Saturday, 4 September 2010

Asseb-Khotbah Kisah Rasul 10:28-34, Minggu 05 September 2010

Introitus: 1 Korintus 10:32; Pembacaan: Kejadian 21:22-34
Khotbah: Kisah Rasul 10:28-34
Thema:
ALLAH TIDAK MEMBEDAKAN ORANG
(Ilebe-lebe Dibata manusia la erdobahen)
Pendahuluan
Bukan mau mengkambing hitamkan dosa, namun jelas dosalah yang menyebabkan manusia menjadi homo homoni lupus (manusia merupakan serigala bagi sesamanya). Kita menyaksikan dalam kitab Kejadian, setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa mereka memperanakan Kain dan Habel. Namun apa yang terjadi, Kain membunuh Abil. Demikianlah seterusnya dalam kehidupan manusia diwarnai perselisihan, iri, dendam dan saling membunuh. Sangat ironis memang, orang yang mengklaim diri beragama juga tidak dapat melepaskan diri dari hal ini. Bahkan ada orang atas nama agama tidak segan-segan membunuh sesamanya. Bahkan ada yang mengatakan agama hanya membuat manusia terkotak-kotak. Pemahaman menganggap agamanya lebih baik, sering membuat orang menganggap orang lain yang tidak seagama dengannya bukan lagi menjadi sesama. Orang Yahudi pada jaman Yesus misalnya, menganggap diluar Yahudi bukan sesamanya. Aneh memang. Kita mengambil contoh dalam kehidupan orang karo jaman sebelum mengenal agama, apakah itu Kristen atau Islam. Kehidupan masyarakat sangat bersahaja. Budaya gotong royong, saling peduli dan mengasihi sangat kental. Namun ketika sudah memeluk agama lambat laun pertentangan semakin kentara. Bahkan dengan mengklaim ajaran agama tidak segan-segan memutus hubungan, bermusuhan bahkan ada yang saling membunuh. “Kita berbeda dengan mereka”. Maksudanya tentulah berbeda agama. Karena berbeda agama seolah mereka bukan manusia seperti mereka. Aneh dan sangat menggemaskan. Padahal mereka mengklaim agama mereka dari Allah. Sebagai orang Kristen mari kita mendalami Firman Tuhan dalam Alkitab. Dari kitab Kejadian sangat jelas dikemukakan bahwa Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan. Berarti semua bersaudara walaupun tempat, bahasa, ras dan agama berbeda. Dan dalam Kolose 3:11, Paulus sangat menekankan bahwa semua manusia sama di hadapan Allah.

Pendalaman Nas
Kisah Rasul 10:28-34 adalah suatu kisah yang mau menekankan bahwa semua manusia sama di hadapan Allah. Dalam Injil 3:16 di kemukakan bahwa Allah mengasihi semua manusia. Semua manusia diberikan hak dan kesempatan yang sama untuk percaya kepada Yesus dan memperoleh keselamatan. Pengalaman Petrus di Yope[1], dan perkunjungan Petrus ke rumah Kornelius memberikan legitimasi bahwa tidak benar bahwa keselamatan hanya terbatas bagi orang Yahudi, tetapi juga bagi bangsa di luar Yahudi. Petrus melalui penglihatan diberi pencerahan mengenai hal ini. Sebelumnya, Petrus termasuk orang yang sangat taat kepada aturan agamanya, dimana membuatnya memandang orang diluar bangsanya sebagai yang rendah, kafir, sehingga tidak pantas bergaul, apa lagi masuk ke dalam rumah orang tersebut, sangat dilarang keras. Namun sejak pencerahan tersebut, pendangan Petrus berubah total dengan memberikan statemen bahwa "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang” (ayat 34). Boleh jadi statemen ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan murid-murid, dan itu hal yang wajar-wajar saja. Namun Petrus tidak takut, sebagaimana yang menjadi sikap Petrus ketika ia dilarang menyaksikan Yesus dalam Kisah Rasul 5:29, ia mengatakan dan menegaskan bahwa ia lebih takut kepada Allah dari pada manusia. Dan itulah sebabnya Petrus tidak ragu-ragu datang ke rumah Kornelius, perwira pasukan Romawi yang disebut pasukan Itali, atau dengan kata lain orang kafir menurut pandangan orang Yahudi.

Pointer Aplikasi
1) Sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus, maka sudah seharusnya bukan saja statemen kita bahwa Allah tidak membedakan orang, tetapi nampak dari sikap dan perbuatan kita terhadap semua orang, tanpa memandang siapa dia, teman atau musuh. Bahkan lebih lagi, seharusnya menjadi upaya kita bersikap dan bertindak agar tidak membuat orang tersandung[2]. Itulah yang juga dilakukan Abraham dengan Abimelek. Walaupun mereka mempunyai latarbelakang berbeda, namun dengan saling menghargai mereka dapat menyelesaikan perselisihan yang ada. Walaupun Abraman sebagai orang asing, namun tidak dipandang rendah oleh Abimelek karena ia tahu bahwa Allah menyertai Abraham. Demikian juga sebaliknya, walaupun Abraham tahu bahwa Allah menyertainya, memberkatinya sebagaimana janji yang telah diucapkan Allah kepadanya[3] tidak membuat Abraham sombong dan memandang rendah Abimelek. Hal ini satu pelajaran yang berharga kepada kita, kepada setiap orang yang menganggap dirinya mempunyai agama lebih baik dari agama orang lain, mempunyai Allah dan mengenal Allah yang sesungguhnya dari pada orang lain, Allah yang telah berjanji tidak hanya menyertai dan memberkati tetapi juga memberi keselamatan, agar meneladani Abraham, juga Petrus dalam pembacaan maupun khotbah Minggu ini. Seharusnya semakin kita mengenal Allah yang sesungguhnya akan membuat kita semakin mengasihi semua orang, berbuat baik kepada semua orang, sebab bukankah di hadapan Allah manusia itu sama? Bukankah semua amanusia ciptaan Allah? Terlebih bukankah Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamat kita memerintahkan kepada murid-muridnya dan semua orang percaya agar saling mengasihi?
2) Benar, di hadapan Allah semua manusia sama. Dan semua manusia mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh keselamatan. Namun tidak berarti semua manusia akan selamat. Sebagaimana disebutkan dalam Yohanes 3:16, bahwa orang yang tidak binasa melainkan memperoleh hidup kekal adalah mereka yang percaya kepada Yesus Kristus. Oleh karena itu tugas kita sebagai orang yang telah percaya kepada Yesus, adalah memberitakan Injil keselamatan itu kepada semua orang. Sebab apa? (1) Sebab bagaimanapun salehnya seseorang, misalnya seperti Kornelius dalam perikop khotbah kita, ternyata itu belum cukup, Kornelis harus dibimbing mengenal dan percaya kepada Yesus Kristus; (2) sebagai tanda bahwa kita adalah orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus adalah harus memberitakan Injil baik melalui perkataan maupun sikap hidup.

Jatiwaringin Raya, 04 Septemeber 2010
Pdt.S.Brahmana
-------------------------------
[1] Kisah Rasul 10:9-17
[2] 1 Korintus 10:32 (Introitus)
[3] Bd.Kejadian 12:1-3


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment