Wednesday, 15 August 2012

Khotbah Kolose 3:5-11, Jumat 17 Agustus 2012

Introitus :
Tetapi dalam pengharapan, karena mahkluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah (Roma 8:21).

Bacaan: Imamat 25:8-12; Khotbah : Kolose 3:5-11

Tema:
Pembebasan dari kematian kepada kehidupan
Pendahuluan
Ada ungkapan yang dilontarkan orang “ Hidup tidak merdeka di tengah-tengah kemerdekaan “. Kalau dulu kita dijajah oleh bangsa lain, sekarang kita dijajah oleh bangsa sendiri. Alsannya adalah: yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin, orang bodoh dibodoh-bodohi orang pintar,[1] sehingga tetap bodoh orang bodoh (makanan empuk orang pintar), yang lemah ditindas oleh yang yang kuat (siapa kuat dia berbuat = hukum rimba), yang salah dibenarkan, yang benar disalahkan (memutarbalikan fakta), hukum dapat dibeli, lebih berat hukuman pencuri ayam daripada pencuri kerbau), banyak janjinya, banyak dustanya (dll. dapat ditambah sesuai dari perenungan pengkhotbah).

Hari ini kita kita memperingati hari Kemerdekaan RI ke 67, mengingatkan kita kembali tujuan kemerdekan yang sesungguhnya adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (dictum kelima dari Pancassila), yang masih menjadi tjuan sesungguhnya. Bagaimana supaya dapat mencapai tujuan itu, nats khotbah Kolose 3:5-11 dapat menjadi pegangan/pedoman kita dalam kehidupan sehari-hari.

Pembahasan Nats Kolose 3:5-11
Pertama, mematikan yang duniawi (ayat 5-9)
Empat perkara dunawi yang harus dimatikan yaitu: percabulan, kenajisan, hawa nafsu dan keserakahan. Empat perkara tersebut dilakukan diserupakan dengan orang penyembahan terhadap berhala,[2] dan hasilnya adalah murka Allah atas orang-orang yang durhaka. Hal yang demikian dilakukan oleh orang-orang yang belum hidup baru. Tetapi bagi orang yang telah mematikan yang duniawi harus membuang[3] marah, geram, kejahatan,fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulut. Kata-kata yang keluar dari mulut: “Ya bila ya, tidak bila tidak”, apa yang lebih dari itu berasal dari sijahat (bd. Mat. 5:37). Tidak ada dusta di antara anak-anak Tuhan. Alasannya karena telah mematikan atau menanggalkan manusia lama dengan tanda-tanda yang mengikutinya.
Kedua, mengenakan manusia baru (ayat 10)
Kata mengenakan dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya:memakai (pakain, topi, dsb). Seperti mengenakan pakaian baru, maka pakaian yang lama haruslah ditanggalkan, demikian juga dalam mengenakan manusia baru maka manusia lama[4] yang hakekatnya sudah mati haruslah ditanggalkan (bd, ay 5: segala sessuatu yang duniawi. Manusia baru yang terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khalik[5].

Ketiga, keselamatan yang Universal (ayat 11)
Bahwa keselamatan itu atau pengenalan Allah itu itu universal (orang Yunani, orang Yahudi, orang bersunat, orang tidak bersunat, orang Barbar, orang Skit, budak atau orang merdeka) satu di dalam Kristus (bd.Gal. 3:28).

Pointer Aplikasi
  1. Manusia baru dengan mematikan manusia lama (bd. Tema; Pembebasan dari kematian kepada kehidupan). Manusia baru dihasilkan oleh kesatuan orang percaya dengan Kristus dalam kematian dan kehidupanNya. Orang percaya telah mati terhadap dosa, sehingga kesukaannya adalah menjalankan hidup baru (sesuai dengan Firman Allah bd. Masmur 119:105). Hidup baru adalah kehidupan yang mengambarkan kehidupan untuk kemulian Allah (bd. Matius 5:13-16).
  2. Banyak kristen dalam mengenakan manusia baru itu seperti memakai pakaian atau memakai topi, tergantung situasi dan keadaan; pakaian dan topi ditanggalkan dan diganti dan mengenakan manusia lama. Hal ini dapat dilihat dari kekecewaan orang (belum Kristen) yang terhadap kehidupan. Katanya orang Kristen pemurah, tapi nyatanya pelit. Katanya orang Kristen orang jujur, tapinya banyak orang Kristen penipu, Katanya orang Kristen orang yang yang kaya kasih, tapi nyatanya banyak orang Kristen itu orang pendendam. (bd. Seorang suami yang dengan ketat mengenakan aturan yang ketat terhadap isterinya, isterinya sangat tertekan dan menderita. Oleh aturan yang ketat. Matilah suami yang kejam tersebut dan tidak beberapa lama setelah kematian suaminya, ia menikah dengan pria yang sangat mengasihinya. Aturan suaminya itu juga yang dilakuknnya, tetapi bedanya pada suami yang pertama, ia sangat menderita menjalankan tugas, tetapi pada suaminya yang kedua ia sangat berssukacita, padahal pekerjaan tetap sama,
  3. Keselamatan universal menuntut hidup kita untuk memberitakan Injil (Mat. 28:18-20). Kita adalah agen-agen keselamatan untuk membebaskan dari kematian kepada kehidupan.

Cileungsi Simalem, 02 Juli 2012, Pdt. Rasmidi Sembiirng MTh.

----------------------------------
[1] Maksud orang pintar disini adalah cerdik, banyak akal untuk menipu orang lain demi keuntungan sendiri baik secara terus terang atau diam-diam (setiap ada peluang dipergunakan untuk kepentingan diri sendiri tanpa memikirkan kerugian orang lain karena kebodohannya atau ketidaktahuannya).
[2] Penyembahan berhala adalah: membiarkan hal-hal lain menjadi pusat dari keinginan, nilai dan ketergantungan seseorang, sehingga tidak bergantung kepada Allah atau tidak mengutamakan hubungan dengan Allah, tetapi menggantikan posisi Allah dengan yang lain.
[3] Membuang berarti melepaskan sesuatu sehingga yang dibuang itu terpisah dari yang membuang. Yang dibuang biasanya adalah barang yang tidak bernilai atau tidak berharga dan dapat disamakan dengan sampah. Membuang disamakan dengan menanggalkan manusia lama yang menemjui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan (bd. Ef. 4:22).
[4] Manusia lama adalah manusia yang belum diperbaharui atau hidupnya dalam dosa. Dosa adalah melakukan apa yang dilarang Tuhan dn tidak melakukan apa yang dipewrintahkan Tuhan
[5] Kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, ssupaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemulian Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru (bd. Rom. 6:4).


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment