Sunday, 30 August 2009

PENJELASAN 1 PETRUS 3:18-20 & 4:6

Menurut Dr.H.Hadiwijono dalam bukunya “IMAN KRISTEN” pada hal. 336-338:
Mengenai 1 Petrus 3:18-20.
Pertama: 1 Petrus 3:18-20 adalah sukar sekali dan tidak jelas maksudnya. Ini jugalah pandangan Luther dan Calvin yang dikutip dalam buku Dogmatika Masakini (Dr. G.C.van Niftrik & Dr.B.J.Boland), Hal.266 (“Menurut Luther bagian Alkitab ini sebagai suatu bagian yang “ganjil dan suatu ucapan yang gelap”. Demikian juga Calvin memahami tentang “gelapnya bagian ini.” Menurut Calvin bahwa “para rasul-rasul tidak bagitu keras berusaha untuk menyusun kata-kata mereka secara tertib”; Ia beranggapan, bahwa di dalam 1 Petrus 3:18-20 “Petrus sudah menimbun banyak soal dengan tidak teratur”.). Kedua, karena itu ayat ini tidak mungkin diterangkan secara harafiah. Sebab timbul pertanyaan, apa sebab Kristus yang telah bangkit itu hanya memberitakan Injil kepada orang-orang yang tidak taat kepada Allah pada zaman Nuh? Ketiga, hubungan ayat-ayat ini menunjukkan, bahwa air bah zaman Nuh dipadang sebagai memisahkan dua kelompok manusia. Air bah itu membinasakan orang-orang yang tidak beriman, tetapi menyelamatkan orang yang beriman. Sehingga air bah itu menurut Petrus menggambarkan air baptisan yang menyelamatkan orang beriman dan menjadi hukuman bagi orang yang tidak beriman. Hal ini disebabkan karena kebangkitan Kristus dari antara orang mati, dan kenaikanNya ke Sorga. Kesimpulannya: Lebih tepat ayat ini diterangkan bahwa peristiwa kenaikan Kristus ke Sorga itu menjadi suatu proklamasi kemenangan bagi jiwa yang tertawan.
Mengenai 1 Petrus 4:6
Pertama, “orang-orang mati” yang dimaksudkan adalah orang-orang yang pada waktu Petrus menulis suratnya telah mati, akan tetapi ketika Injil diberitakan kepada mereka, masih hidup. Kedua, adapun arti kata-kata “sama seperti manusia, dihakimi secara badani” ialah: dihakimi seperti yang berlaku bagi semua orang, yaitu mengalami mati. Kesimpulan: Ayat ini tidak memberikan gagasan tentang pemberitaan Kristus, setelah Ia mati disalipkan, kepada roh-roh orang yang sudah mati.
BAGAIMANA MENJELASKAN MENGENAI “TURUN KEDALAM KERAJAAN MAUT” DALAM PENGAKUAN IMAN RASULI? APA YANG DIKERJAKAN YESUS SELAMA 3 HARI DI DALAM KERAJAAN MAUT TERSEBUT?
Menyangkut pasal ini, pandangan Luther mula-mula mengkiaskannya sebagai perjuangan rohani yang dialami Kristus dalam penderitaan dan kematianNya. Kemudian dalam khotbah-khotbahnya Luther menggunakan gambaran-kambaran populer dengan melukiskannya sebagai berikut: Dengan panji yang menyatakan kebangkitanNya, Kristus turun ke dekat gerbang neraka, mendobrak berbang itu, bertempur dengan setan-setan sehingga ada yang terlempar keluar melalui jendela-jendela, ada juga yang berjatuhan ke dalam sebuah lobang, lalu Ia mengalahkan serta mengusir iblis, membebaskan orang-orang beriman (yaitu orang-orang beriman yang hidup di zaman PL) dan membawa mereka naik ke atas sebagai milikNya sendiri (bd. Kata tawanan di dalam Ef 4:8). Tentu ini hanya gambaran, sebab Luther tidak beranggapan bahwa neraka itu sebuah gedung terbuat dari kayu atau beton.
Namun jika kita perhatikan dalam PB, berkenaan dengan pokok ini maka kita temukan 4 garis:
