Tuesday, 5 August 2014

Renungan / Khotbah Matius 16:21-28, Minggu 31 Agustus 2014

Introitus : 
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku

Bacaan : Yeremia 15:15-21 ( Tunggal ); Khotbah : Matius 16:21-28 ( Tunggal )

Tema : Ikutkanlah Yesus

Pendahuluan
Perikop ini kita sebut juga suatu nubuatan Yesus. Ketiga Injil Sinopsis memberitakan peristiwa pemberitaan tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikuti Dia (bdk. Markus 8:31-9:1 ; Lukas 9:22-27). Kita lebih menangkap arti dari ucapan Yesus disini apabila mengaitkannya dengan pengakuan Petrus di ayat-ayat sebelumnya. Dan jelas terlihat bahwa Yesus menghubungkan Mesias dengan penderitaan yang akan dialaminya sebagaimana tertulis dalam Yesaya pasal 53. selanjutnya Yesus memberikan kriteria mengikuti Dia serta bagaimana konsekwensi/akibat penolakan terhadap Yesus.

Pendalaman Nats
Kita dapat membuat suatu pembagian ayat-ayat menurut isinya :
Ayat 21 : Yesus bernubuat berbicara tentang masa depan diriNya sebagai Mesias, sebagai Anak Manusia yang harus menerima siksaan bahkan mati sebagai upah dosa manusia berdosa. Penolakan dirinya justeru datang dari orang-orang yang menyebut diri bangsa/umat pilihan Allah atau umat perjanjian yaitu tua-tua, imam-imam kepala dan ahli Taurat dikatakan secara terbuka.

Ayat 22 : Reaksi murid (Petrus), dia sangat terkejut dan tidak dapat menerima ucapan Yesus, sebab gurunya memiliki power atau kuasa yang telah disaksikan, berbagai mujizat penyembuhan, peneduhan angin ribut, segala masalah berat dapat dibereskanNya. Petrus tidak mau gurunya menerima penderitaan itu apalagi maut.

Ayat 23 : Yesus marah besar kepada Petrus atas tanggapan serta bujukannya sebab apa yang dikatakanNya adalah kehendak BapaNya, sesuai dengan rencana Allah untuk menyelamatkan dunia. Inilah yang bertentangan dengan logika dunia, namun sejajar dengan nubuat Yesaya pasal 53 tadi. Yesus menghardik Petrus, muridNya.

Hal yang seperti ini bisa terjadi dalam kehidupan sehari-hari di mana iblis memakai sahabat, teman atau saudara terdekat untuk menjauhkan kita bahkan memisahkan kita dari kehendak Allah. Terlihat bahwa Petrus seperti orang baik, ingin menghindarkan sang Guru dari kesulitan atau penderitaan atau kematian. Namun jalan Tuhan bukanlah jalan manusia : setinggi langit dari bumi.(Yesaya 55:8-9)

Ayat 24-25 : Yesus berbicara tentang syarat-syarat mengikuti Dia. Dari ayat ini kita melihat persyaratan yang di buat Yesus :

Tak seorangpun boleh berkata bahwa dia pengikut Yesus, bilamana mempunyai pemahaman yang salah terhadap Yesus.

Yesus tidak mengatakan bahwa semua akan mudah, gampang setelah mengikuti Dia, justeru hal ini ternyata dari perkataanNya :
• Melupakan kepentingan sendiri (egoisme)
• Memikul salibNya setiap hari
• Rela berkorban untuk Yesus setiap hari (setia dan jujur)

Setiap orang yang berperilaku demikian akan selamat (safety)
Ayat 26-28 : Yesus memberi pengertian akan arti/makna dan tujuan hidup dan bahayanya bila tidak mau mendengarkan Firman Tuhan. Hanya kepintaran, kekuasaan dunia tidak dapat menyelamatkan. Disini Yesus mau mengutarakan makna kehadiranNya yang memberi makna hidup manusia dan memberikan jaminan keselamatan itu sendiri. Yesus menubuatkan tentang kedatanganNya kelak. KedatanganNya bukan lagi seperti yang pertama; datang dalam kemiskinan, kehinaan. Tetapi Ia datang dengan kemuliaan. Orang-orang yang tidak mau mengakui Anak Manusia, ketika Yesus berada di bumi jelas akan ditolak oleh Yesus.

Dari kisah ini kita mendapat pelajaran yang sangat berguna, yakni:
Iblis sangat pintar dan bijaksana, memakai kesempatan yang justeru memanfaatkan teman sahabat atau saudara terdekat untuk memberi saran, membujuk agar menolak atau menerima sesuatu agar terhindar dari suatu kesulitan/penderitaan hidup, dengan menawarkan kemudahan, kesenangan, harta dunia, seperti layaknya orang yang sangat mengasihi kita, dengan menyimpang dari Firman Tuhan (bdn. Kisah Ayub)

Teologia Salib, inilah jalan Yesus Kristus. PengikutNya tentu juga harus menjalaninya sesuai Firman Tuhan, “Pikul salib dan ikutilah Aku”. Sebab Yesus Kristuslah sang Mesias yang ditolak, menderita sengsara dan mati dalam kesetiaan. Yesus Mesiaslah yang menang, yang bangkit dan kembali kepada kemuliaanNya.

Suatu pernyataan kuasa diberikan kepada Petrus dan juga kepada kita pengikutnya, agar jujur dan patuh akan kehendak Allah. Setiap orangyang tidak mengakui Dia dan tidak berbuat seturut dengan FirmanNya akan ditolak pada kedatanganNya kedua kali.

Renungan/Aplikasi
  1. Apakah maksud Yesus memberitakan bahwa Dia akan mengalami penolakan, kesengsaraan dan bahkan kematian?
  2. Untuk siapakah kriteria mengikuti Yesus ditujukan?

Yesus memberitahukan hal penolakan dan penderitaan serta kematian kepada para murid dengan maksud:
Bahwa Mesias yang datang itu adalah Anak Manusia yaitu Yesus Kristus sendiri yang harus menanggung beban berat yaitu penolakan. Mesias yang datang itu tidak sesuai atau berbeda dengan pengharapan orang Yahudi yang berharap Mesias itu datang dalam kemuliaan, kekuatan, wibawa yang menempatkan Israel menjadi pemimpin dunia, pemimpin politis.
S
upaya para murid mempersiapkan diri dengan situasi yang berbeda dengan keinginan hari dan pikiran mereka serta ujian bahi mereka apakah masih setia kepadaNya. Yesus juga mau menyatakan bahwa dengan mengikut dia tidaklah semua menjadi mudah, gampang dan hanya bersenang-senang (lihat bahan bacaan Yeremia 15:15-21). Justeru mengikut Yesus menghadapi banyak rintangan, penolakan. Mengikut Yesus ada konsekwensi yang harus diterima, diemban.

Penolakan, kesengsaraan, kematian di dunia bukanlah akhir dari segalanya, tetapi Yesus akan bangkit lagi, hidup, serta kembali ke Sorga dan bahkan akan datang ke dunia dalam kemuliaan sorgawi untuk menghakimi dunia dan memberi ganjaran sesuai dengan pengakuan dan perbuatan manusia semasa hidupnya.

Kriteria atau syarat mengikuti Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juru Selamat agar berpedoman kepada ucapan Yesus, yaitu:
• Melupakan kepentingan diri sendiri (egoisme)
• Memikul salibNya setiap hari
• Rela berkorban untuk Yesus dan Injil

Semuanya ini harus dilakukan agar Yesus tidak menolak kita, ketika Dia datang untuk kedua kali (parousia).
Untuk kita para pengikut Kristus pada masa kini, nubuat Yesus tentang penolakan, penderitaan, kematian, dan kebangkitanNya dalam perikop ini telah terwujud. Ia merupakan fakta kebenaran sejarah yang direkam dalam Injil. Dan kini kita menantikan pemenuhan tentang nubuat kedatanganNya yang kedua. Karena itu marilah kita mempersiapkan diri dan menanti kedatanganNya dengan tekun dan setia, agar Yesus Kristus menerima kita. Sebab keselamatan bersumber dari pengakuan kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, yang harus disertai kehidupan yang seturut dengan Firman, teladan, dan janji Tuhan Yesus Kristus di kala susah dan senang sebagai bukti kesetiaan dan kasih pengikutNya.

Pdt. Abdi E. Sebayang, M.Th
GBKP Depok Lenteng Agung


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment