Thursday 10 July 2014

Renungan / Khotbah Roma 8:26-30, Minggu 27 Juli 2014

Introitus : 
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5:7).Ogen : 

Mazmur 119 : 129-136 (Responsoria); Khotbah : Roma 8:26-30 (Tunggal)

Tema :“Roh Kudus menolong saat keluhan tak terucapkan”

1. Pendahuluan
Kelemahan manusia, susah mengakui kelemahannya. Kita merasa tahu akan kebutuhan kita sendiri. Padahal apa yang terbaik buat diri sendiri, manusia tidak kompeten memutuskan kepentingannya sendiri. Pengkhotbah mengatakan “Karena siapakah yang mengetahui apa yang baik bagi manusia sepanjang waktu yang pendek dari hidupnya yang sia-sia, yang ditempuhnya seperti bayangan?” (Pkh. 6:12) Kita seperti anak yang bodoh menangisi buah yang belum matang dan yang tidak cocok untuknya.

Kita tidak mampu mengungkapkan keluhan dan kebutuhan kita secara benar kepada Allah. Tuhan Yesus berkata kepada ibu Yohanes dan Yakobus "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta” (Mat.20:22). Kita membutuhkan pertolongan Roh Kudus dalam berdoa. Kita tidak mampu berdoa bagaimana seharusnya dan bagaimana meminta dengan sikap yang disenangi Allah tanpa pertolongan Roh Kudus. Tidak ada doa yang benar tanpa pertolongan Roh Kudus.

Mulut manusia mungkin berdoa tetapi hatinya bisa saja tidak berdoa. Menyatukan mulut dan hati juga adalah kesulitan. Berdoa merupakan hal yang mudah, tetapi berdoa dengan benar yang sulit. Tuhan berjanji menjawab doa kita, tetapi doa yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Kalau doa kita melulu untuk kepentingan diri kita sendiri, doa yang membahayakan orang lain tidak akan dikabulkan. Pekerjaan Roh Kudus membuat doa kita sesuai dengan kehendak Allah.

2. Pendalaman Nats
Apa yang hendak disampaikan Paulus dengan ungkapan “keluhan yang tidak terucapkan?” Ketika kita sangat menderita, saat itu iman kita dalam keadaan lemah adalah saat yang paling kritis dan saat paling membutuhkan pertolongan Roh Kudus. Pada saat tersulit, mungkin kita sudah kritis (mis. dirawat di ICU atau saat ditodong dengan pistol), dimana kita tidak bisa mengucapkan doa kita sendiri, Roh Kudus akan melakukannya untuk kita.

Pengakuan umum bahwa “sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh” (ay.22). Karena ada penderitaan dan kematian karena kejatuhan manusia ke dalam dosa. Kalau saja Adam tidak jatuh ke dalam dosa maka setelah separuh baya ia tidak membutuhkan kacamata atau tongkat. Matanya akan terus terang dan tegak berdiri. Ada orang yang tidak setuju jika dikatakan penderitaan ini akibat dosa dan jawaban akan masalah manusia adalah penebusan dosa. Tetapi faktanya demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa dosa membuat penderitaan, membuat kesia-siaan, memperbudak, membinasakan dan menyakitkan.

Kata mutiara Augustinus, “Allah tidak akan pernah mengizinkan adanya kejahatan, jika Ia tidak dapat mengubahnya menjadi kebaikan”. Allah merasa iba dengan manusia yang mengalami penderitaan yang diakibatkan dosanya sendiri. Khususnya terhadap penderitaan orang percaya; bahwa orang kristen menderita seperti Yesus Kristus, mengalami penderitaan karena kebenaran. Pada saat inilah Roh Kudus mengeluh bersama-sama dengan kita dan merasakan segala beban dari kelemahan dan penderitaan kita. Tetapi Roh Kudus tidak hanya mengeluh, tetapi membawa kita dalam doa, doa yang membawa kita ke dalam kehendak Allah.

Kehidupan orang kristen bukan berpusat pada penderitaan tetapi harapan yang disiapkan untuk orang percaya. Walaupun saat ini kita menderita tetapi kita telah merasakan arti pengangkatan sebagai anak-anak Allah. Kalau kita bandingkan dengan bangsa Israel, saat pengintai-pengintai pulang dari tanah kanaan, mereka membawa buah-buahan Kanaan untuk mereka cicipi, tetapi tidak membuat mereka percaya maka mereka merana. Sedangkan apa yang kita cicipi di dalam Kristus dan berkat-berkat surgawi oleh Roh Kudus membuat kita percaya “bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita”. Seruan orang percaya di dalam kesenangan atau penderitaan: “Yang terbaik masih akan datang!”.

Sebab kita sendiri tidak tahu kehendak Allah; ketidaktahuan ini yang membuat kita merana, tidak mengetahui makna atau faedah penderitaan kita. Dalam penderitaan kita tidak tahu kehendak Allah dan tidak tahu berdoa seturut kehendak Allah. Hal ini merupakan kelemahan kita dan Roh Kudus menolong kita dalam kelemahan.

Iman orang percaya dalam penderitaan Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan dan Allah mempunyai rencana yang sempurna. Pengkhotbah 7:13 “Perhatikanlah pekerjaan Allah! Siapakah dapat meluruskan apa yang telah dibengkokkan-Nya?” Atau sebaliknya membengkokkan apa yang telah diluruskan-Nya? Tuhan mempunyai dua tujuan yaitu kemuliaan-Nya dan kebaikan kita. Hal ini sejalan dan tak dapat dipisahkan, kita diikutsertakan di dalam rencana kemuliaan-Nya. Yang telah Tuhan rencanakan pasti berhasil, Tuhan tidak pernah gagal di dalam rencana-Nya. 1 Tes.1:5 “Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh”. Efesus 1:4-6 “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia ...”. Mereka yang dipilih-Nya dipanggil-Nya; ketika mereka menerima panggilan-Nya, Ia membenarkan mereka, dan Ia juga memuliakan mereka. Dengan demikian, bagaimana kita orang-orang kristen berputus asa dan kecewa bila kita telah memperoleh kemuliaan Allah?

3. Pointer Aplikasi
Doa membuat hati terbuka bagi Allah, dan tertutup bagi dosa. Doa menenangkan hati dan membuat pikiran jernih. Doa adalah obat yang sangat ampuh bagi jiwa. Doa adalah pengusir kesedihan, menyingkirkan kedukaan dan melegakan hati. Doa memiliki sejumlah efek yang luar biasa, berarti turut bekerja mendatangkan kebaikan. Persekutuan dengan Tuhan mendatangkan kebaikan.

Pencobaan seharusnya menuntun kita kedalam doa, bukan menjauhkannya. Orang percaya bisa mengeluh bahwa mereka lemah dan tidak mampu menghadapi pergumulan dan menanggung beban yang sedemikian berat. Tetapi dalam nats ini dipastikan bahwa Roh Kudus ikut mengambil bagian dalam menanggung beban orang percaya. Roh Kudus tidak hanya membantu tetapi mengangkat kita. Kita mengakui bahwa tanpa tangan Tuhan menolong maka kita sudah lama hancur oleh banyaknya kejahatan.

Roh Kudus menolong kita, bagaimana kita seharusnya berdoa dan bagaimana cara meminta kepada Allah. Roh Kudus yang membentuk hati yang berdoa, mengarahkannya pada Allah, membuatnya bersungguh-sungguh berharap dan mempersiapkan hati menerima jawaban dari Allah. Tanpa pertolongan Roh Kudus, hati manusia tidak tulus dan serius meminta kepada Tuhan, malah hati manusia sepele kepada Tuhan. Roh Kudus membuat kita dengan hormat menghadap Tuhan.

Bahwa Roh Kudus menyelidiki hati manusia, Roh Kudus tahu apa yang menjadi kebutuhan kita. Bahwa manusia tanpa pertolongan Roh Kudus dalam doa, kita akan memaksakan kehendak kita kepada Allah. Tetapi Roh Kudus menundukkan hati kita hingga kita datang dengan rendah hati dan menyesuaikan kehendak kita dengan kehendak Allah. Sehingga hasil doa tidak akan mengecewakan kita sebab kita tahu kehendak Allah jauh lebih baik dari kehendak kita. Hati kita tidak akan bertentangan lagi dengan kehendak Allah sebab Roh Kudus memproses kita, memajukan kita dan membuat kita sama dengan Yesus Kristus.

Pdt.Sura Purba Saputra, S.Th
GBKP Bandung Barat


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment