Saturday, 30 November 2013

Renungan / Khotbah Tahun Baru Yeaya 42:1-9, 1 Januari 2014

Introitus : 
Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu menyertai engkau, kemanapun engkau pergi (Yosua 1:9)

Bacaan : Yohanes 1:10-18.; Khotbah : Yesaya 42:1-9

Tema : “Allah berjalan bersama kita.”


Kata Pendahuluan
Saudara-saudara yang terkasih,
Kita sering mendengar kalimat”Hidup itu perjalanan.” Hidup itu perjalanan berarti hidup itu bergerak dari satu tempat ke tempat lain, dengan segala tantangannya, contoh: Perjalanan mendaki gunung atau naik kapal. Perjalanan naik gunung (perjalanan ndarat), ada lobang kecil, lobang besar, jalan terjal, cuaca yang tidak bersahabat, binatang buas, daerah berbahaya, dll. yang menghadang untuk mencapai tujuan. Demikian juga perjalanan laut ada waktu tenang, ada juga waktu yang menakutkan.

Dalam perjalanan ada yang mementingka alat perjalanan yang canggih. Bagi mereka yang mementingkan alat perjalanan yang canggih, maka alat itu memberikan keamanan dan kenyamanan. Ada yang mementingkan tujuan, apapun dilakukan supaya sampai ke tujuan dan ada yang mementingkan teman, maka bersama temannya (ada teman) baru mau melakukan perjalanan, kaena temannya tersebut memberikan keamanan dan kenyamanan (contohnya, suami-isteri, yang selalu bersama melakukan perjalanan).

Tetapi dari pengalaman, Alat yang canggih belum tentu memberikan keamanan dan kenyamanan, contoh: Titanic, yang berarti Tuhanpun tidak sanggup menenggelamkan kapal ini. Hal ini dinyatakan karena kecanggihannya. Kapal tersebut diperlengkapi alat keamanan yang canggih, mempunyai kolam renang, gymnasium, restoran kelas atas, memiliki telegram nirkabel muktahir yang dioperasikan untuk keperluan penumpang dan operasional kapal. Titanic mempunyai perlengkapan kedap air dan pintu kedap air yang bisa dioperasikan dari jarak jauh, namun tidak mempunyai sekoci yang dapat menampung seluruh penumpang (untuk 1.178 orang saja) Kapal ini mampu mengangkut 2.224 orang). Kapal ini berlanyar meninggalkan Southampton, tal 10 April 1912, tenggelam tgl. 14 April 1912, mematikan 1.514 orang. Ternyata Alat yang canggih tidak memberikan kenyamanan dan keamanan.

Pembahasan Nats Yesaya 42:1-9
Saudara-saudara yang kekasih dalam Tuhan Yesus,
Nats Khotbah Yesaya 42:1-9 yang menjadi nats khotbah kita, menawarrkan kepada kita bahwa ada teman dalam perjalanan hidup kita yaitu, Allah. Allah berjalan bersama kita, yang memberikan kenyamanan sejati. Pertama, Allah memilih hambaNya, yang dipegang, dipilih, Allah berkenan, menaruh RohNya, yang mempunyai tugas membawa keadilan (menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa)(ayat 1). Dan dalam PB terbukti dalam diri Tuhan Yesus, Mesias diurapi Roh Kudus, supaya melaksanakan tugas penebusanNya (Yes. 61:1). Yang percaya kepada Tuhan Yesus akan melanjutkan apa yang telah di mulai Tuhan Yesus, juga memerlukan pencurahan Roh Kudus, sebagai bukti Allah berjalan bersama orang percaya. Allah berjalan bersama kita berarti menerima pencurahan Roh Kudus, sehingga beroleh melayani dengan hikmat, penyataan Allah, dan kuasa yang diperlukan.

Kedua, hamba yang baik (ramah) terhadap yang lemah (ay. 3-6). Bukti orang yang lemah:
  1. Buluh yang terkulai…sumbu yang pudar nyalanya (ay.3) adalah merupakan bukti orang yang lemah.
  2. Bukti hamba yang baik/ramah adalah:
  3. Biasanya orang yang bersalah atau orang yang lemah adalah alamat amarah orang yang kuat, tetapi hamba tersebut sangat baik dan ramah terhadap orang yang bersalah dan lemah; Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara, bahkan tidak memperdengarkan suaranya (ay.2).
  4. Ia tidak mematahkan dan memadamkan yang lemah,tetapi menolong dan menyembuhkannya, member kehidupan (ay. 5), dan dengan maksud penyelamatan (ay. 6). Berlawanan dengan prajurit yang melumatkan musuhnya (Yes. 41:15)
  5. Tetap dengan setia ia menyatakan hukum/keadilan(ay.3). keadilan yang membela orang yang lemah dan tak berdaya.
  6. Ia tetap kasih setianya (tidak akan menjadi pudar, dan tidak akan patah terkulai) sampai terjadi keadilan di bumi dan pengajarannya dirindukan (ay.4).
  7. Ketiga, hamba yang membuka mata yang buta (ay.7). Dengan kematianNya dan Kuasa Roh Kudus, hamba (Mesias akan Membebaskan semua orang percaya dari kegelapan dosa, kesalahan (Rm 5:12), dan kuasa Iblis (I Yoh. 3:8).
Keempat, Aku ini Tuhan, itulah namaKu (ay 8-9), bd. Kel. 20:1-3. Akulah Tuhan Allahmu…), didasarkan bentuk sebuah perjanjian (antara raja dan rakyatnya). Dalam perjanjian itu, raja memperkenalkan diri dan menunjuk perbuatan-perbuatan yang telah dilakukannya untuk mereka (ay.2). Kemudian raja memberikan hukum-hukum dan rakyat harus hidup sesuai dengan hukum itu. Tidak memberikan kemulian-Ku kepada yang lain atau kemasyuranku-ku kepada patung (ay.8). Nubuat menjadi nyata, dan hal baru akan dinyatakan Allah kepada hambaNya. Sebelum terjadi, hamba mengetahui apa yang akan terjadi (membaca tanda-tanda zaman).

Pengenaan:

Saudara-saudara yang terkasih,
Nats Khotbah Yesaya 42:1-9, yang menjadi nats khotbah 01 Januari 2014, Tahun Baru, dengan tema:”Allah Berjalan Bersama Kita” memberi semangat baru bagi kita dalam meninggalkan tahun 2013 dan menjalani tahun 2014 karena: pertama, Allah membuka diri untuk berjalan bersama kita. Kita tidak membanggakan apa yang kita miliki; pengalaman, karena melalui pengalaman kita, ada yang kita harapkan hari cerah ternyata hari hujan (bertolak belakang dengan apa yang kita harapkan). Pengalaman tidak cukup memberikan hikmat untuk melanjutkan perjalanan yang baik. Harta/investasi, kesehatan, sahabat, alat yang canggih, kedudukan, pangkat, (semuanya itu fana, tidak dapat bertahan, sampai waktunya tidak ada lagi harganya atau akan hilang) tidak dapat diandalkan/dibanggakan menjadi sahabat kita untuk menjalani hidup ini, tetapi yang benar adalah Allah sendirilah yang menjadi teman hidup kita, sehingga kita mendapat kekuatan, penghiburan, dan kebijaksanaan dalam perjalanan hidup kita (bd. Introitus Yos. 1:9).

Saudara-saudara yang terkasih,
Kedua, Allah berjalan beserta kita, berarti dalam perjalanan hidup ini, Allah tetap menyertai kita dengan pencurahan Roh Kudus (pencurahan kuasa) pelayanan. Orang yang menerima Roh Kudus menjadi hamba Allah (ebed Yahweh). Seorang hamba Allah melakukan apa yang dikehendaki Allah (sebagai tuan (pemilik) dari hamba=teologi hamba). Dalam Yesaya 52: 3-6 sikap hamba tersebut adalah melayani yang lemah dan tak berdaya (buluh yang terkulai…lampu yang pudar nyalanya). Hal ini telah dilakukan Tuhan Yesus. Seluruh hidupNya melayani orang yang lemah dan tak berdaya oleh karena kuasa dosa. Dalam ayat 7, dosa dinyatakan dengan membuka mata yang buta. Buta terhadap kehendak Allah yang benar, sehingga melakukan apa yang dilarang Tuhan dan tidak melakukan apa yang diperintahkan Tuhan. Lihatlah disekitar kita, banyak sekali orang orang yang memilih jalan celaka daripada jalan selamat. Dengan penuh kasih Yesus melayani orang yang berdosa, demikian juga kita yang telah menerima Roh Kudus sebagai hamba Allah melayani orang-orang yang lemah dan tak berdaya oleh karena kuasa dosa, dengan memberitakan Injil (Mat. 28:18-20).

Saudara-saudara yang terkasih,
Ketiga, Allah bersama dengan kita, berarti semangat pelayanan kita tidak akan pernah pudar (semakin lemah) oleh karena tantangan. Tantangan sebagai hamba Allah ada dua, yaitu: tantangan dari dalam diri kita dan tantangan dari luar diri kita. Tantangan itu bukan membuat pelayanan menjadi pudar (hamba yang tak jelas imannya), tetapi tantangan tersebut menjadi peluang bagi kita untuk bertambah kuat (bd. Pohon yang di atas bukit, kayunya lebih kuat dari pada pohon yang di lembah. Hal ini terjadi karena pohon yang di atas bukit lebih banyak menerima angin kuat daripada pohon yang di lembah). Allah sendiri yang memperlengkapi kita dalam setiap tantangan sehingga kita beroleh pengetahuan dan kebijaksanaan untuk mengatasinya, sehingga kita boleh bersukacita setiap saat…Amin.

Cileungsi, 19 November 2014,
Pdt. Rasmidi Sembiring M.Th.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment