Wednesday, 5 May 2010

Asseb-Khotbah Bilangan 14:11-20, Minggu 9 Mei 2010

THEMA:
ALLAH MENDENGARKAN DAN MENJAWAB DOAKU
(Dibata megiken ras njabab pertotonku)

Introitus : Amsal 15:29; Pembcaan : 1 Timotius 2:1-7
Khotbah : Bilangan 14:11-20

Pendahuluan
Seorang anak sudah bekerja dan setiap gajian ia tidak lupa membagi gajinya (1) untuk orang tua , (2) gereja. Tetapi pada jaman moneter, perusahaan tempatnya bekerja sedang goyang akhirnya tutup. Otomatis pegawainya pun berhenti bekerja. Anak ini mendapat pesangon beberapa kali lipat dari gajinya. Sebagaimana biasanya, uang yang dia terima dibagi kepada orang tuanya dan gereja juga lebih besar dari biasanya. Kali ini ia mengirim uang kepada orang tuanya disertai surat yang isinya: “Nunga memble au nuae” (Saya sekarang sudah memble/saya sekarang tidak bekerja lagi), doakan saya. Orang tuanya di kampung tidak tahu apa maksud/arti “memble”, oleh karena mendapat kiriman uang jauh lebih bayak dari biasanya, orang tuanya menduga bahwa pekerjaan anaknya semakin lebih baik atau naik pangkat. Oleh karena itu pada waktu kebaktian keluarga ia meminta agar anaknya didoakan agar lebih “memble” lagi. Apakah doa itu dijawab Tuhan? Apakah yang kemudian terjadi? Tidak lama kemudian anak tersebut mendapat pekerjaan diperusahaan asing yang jauh lebih baik dari pekerjannya semula. Dari kesaksian ini. Apakah Tuhan menjawab doa yang diangkat pada kebaktian keluarga tersebut? Tuhan menjawab. Karena Tuhan lebih tahu apa arti doa kita dan bagaimana kesungguhan kita menyampaikan doa-doa kita. Dengan kata lain Tuhan bukan saja merespons kata-kata yang diucapkan, tetapi hati dan perbuatan kita.

Pendalaman Nas
Permohonan Musa didengarkan Tuhan. Itulah yang dikemukakan dalam perikop kita, Bilangan 14:11-20. Disebutkan dalam ayat 12, Allah menyampaikan keputusannya kepada Musa: Yang pertama, melenyapkan umat Israel dengan penyakit sampar. Alasan melakukan hal ini sangat jelas disebutkan dalam ayat 11. Bangsa Israel dianggap sudah tidak bisa lagi ditolirir. Mereka sungguh-sungguh tidak lagi memandang Allah sebagai Allah yang membebaskan mereka dari perbudakan Mesir. Ketika mereka mendengar penjelasan para pengintai yang mendramatisir keadaan tanah Kanan yang dijanjikan Allah menjadi milik mereka, dengan mengatakan bahwa mereka tidak mungkin memiliki tanah kanaan tersebut karena penduduknya sangat kuat bahkan yang berdiam disana keturunan raksasa, mereka menjadi bersungut-sungut[1]. Dalam ayat 1 disebutkan mereka menangis semalaman, lalu menyalahkan Tuhan yang telah membawa mereka keluar dari Mesir. Sebagai puncaknya, mereka menolak kepemimpinan Musa dan Harun berarti menolak Tuhan memimpin mereka, dengan mengatakan "Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir. Dan hal ini membuat Allah sangat murka. Dan memutuskan melenyapkan mereka. Kedua, membuat Musa dan keturunannya menjadi bangsa yang kuat melebihi bangsa Israel. Apakah Musa gembira mendengar keputusan Allah ini? Seharusnya ya, andaikan Musa berpikir egois, atau seperti koruptor-koruptor yang hanya tahu bagaimana memperkaya diri dengan menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk memperkaya diri walaupun perbuatan tersebut merugikan negara, merugikan masyarakat. Tetapi Musa tidak demikian. Ia tidak memanfatkan kesempatan yang ada demi keuntungan pribadinya dan keturunannya. Musa tidak setuju keputusan Tuhan. Musa memohon agar Tuhan membatalkan keputusanNya. Dan sungguh luar biasa, Allah mendengar permohonan Musa. Mengapa bisa demikian? Jawabannya sederhana. Karena (1) Musa orang benar. Dan sebagaimana disebutkan dalam Amsal 15:29 bahwa Tuhan mendengarkan doa orang benar[2]. Tanda bahwa Musa benar-benar orang benar nampak dari sikap hidupnya dan kepemimpinannya. Pertama, Musa pemaaf dan pengampun. Walaupun bangsa Israel berbuat yang tidak baik kepadanya, sampai mau melempari Musa dengan batu[3], tetapi ketika ada kesempatan membalas semua itu Musa tidak melakukannya, bahkan Musa mohon agar bangsa dipimpinnya tetap selamat. Kedua, Musa tidak mementingkan diri sendiri. Musa menolak kehendak Tuhan memusnahkan bangsa Israel dan menjadikannya suatu bangsa yang besar dan kuat. Hal ini sangat luarbiasa. Kebenaran dalam diri Musa teruji, bukan imitasi. Biasanya kelemahan manusia adalah menolak godaan menjadi populer, kaya, hebat dan semuanaya yang sangat didambakan manusia duniawi. Bahkan demi semuanya itu mau melakukan apa saja. (2) Musa berdoa dengan sungguh-sungguh dan tulus. Dua hal ini sangat berhubungan erat. Inilah rahasia doa musa didengarkan dan dikabulkan Tuhan. Perhatikanlah ayat 20. Tuhan menjawab doa Musa: "Aku mengampuninya sesuai dengan permintaanmu”.

Pointer Aplikasi
(1) Semua orang percaya tentulah sangat berharap doanya di kabulkan Tuhan. Namun pertanyaannya, sudahkah doa-doa kita dijawab oleh Tuhan? Jika sudah, puji Tuhan. Jika belum, paling tidak ada 3 hal yang dapat kita lakukan. Pertama, teruslah bertekun dalam doa, sebab kadang doa belum dijawab Tuhan demi kebaikan kita. Kedua, perlu mengevaluasi ketulusan dan motivasi doa kita. Bila dirasa doa permohonan kita tidak beres atau cendrung mementingkan diri sendiri ubahlah itu. Bisa jadi Allah tidak menjawab doa kita karena demi kebaikan kita atau karena mengasihi kita[4]. Ketiga, sudahkah kita hidup benar? Ingat Tuhan tidak mendengar doa orang fasik, tetapi tidak demikian dengan orang benar sebagaimana disebutkan dalam introitus kita (Amsal 15:29)[5]. Ia mendengarkan doa orang yang dengan setia melakukan hukum-hukum Tuhan[6].

(2) Dalam pembacaan kita (1 Timotius 2:1-7) juga memperlihatkan bagaimana Paulus memahami pentingnya doa. Perhatikanlah ayat 1, Paulus pertama-tama memberi nasehat agar menaikkan doa syafaat untuk semua orang. Mengapa demikian? Alasanya disebutkan dalam ayat 2 yakni agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Demikian juga dalam bagian lain. Dalam Efesus 6:8, Paulus juga mengingatkan pentingnya berdoa senantiasa. Mengapa hal ini penting, paling tidak ada 2 alasan: (1) Sebab iblis belum pensiun. Benar iblis telah dikalahkan melalui kematian dan kebangkitan Yesus. Namun ibarat singa walaupun ia sudah ompong tetapi masih bisa mengaum untuk menakuti orang. Demikian juga iblis, ia masih bisa menggoda dengan segala setrategi menjatuhkan anak-anak Tuhan. Dengan doa membuat anak-anak Tuhan tetap kuat. (2) Berdoa adalah jalan yang ditunjukkan Allah untuk menerima segala sesuatu; rahasia dari semua kegagalan yang kita alami di dalam hidup dan pekerjaan kita adalah karena melalaikan doa.

Pondok Gede, 4 Mei 2010
Pdt.S.Brahmana

----------------------------------------
[1] Baca selengkapnya Bilangan 13
[2] Bd. Yakobus 5:16
[3] Ayat 10
[4] Ada doa yang tidak dikabulkan Tuhan, karena mengasihi kita. Oleh karena itu jangan lantas kecewa atau bersungut-sungut bila doa tidak dikabulkan. Bahkan seharusnya kita bersyukur karena tidak setiap doa kita dikabulkan. Seperti cerita ini. Ada seorang bapak setiap kali naik pesawat dihinggapi perasaan takut yang sangat dalam. Mengapa demikian? Rupanya bapak ini pada waktu dikampung dahulu, ketika ia masih SMP, ia mempunyai tugas rutin menggembalakan kerbau. Hampir setiap sore, ketika sedang berada di atas punggung kerbau gembalaannya, selalu lewat melintas pesawat terbang. Ia tidak tahu darimana dan mau kemana pesawat tersebut. Akan tetapi bagi dia dan anak-anak dikampunya, saat-saat pesawat melintas diangkasa selalu menjadi kegembiraan, membawa harapan dan angan-angan. Demikian juga bapak ini. Ia mempunyai harapan, mempunyai keinginan setiap kali pesawat melints ia selalu berkata dalam hatinya, “oh, betapa bahagianya kalau aku nanti bisa naik pesawat terbang”. Ucapan itu selalu dilanjutkan dengan doa pribadi, seperti bisikan hati. “Tuhan, berilah aku kesempatan naik pesawat terbang sekali. Kalau aku naik pesawat terbang, satu kali saja, aku sudah puas. Sesudah itu, mati pun aku rela”. Itulah yang selalu diungkapkan, setiap pesawat terbang melintas di atasnya. Setelah tamat SMP, ia melanjutkan ke SMA. Dan tamat SMA ia merantau ke Riau, yang pada waktu itu sangat terkenal dengan perusahaan minyak di sana. Ia melamar kerja dan diterima sebagai pegawai ladang minyak (PT Caltex). Ia bekerja dengan rajin dan jujur sehingga ia memperoleh kedudukan yang lumanyan. Oleh karena tugas-tugasnya di perusahaan, ia harus pergi ke Jakarta minimal 2 kali dalam setahun, karena kantor pusat perusahaan ada di Jakarta. Oleh karena itu pula setiap kali ke Jakarta, ia tidak pernah merasa aman dan selalu risau mengingat doanya yang dahulu disampaiakan kepada Tuhan.
Demikianlah ketika besok ia harus pergi ke Jakarta menjalankan tugas, ia sangat risau, ia sangat kuatir. Jangan-jangan kali ini doa yang dahulu saya sampaikan di kampung benar-benar di kabulkan Tuhan, pikirnya. Akhirnya pada sore hari ia mendatangi pendetanya, setelah sebelumnya memberitahukan kedatangannya melalui telepon. Dengan terus terang bapak ini menyampaikan pergumulannya tersebut. Ia menceritakan pengalamannya waktu di kampung dahulu serta doa yang pernah disampaikan kepada Tuhan. Setelah menceritakan semuanya, ia mohon supaya pendeta berdoa agar Tuhan tidak mengingat doa itu. Mendengar cerita, serta merasakan bagaimana kekuatiran dan ketakutan bapak ini, sebelum berdoa pendeta menyatakan kebenaran Firman Tuhan bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang Maha Pengasih. Ia tahu apa yang terbaik bagi anak-anaknya. Lebih lanjut pendeta ini mengemukakan bahwa ada 3 kemungkinan jawaban Tuhan atas doa kita. Pertama, boleh jadi Tuhan langsung memberikan jawaban doa kita pada saat itu juga. Kedua, mungkin juga apa yang kita minta dalam doa ditunda pemberiannya. Ketiga, doa kita benar-benar ditolak Tuhan, karena apa yang kita minta tidak sesuai dengan kebutuhan dan kehidupan kita menurut Allah. Dengan kata lain Allah menolak karena Tuhanlah yang paling tahu mana yang terbaik bagi kita. Karena itu kata pendeta melanjutkan, bersyukurlah karena Tuhan tidak menjawab doa bapak itu. "Terimakasih Tuhan Yesus, Engkau tidak menjawab doaku yang telah kusampaikan dahulu", katatanya bapak tersebut dengan tulus. Setelah berdoa, bapak tersebut pulang dengan sukacita (Kesaksian ini disadur dan dipersingkat dari buku: Berteologia di dalam Ilustrasi oleh Pdt.Dr.Darwin lumbantobing).
[5] Bd. Yakobus 5:16
[6] Amsal 28:9


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment