga untuk turut menghormati keluarga beberapa dari rombongan pendeta seperti ketua klais, sekretaris klasis beserta nora dan pendeta senior/pensiun ikut rombongan keluarga ketempat kehormatan yang disediakan. Momentum ke tiga, rombongan dijamu ketua Synode Gereja Toraja, Pdt.Musa Salusu dirumahnya (bukan rumah dinas), kebetulan pada waktu itu dilaksanakan acara pesta memasuki rumah baru keluarga Salusu. Banyak diantara rombongan pendeta yang baru pertama kali memakan pa’piong, makanan khas Toraja (daging babi dimasak dalam bambu bersama daun bulu nangko (sejenis bulung terbangun/karo) dan bumbu yang lain.
Salah satu acara penting setiap kali diadakan retreat/wisata pendeta dan keluarga adalah sharing internal pendeta dan nora/naras. Dalam acara ini banyak hal yang dibicarakan untuk saling menguatkan, salah satunya disepakati retreat tahun 2013 akan dilaksanakan sekitar pulau jawa agar semua pendeta dan keluarga dapat ikut serta. Dan sharring dengan perpulungan Makasar juga tidak kalah serunya, karena disamping saling mengenal satu dengan, juga menari bersama gendang keyboard.
Sebagaimana kedatangan, ketika berangkat dari wisma Kare menuju Bandara Sultan Hasanudin juga diarahkan oleh power riders. Pada pukul 20.00 Wib rombongan tiba di Bandara Sukaarno Hatta dengan selamat//asbrahm
1 komentar:
Pesta Terbesar menurut masyarakat setempat sebenarnya kurang tepat, mungkin dikatakan terbesar karena baru kali itu ada acara sedemikian meriah di Sereale.....
Acara besar masih banyak lagi tapi mungkin Narasumbernya(masyarakat setempat) kurang sosialisasi jadi mengira acara tersebutlah yang paling besar dan paling banyak membutuhkan biaya....
Ini bukan komplen tapi cuma sekedar meluruskan kondisi yang sebenarnya....
thank's....
Post a Comment