Saturday, 27 September 2014

Renungan / Khotbah Yesaya 5:1-7, Minggu 5 Oktober 2014

Introitus : 
Mengapa Engkau menarik kembali tangan-Mu, menaruh tangan kanan-Mu di dada?/ Engkai maka la kami isampatiNdu? Engkai maka ipelepasNdu saja kami? (Mazmur 74:11)

Bacan : Filipi 3:4b-14 (Tunggal); Khotbah : Yesaya 5:1-7 (Antiphonal)

Tema : 
Hasilkanlah Buah Yang Baik Dan Manis Dalam Perbuatanmu/
Meramis Dingen Entebulah Buah Perbahanenndu


Pengantar
Kita sering mendengar celotehan-celotehan “yang tidak dapat dibina lebih baik binasakan saja”, karena buang-buang waktu, tenaga pikiran dan biaya dan akhirnya bisa membaawa kebinasaan. Istilah dalam suku karo “Labo terpegedang-gedang jambe la ertangke, pegedang pe nimai macikna nge”.

Demikian diilustrasikan tentang kehidupan bangsa Israel, seperti kebun anggur yang telah di berikan perawatan yang maksimal, yang menggambarkan bagaimana Allah telah berusaha sedapat mungkin untuk menjadikan Yehuda bangsa yang benar dan produktif. Tetapi ketika mereka tidak dapat menghargai semua perbuatan Tuhan, mereka gagal menjadi apa yang diinginkan oleh Tuhan barulah Tuhan akan membinasakan mereka. Seperti soerang tukang kebun membinasakan kebun mereka yang tidak mengahasilkan buah yang baik.

Coba kita bayangkan apa yang akan kita rasakan apabila kita menanam pohon buah-buahan tetapi tidak menghasilkan buah yang lebat dan manis ? pasti ada kekecewaan, tetapi apakah kita berhenti pada titik kekecewaan...? Melalui naskah renungan kita hari ini Yesaya 5:1-7, mari kita mendalami bagaimana perasaan pemilik kebun jika kebun tidak menghasilkan buah yang baik dan lebat ?

Isi
Yesaya mengilustrasikan bangsa Israel sebagai kebun anggur. Yesaya sebagai penyair kisah ini melambangkan dirinya memiliki “kekasih” yang memiliki kebun anggur. Siapakah kekasih Yesaya itu ? dia adalah pemilik kebun anggur, kalau kta berbicara tentang pemilik tentu kita dapat mengerti bahwa Tuhanlah pemilik segala sesuatunya, dengan demikian yang di maksud Yesaya kekasihku adalah Tuhan.
Mengapa Yesaya mengiluterasikan israel sebagai kebun anggur ?
  1. Anggur adalah tanaman yang sangat dikenal oleh orang Israel
  2. Anggur adalah tanaman yang sangat diminati setiap umat yang hidup di zaman itu, karena anggur adalah lambang berkat Tuhan, bahkan tradisi minuman dipesta “anggur” tidak bisa ketinggalan (bdk. Yoh 2:1-11)

Cerita tentang pemilik kebun ini dianggakt oleh Yesaya untuk menggambarkan bagaimana serius dan bertanggungjawabnya pemilik kebun untuk mengusahai kebunnya. Ia memilih lokasi “di lereng bukit yang subur”, Ia mencangkul dan membuang batu-batunya dan menanaminya dengan bibit pilihan. Batu adalah salah satu tantangan bagi tumbuhan untuk bertumbuh dengan baik, karena di samping tidak dapat di tembus oleh akar (menghambat pertumbuhan akar) dan juga mengurangi zat hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan.

Kesaksian Alkitab menyatakan bahwa “Tanah kanaan yang berlimpah susu dan madu” adalah tanah yang diberikan oleh Tuhan bagi umat Israel ketika Dia memanggil Abraham keluar dari kampung halamannya, inilah yang di juluki dengan bukit Zion atau di nats ini dikatakan dengan lereng bukit yang subur. Tuhan sendiri yang menyiapkan tanah itu supaya dapat memberikan kehidupan. Istilah “pokok Anggur pilihan” kesaksian Alkitab bahwa umat Israel adalah bangsa pilihan (bdk. I Petrus 2:9).

Secara logika kita berpikir dengan lokasi yang baik, tanah yang subur, perawatan yang baik dan bibit yang baik....apa mungkin tanaman itu tidak mengahasilkan buah yang banyak baik dan manis ?
Sehingga di langkah berikutnya di perlukan “menara penjaga” supaya tidak ada yang mengganggu (merusak) tanaman itu atau pencuri memasukinya. Dengan keyakinan kebun itu pasti menghasilkan buah yang baik dan dijaga dari tengan-tangan yang dapat merusak dan mencurinya, sehingga pemilik kebun itu membangun tempat pemerasan (pengolahan), dia menantikan dengan penuh sukacita karena tidak ada sedikitpun di benaknya akan ada kegagalan.

Tetapi apa yang terjadi ? jauh dari apa yang diharapkan....mengecewakan....diharapkan buah yang baik lebat dan manis, tetapi yang diterima adalah buah yang asam.
Ay.3. tersirat bahwa ada keinginan pemilik kebun itu untuk memusnahkan kebunnya, tetapi agar dia tidak dikatakan tukang kebun yang tidak sabaran, tukang kebun yang kejam, emosian. Sehingga di a mengundang penduduk Yerusalem dan Yehuda menjadi “hakim” apakah dia yang salah kalau seadaiya kebun itu dia musnahkan. Seringkali dalam hidup ini kita mengatakan Allah itu tidak adil, Allah itu tidak peduli akan nasib kita...mengapa Tuhan mengijinkan penderitaan menerpa kehidupan ini.

Ay. 4. Pemilik kebun anggur itu mau mengatakan bahsa Dia sudah maksimal dalam perawatan kebun anggurnya....”apa lagi yang harus di perbuat, artinya segala usah sudah dilakukan, lalu Dia bertanya apa lagi yang belum Dia perbuat....

Dengan pertanyaan ini apa lagi yang mau dikatakan oleh Penduduk Yerusalem dan orang-orang Yehuda......? dengan segala perlakuan pemilik kebun yang sudah maksimal tetapi hasilnya yang mengecewakan....apakah tidak pantas kebun itu dimusnahkan ?
Kebun anggur itu adalah kehidupan umat Israel yang sangat mengecewakan hati Tuhan, dan Tuhan menubuatkan akan keruntuhan kerajaan Israel...

Ay. 5-6, Aku akan menebang pagar durinya, ini merupakan nubuatan tentang keruntuhan “Tembok Yerusalem” yang berdiri kokoh melindungi kota Yerusalem, dengan runtuhnya tembok Yerusalem bangsa ini akan dijajah, dirampas, dirusak dibiarkan terlantar dan akan menjadi tanah yang tandus. Perubahan dari tanah yang berlimpah susu dan madu menjadi tanah yang berlipah air mata dan tangisan (bdk. Yeremia 9:19 Sebab terdengar ratapan dari Sion: Wahai binasalah kami! Kami sangat dipermalukan! Sebab kami harus meninggalkan negeri ini, karena rumah-rumah kediaman kami dirobohkan orang)

Ay. 7, Kaum Israel dan orang Yehuda adalah bangsa pilihan Tuhan, umat kegemaranna atau kebanggan-Nya yang diharapkan untuk menciptakan keadilan tetapi yang ada kelaliman. Keadilan diperjualbelikan, janda-janda, anak yatim piatu diabaikan bahkan di manipulasi untuk mendapatkan keuntungan, orang-orang yang lemah justru diinjak-injak, sungguh umat ini mendukakan hati Tuhan. Tuhan menanti-nantikan kebenaran tetapi yang ada keonaran. Kekecewaan Tuhan akan kehidupan umatnya sehingga, melalui nabi Yesaya Dia menubuatkan akan kehancuran kerajaan Isarel.

Aplikasi
Kisah sedih kebun anggur ini mengingatkan kita, tentang nasib orang-orang yang tidak menghiraukan Firman Tuhan, terlebih kita yang sudah dipilih menjadi ahli waris kerajaan sorga, Tuhan sangat menaruh pengharapan yang besar bagi kita, untuk membawa keadilan, marilah kita menjauhkan diri dari tindakan kelaliman. Tuhan sangat merindukan kita untuk membawa kebenaran jadi marilah kita menjauhi tindakan-tindakan yang membuat keonaran.

Semakin besar kasih dan pengarapan yang di bebankan kepada kita sepadan dengan itu kebencian yang akan ditimbulkannya ketika kita tidak mampu memenuhi pengharapan itu (kalau kita mengecewakannya)
Marilah kita menghasilkan buah yang baik dalam prilaku kita agar kita dapat menyenangkan hati Tuhan, agar perlindungannya senantiasa menaungi kita, Dia tidak menarik tangan dan meletakkan-Nya di dada-Nya tetapi terus di ulurkan-Nya keatas kehidupan kita untuk memberkati seluruh kehidupan kita (bdk. Introitus).

Untuk mengasilkan buah yang baik dalam perbuatan, kita harus melepaskan diri dari hal-hal lahiriah, mencintai Yesus lebih dari segalanya (Bdk. Nats Bacaan Filipi 3:4b-7), dimana Paulus berpindah dari jalan “kesenangan” ke jalan “kebenaran”. Yang di maksud Paulus “keuntungan” itu yang kami maksud dengan jalan kesenangan dimana dia punya kuasa untuk membunuh pengikut Kristus, dia seorang yang berpengaruh dihormati. Tetapi semuanya itu justru merupakan kerugian karena pengenalannya akan Yesus. Pengenalan akan Yesus membawa dia berjalan dalam kebenaran, dimana dia harus menyangkal dirinya, dianiaya dan dipenjarakan bukan karena kesalahannya tetapi semata-mata demi imannya kepada Kristus. Menghasilkan buah yang baik melalui perbuatan harus mengalami perubahan yang radikal. Paulus sebelum mengikut Yesus adalah penganiaya tetapi setelah di dalam Yesus justru dia rela dianiaya, sebelum menjadi pengikut Yesusdia adalah seorang pembunuh, Paulus adalah aktor intelektual dalam kematian Istepanus tetapi setelah mengikut Yesus dia tidak takut mati.

Menghasilkan buah yang baik dalam perbuatan kita hanya dapat kita lakukan jika kita terus dekat dan melekat pada pohon anggur yang benar (bdk. Yoh. 15: 4)

Pdt. Saul Ginting
Rg. Klender


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment