Introitus :
Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Mat 7 : 7
Bacaan : Matius 7 : 7 – 10; Khotbah : Roma 12 : 9 – 12
Thema :
Kekuatan Doa orang percaya (Gegeh toto kalak sitek)
Bapa, Ibu, Saudara-saudari yang dikasi Tuhan, Seorang pemuda Scotlandia yang bekerja dirumah tuannya, setelah sebulan bekerja Pemuda tersebut meminta untuk berhenti.
Seseorang bertanya: mengapa ia berhenti; apakah Tuan/nyonya rumahnya kejam?, ataukah anak-anaknya? Atau gajinya terlalu sedikit?, atau makanannya kurang enak???? Pemuda tersebut menjawab: “Tuan/nyanyo rumah serta anak-anaknya sangat baik, gaji lumayan, makanan sangat enak” , namun kenapa kamu tidak betah?
“Rumah itu tidak ada atapnya”. Jawab pemuda tersebut.
Rumah yang tidak beratap adalah suatu istilah “Rumah/yg tinggal didalam rumah tersebut tidak berdoa”.
Seperti atap rumah, Doa itu memberikan kenyamanan, Doa itu memberikan perlindungan dari berbagai ancaman, Doa mempunyai kekuatan yang luar biasa.
Bapa Ibu saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, sesuai dengan Kelender gerejawi, minggu ini disebut dengan Minggu Rogate artinya Berdoa. Melalu Suratnya ke jemaat Roma ,Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa kekuatan doa itu akan “mengusai” atau “mempengaruhi” hidup orang percaya. Kami melihat kuasa Doa dalam 4 Hal melalui Roma 12:9-12 ini:
(1) Kuasa Doa memampukan orang percaya untuk hidup tidak berpura-pura.
“Hendaklah kasih itu jangan berpura-pura hindarilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. (Ay. 9)
Kata “pura-pura” = bersandiwara atau lebih dekat dengan kata “munafik”. “Jauhilah” artinya = menjijikkan bahkan lebih kuat Dari pada menjauhi bahkan membenci kejahatan.
Makna kasih yang hendak ditunjukkan dalam nats ini adalah menunjuk kasih yang nyata (berbuatkasih yang bukan setengah-setengah hendak menunjukkan bahwa Kasih itu tidaklah merupakan suatu konsep tetapi nyata dalam perbuatan.
(2) Kuasa Doa memampukan orang percaya untuk hidup Saling mengasihi
“ Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat”. (Ay.10)
Kata kasih diungkapkan kembali dalam ayat ini. Kasih yang diarahkan bagi terwujudnya kasih dalam ruang lingkup persaudaraan (sesama orang Kristen).
Kasih dan penghormatan adalah dua hal yang berbeda. Penghormatan belum tentu mengandung kasih, tetapi di dalam kasih terkandung unsur penghormatan atau rasa hormat (sebagai sesama).
Disini yang hendak dikatakan adalah supaya orang-orang Kristen mampu menempatkan kasih Allah itu dalam hubungannya dengan sesama dengan menghormati satu dengan yang lainnya.
(3) Kuasa Doa memampukan tetap rajin melayani Tuhan
“ Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala- nyala dan layanilah Tuhan”. (Ay. 11)
Semangat manusia setiap waktu dapat mengendor dengan. Oleh bebagai masalah yang terjadi, yang tidak sesuai dengan keinginan, manusia seringkali berpikir untuk “undur diri” dan sering kali hanya “Semangat Pa Gasing” ( Semangat Pa Gasing merupakan ungkapan mula-mula putarannya sangat kencang tapi lama-lama semakin lambat, dan akhirnya berhenti berputar ).
Untuk itulah Rasul Paulus mengingatkan : hendaklah roh kita menyala-nyala, mendidih atau berkobar-kobar supaya kerajinan itu hidup. Sebab, roh manusia hanya dapat memiliki kerajinan, semangat dan gerakan oleh pengaruh Roh Kudus. Ia adalah roh yang berkuasa atas roh manusia.( Bdk. Munculnya keberanian Petrus untuk menyaksikan Yesus/Berkhotbah setelah Turunnya Roh Kudus. Kis 2)
(4) Kuasa Doa memampukan orang percaya untuk hidup, bersukacita, dan berpengharapan,
“Bersukacitalah dalam Pengharapan , sabarlah dalam kesesakan”. Ay.12
Pengharapan adalah salah satu sikap hidup orang percaya.
Ada ungkapan yang berbunyi: “ janganlah Mati sebelum Meninggal”, banyak orang yang sudah mati sebelum meninggal. /putus asa/tidak lagi berpengharapan=Mati.
Chrisitomos Bapa Gereja Abad ke 4 menuliskan: Yang membuat manusia binasa bukanlah iblis tapi putus asa/tanpa pengharapan.
Pengharapan yang dimaksud bukanlah agar kita bahagia, agar kita sehat, berbudi dan agar kita berumur panjang. Namun pengharapan akan kedatangan dunia yang baru, akan kebangkitan dan kehidupan bersama Kristus.
Bapa,Ibu, Saudara saudari yang terkasih agar kuasa Doa itu nyata dalam kehidupan kita maka senantiasa bertekunlah dalam Doa.
Kata bertekun “ Secara khusus di dalam doa”. Artinya kita , bukan hanya sekedar berdoa tetapi juga menuntut ketekunan didalamnya, karena doa dalam ketekunan menjadikan komunikasi kita dengan Allah tidak terputus.
Bertekun dalam Doa bukan berarti kita pasif, menunggu, berpangku tangan tetapi “ meminta”, “mencari” dan “mengetok”. Dengan cara ini maka kita akan memdapatkan upah ( Bacaan).
Pdt.Eka Darma putera dalam bukunya yang berjudul:”Munguji Roh” menuliskan : “Memang tidak semua doaku terkabul tapi semuanya terjawab”.
Lebih lanjut ia menguraikan:
Aku meminta Kekuatan agar aku mendapat segala sesuatu, Ia memberi aku kelemahan agar aku taat.
Aku meminta kekayaan agar aku bahagia tapi Ia memberi aku kekurangan agar aku bijaksana.
Aku meminta segala sesuatu agar aku menikmati kehidupan, tapi Ia member aku kehidupan agar aku menikmati sesuatu.
Aku meninta kuasa agar aku dipuji, tapi Ia membuat aku lemah agar bergantung kepadaNya.
Tuhan mejawab segala doa kita, walaupun jawaban doa itu tidak sesuai dengan yang kita minta, namun yang sesuai dengan kehendaNya untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.
Doakanlah apa yang akan kita kerjakan, dan kerjakanlah apa yang telah diDoakan.
Berdoalah sebelum didoakan.
Pdt. Iswan Ginting Manik, M.Div
GBKP Cililitan. HP. 081371855839.
0 komentar:
Post a Comment