Pertama, sesuai dengan tanggapan orang Yahudi, Kristus sesudah kematianNya, telah turun ke dalam kerajaan maut”, sebagaimana halnya dengan setiap manusia. Bukan Ia “tidur” di dalam kuburNya seperti seorang yang mati semu, akan tetapi Ia benar-benar telah turun ke dalam syeol. Syeol atau hades dianggap sebagai tempat tinggal orang-orang mati dalam bentuk bayang-bayang. Maksudnya: bayang-bayang itu seakan-akan merupakan suatu bentuk lain (bentuk sesudah kematian). Sehubungan dengan hal ini dapat dikemukakan ayat-ayat seperti Mat.12:40; Kis.2:27,31 dan Rom 10:7. Tetapi disamping itu dikemukakan juga di dalam Alkitab tanggapan bahwa di dalam “hades” itu dibedakan antara tempat tinggal buat orang-orang benar (bd. “pengakuan Abraham” di dalam Luk 16:19-31 dan barang kali juga Firdaus di dalam Luk 23:43). Jadi maksud dari pengakuan tersebut, maka dipertegaslah bahwa Yesus benar-benar telah mati .
Kedua, Maksud PB ialah untuk memberitakan bahwa Kristus sungguh-sungguh telah mengalahkan kerajaan maut. Baca Wahyu 1:18, dimana disebutkan bahwa Yesus telah menang (dari mati menjadi hidup) dan akibatnya Ia yang memegang segala kunci maut dan kerajaan maut. Demikian juga dalam Mat 16:18 dan Kol 1:15 diberitakan tentang kemenangan atas kuasa-kuasa jahat di dalam kematiaNya. Selanjutnya kita juga jumpai tanggapan, bahwa semua orang mati sebelum kedatangan Kristus, takluk kepada kuasa “hades”, akan tetapi Kristus sebagai yang pertama telah menaklukkan kuasa maut (Kol 1:18; Wahyu 1:5; 1 Kor 15:20). Oleh sebab itu tidak dapat tidak mereka yang ada dibawah bumi (yang ada di dalam kerajaan maut) juga akan bertekuk lutut di hadapan Kristus, Sang Kyrios (Filipi 2:10-11).
Ketiga,
berhubungan dengan apa yang ditulis Petrus tentang pemberitaan bahwa Kristus pergi kepada orang-orang mati di dalam kerajaan maut (1 Petrus 3:18-20). Banyak usaha yang sudah dicoba untuk menjelaskan maksudnya ayat-ayat ini. Namun sebagaimana yang dikemukakan di atas, benar hal ini tidak lah mudah. Pakar tafsir menganai hal ini, mengarah kepada kepada 2 hal: (1) Apakah ayat-ayat itu bermaksud menyatakan bahwa Keristus berkuasa juga atas maut, dan bahwa keselamatan yang dikerjakannya mempunyai arti juga bagi mereka yang sudah mati sebelum kedatanganNya? (2) Apakah ayat-ayat ini dimaksudkan untuk menghibur jemaat muda, yang bersusah hati tentang nasib nenek moyangnya yang sudah hidup di dalam kekafiran? Bukankah kegelisahan seperti itu ternyata juga di dalam 1 Kor 15:29?
Keempat, Di dalam Gereja Purba telah ditemukan anggapan bahwa orang-orang beriman yang hidup dalam jangka waktu Perjanjian Lama, telah dibebaskan oleh Kristus dari kerajaan maut. Ayat-ayat Alkitab yang menimbulkan pandangan ini dapat kita baca Mat 27:52-53 dan Ef 4:8-9.
KESIMPULAN
Saya setuju, bahwa Yesus “turun kedalam kerajaan maut” adalah untuk memberitakan injil dalam arti Injil itu adalah pertama: kabar baik; kedua: kabar kemenangan, kabar kemerdekaan; ketiga: kabar keselamatan. Kepada siapa di beritakan atau harus disaksikan? Pertama, kepada seluruh penghuni sorga harus tahu. Dan memang mereka sudah tahu, karena Yesus datang dari sana ke dalam dunia; ke dua, kepada seluruh alam setan harus mengetahui bahwa Yesus datang kedalam dunia; ke tiga, setelah alam setan, alam nyata, sejarah mencatat, manusia mencatat; ke empat, dunia orang mati pun harus tahu pula bahwa Yesus turun kedalam dunia. Dia memberitakan bahwa Dia sudah datang memberitakan kemenangannya, mengalahkan alam maut dan berkuasa atas alam maut. Yesus turun kedalam dunia orang mati untuk menyatakan kemenanganNya, menyatakan bahwa Mesias yang dijanjikan telah datang kedunia.
Pondok Gede, 29 Juli 2009
Pdt.S.Brahmana


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment