Introitus :
Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup (Roma 5:18).
Bacaan : Rut 4:1-12 (Tunggal);; Khotbah : Keluaran 12:37-42 (Tunggal)
Tema : Kita Telah Bebas (Kita Enggo Bebas)
Pendahuluan
Ada ungkapan yang dilontarkan orang “ Hidup tidak merdeka di tengah-tengah kemerdekaan“. Kalau dulu kita dijajah oleh bangsa lain, sekarang kita dijajah oleh bangsa sendiri. Alsannya adalah: yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin, orang bodoh dibodoh-bodohi orang pintar, sehingga tetap bodoh orang bodoh (makanan empuk orang pintar), yang lemah ditindas oleh yang yang kuat (siapa kuat dia berbuat = hukum rimba), yang salah dibenarkan, yang benar disalahkan (memutarbalikan fakta), hukum dapat dibeli, lebih berat hukuman pencuri ayam daripada pencuri kerbau), banyak janjinya, banyak dustanya (dll. dapat ditambah sesuai dari perenungan pengkhotbah).
Pengertian Kemerdekaan tidaklah sama dengan pemahaman bebas sebebas-bebasnya. Kemerdekaan merupakan hak setiap individu dan juga komunal/bangsa, akan tetapi kemerdekaan itu juga bukan akhir dari segalanya karena kemerdekaan itu haruslah diperjuangkan. Kita masih mengingat pemahaman Sukarno di dalam mengartikan kemerdekaan bangsa Indonesia hanyalah sebagai “Pintu Emas” dan setelah melaluinya masih sangat panjang perjuangan yang harus dilakukan.
Maksud orang pintar disini adalah cerdik, banyak akal untuk menipu orang lain demi keuntungan sendiri baik secara terus terang atau diam-diam (setiap ada peluang dipergunakan untuk kepentingan diri sendiri tanpa memikirkan kerugian orang lain karena kebodohannya atau ketidaktahuannya).
Jadi kemerdekaan itu juga haruslah ada aturan yang mengikat setiap orang sehingga keteraturan hidup dapat diwujudnyatakan, dan ini adalah bagian dari kemerdekaan itu sendiri. Demikian halnya sebagai anak Allah yang hidup ditengah bangsa Indonesia yang telah mengalami kemerdekaan 68 tahun, Kita menyadari banyak hal yang terjadi di tengah bangsa ini, bahkan masih banyak juga hal-hal yang membelenggu kita baik itu kemiskinan, kebodohan, kesengsaraan, kebobrokan moral, tingginya kriminalitas, korupsi, Narkoba, AIDS, dsb, yang tentu harus kita perjuangkan untuk lepas dari “penjajahan” tersebut. Jika dulu Jepang dan Belanda menjajah bangsa Indonesia untuk mendapatkan keuntungan dari jajahannya, tapi sekarang penjajah modern ini bukan hanya mencari keuntungan tapi menghancurkan/membunuh “mangsanya” (sungguh lebih kejam dari Jepang dan Belanda).
Hari ini kita kita memperingati hari Kemerdekaan RI ke 68, mengingatkan kita tentang memaknai kemerdekaan dengan kebangkitan diri di dalam perjuangan hidup. Ada banyak kekawatiran bahkan merasa ppesimis untuk perubahan yang lebih baik, akan tetapi selaku anak Tuhan tidak akan pernah kehilangan pengharapan untuk hari esok pasti lebih baik, karena kita percaya ada Tuhan yang senantiasa menolong bahkan memberkati kita. Seberat apapun perjuangan di dalam mengisi kemerdekaan ini, Di dalam Tuhan kita akan melaluinya sehingga kita mendapatkan kemenangan itu.
Pembahasan Nats Keluaran 12 : 37-42
Nats ini menceritakan tentang peristiwa perjalanan bangsa Israel ketika dipimpin Musa untuk keluar dari perbudakan Mesir. Setelah tulah yang ke 10 (kematian anak sulung) yang juga disebut nantinya sebagai Paskah, Raja Mesir mengijinkan Musa untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir. Peristiwa kematian anak sulung pada malam itu sekaligus peristiwa Firaun membebaskan Israel dari perbudakan menjadi peristiwa penting dalam sejarah hidup umat Israel. Malam tersebut menjadi malam kemerdekaan mereka setelah 430 tahun dijajah /diperbudak di Mesir. Dengan sorak kemenangan mereka melakukan perjalanan menjalani kemerdekaannya. 600 Ribu orang laki-laki, dan banyak bangsa lain ikut bergabung dengannya serta perempuan dan anak-anak juga segala ternak ikut dalam iring-iringan pintu kemerdekaannya. Di dalam kemerdekaan tersebut hanyalah pintu masuk saja, sebab selanjutnya bangsa Israel akan menjalani kehidupan sebagai bangsa yang merdeka dari perbudakan Mesir dan perjuangan mereka masih sangat panjang (bd. 40 tahun perjalanan mereka menuju tanah Kanaan/Perjanjian). Banyak hal yang mereka harapkan setelah keluar dari Mesir, yang pasti mereka hanya mengandalkan Allah melalui kepemimpinan Musa untuk melewatinya.
Melalui nats ini kita juga diingatkan tentang kemerdekaan bangsa Indonesia 68 tahun, dimana peristiwa Proklamasi Kemerdekaan di bacakan oleh Soekarno 17 Agustus 1945. Sama halnya kita diingatkan telah melalui “pintu Emas” itu, ternyata banyak hal yang harus kita perjuangkan. Sekalipun banyak yang belum seperti kita harapkan terjadi, tapi semangat kemerdekaan para pejuang bangsa ini harus tetap menyala-nyala di dalam hati kita. Hati yang selalu berjuang dengan sebaik-baiknya, hati yang rela berkorban untuk kemerdekaan bangsa ini. Melihat kondisi kita sekarang tentu sering kita mengatakan sangat sulit meraihnya. Tentu kita harus punya iman yang kuat untuk mengatakan semangat terus, sekalipun semuanya seolah mustahil, tapi kita harus punya pengharapan akan perubahan tersebut. Bangsa Israel ketika di Mesir juga merasa tidak mungkin mereka bisa keluar dari perbudakan Mesir, akan tetapi ada kuasa Tuhan yang menyatakan diriNya dengan kuasa yang membebaskan mereka. Kita percaya bahwa kuasa Tuhan juga nyata ditengah bangsa kita melalui banyak hal termasuk kita selaku umatNya. Mari kita melakukan yang terbaik sebab kita percaya seperti Tuhan memberikan yang terbaik bagi kita dan bangsa ini maka Tuhan juga selalu akan melindungi dan menolong kita.
Melalui pembacaan Rut 4:1-12 terlihat Tuhan memakai Boas untuk membebaskan Naomi dan Ruth. Situasi yang seharusnya sulit dan tidak pernah dipikirkan Naomi dan Ruth tetapi Tuhan memberi yang terbaik dengan memakai Boas sebagai pembebas.
Sebagai orang percaya jaman ini, kita juga harus tetap percaya bahwa Tuhan senantiasa menolong kita. Hal ini jelas ditunjukkanNya dengan membebaskan kita dari belenggu dosa yaitu melalui pengorbanan Yesus. Perlu kita menunjukkan sikap sebagai orang yang sudah dimerdekakan Yesus dan juga sebagai rakyat Indonesia yang sudah 68 tahun merdeka : seperti yang diungkapkan Paulus dalam Kolose 3:5-10 sebagai manusia baru :
Pertama, mematikan yang duniawi (Kolose 3: 5-9)
Empat perkara dunawi yang harus dimatikan yaitu: percabulan, kenajisan, hawa nafsu dan keserakahan. Empat perkara tersebut dilakukan diserupakan dengan orang penyembahan terhadap berhala, dan hasilnya adalah murka Allah atas orang-orang yang durhaka. Hal yang demikian dilakukan oleh orang-orang yang belum hidup baru. Tetapi bagi orang yang telah mematikan yang duniawi harus membuang marah, geram, kejahatan,fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulut. Kata-kata yang keluar dari mulut: “Ya bila ya, tidak bila tidak”, apa yang lebih dari itu berasal dari sijahat (bd. Mat. 5:37). Tidak ada dusta di antara anak-anak Tuhan. Alasannya karena telah mematikan atau menanggalkan manusia lama dengan tanda-tanda yang mengikutinya.
Kedua, mengenakan manusia baru (Kolose 3: 10)
Kata mengenakan dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya:memakai (pakain, topi, dsb). Seperti mengenakan pakaian baru, maka pakaian yang lama haruslah ditanggalkan, demikian juga dalam mengenakan manusia baru maka manusia lama yang hakekatnya sudah mati haruslah ditanggalkan (bd, ay 5: segala sessuatu yang duniawi. Manusia baru yang terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khalik.
Catatan:
- Penyembahan berhala adalah: membiarkan hal-hal lain menjadi pusat dari keinginan, nilai dan ketergantungan seseorang, sehingga tidak bergantung kepada Allah atau tidak mengutamakan hubungan dengan Allah, tetapi menggantikan posisi Allah dengan yang lain.
- Membuang berarti melepaskan sesuatu sehingga yang dibuang itu terpisah dari yang membuang. Yang dibuang biasanya adalah barang yang tidak bernilai atau tidak berharga dan dapat disamakan dengan sampah. Membuang disamakan dengan menanggalkan manusia lama yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan (bd. Ef. 4:22)
- Manusia lama adalah manusia yang belum diperbaharui atau hidupnya dalam dosa. Dosa adalah melakukan apa yang dilarang Tuhan dn tidak melakukan apa yang diperintahkan Tuhan
- Kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemulian Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru (bd. Rom. 6:4).
Pdt. Alexander Simanungkalit, S.Th
0 komentar:
Post a Comment