Thursday, 14 October 2010

Sermon Khotbah Filipi 3:17-21, Minggu 17 Oktober 2010

Sermon tgl.13 Oktober 2010

Introitus: Masmur 71 : 7: Pembacaan : I Raja-Raja 2 : 1 – 4
Khotbah : Filipi 3 : 17 – 21

Thema :
Jadilah teladan bagi semua orang
(Jadi Usihenlah kam).

1) Didalam suatu perlombaan sudah pasti membutuhkan latihan-latihan yang serius untuk mencapai garis finish dan menadapatkan hadiah.Seorang pemain bulutangkis, dia harus melatih diri secara teratur dan tak terpengaruh oleh masa lalu-lalunya yang pernah membuat dia kecewa, tetapi dia melihat kedepan dengan suatu pengharapan bahwa dia akan berhasil. Jelas didalam perlombaan tersebut harus patuh terhadap peraturan-peraturan yang sudah ditentukan ; tanpa mengikuti aturan-aturan maka dia tidak akan berhasil. Pada umumnya dia akan bekerja keras dan memperhatikan aturan-aturan untuk memperjuangkan apa yang dia harapkan. Dan harapan-harapan itu harus jelas. Contoh : Kita sebagai orangtua : kita berharap supaya anak-anak kita menjadi orang yang berhasil. Tentu untuk memperjuangkan keberhasilan itu kita berjuang sedemikian rupa, supaya tercapai apa ynag kita cita-citakan.

2) Dalam Nas khotbah kita Filipi 3 : 17 – 21 paulus menekankan agar jemaat filipi dapat hidup bersatu dan berperilaku seperti kristus didalam segala hal. Karena Paulus melihat banyak orang percaya hidup sebagai seteru salib kristus karena mereka hanya mencari keuntungan yang menyenangkan dirinya sendiri. Tindakan tersebut berlawanan dengan kristus yang rela menderita bagi orang lain. Mereka hanya terfokus untuk mengejar pada apa yang tampak yang dapat membanggakan diri sendiri dan duniawi. Paulus sendiri telah menjadi teladan didalam perjuangannya untuk mendapatkan hadiah yaitu panggilan sorgaw. Paulus berusaha untuk mengejarnya dengan cara melupakan apa yang telah dibelakangnya dan mengarahkan diri kepada apa yang dihadapannya.

3) Ini maksudnya kegagalan, kekecewaan, kekurangan, kesalahan pada masa lalu tidak lagi menjadi hambatan untuk maju kemasa depan. Bandingkan latar belakang kehidupan Rasul Paulus (Filipi 3 : 5 -7) . Paulus menganiaya orang-orang percaya, kelemahan-kelemahan fisiknya tapi bukan hal itu menjadi alasan bagi paulus tidak sampai ke garis finish. Malahan paulus mengarahkan diri kepada apa yang dihadapannya, karena Paulus telah melihat dengan iman percayanya hadiah yang akan diterimanya yaitu sorga yang dari Allah dalam Yesus Kristus yang akan mengubah tubuh kita yang hina sehingga serupa dengan tubuhnya yang mulia. Oleh karena itu Rasul Paulus melihat tantangan yang dihadapinya tidaklah seberapa kalau dia bandingkan dengan hadiah yang akan diterimanya. Hal itulah yang membuat Rasul Paulus, begitu tekun meneladani Yesus baik dalam kesabarannya, penderitaannya dan dalam kesetiannya dia tetap berjuang untuk kemulian Tuhan. Demikan juga Daud menjadi teladan bagi Salomo sehingga Daud memberi Nasihat-Nasihat keapda Salomo supaya Salomo tetap mengikuti segala perintah Tuhan didalam hidupnya.

4) Jadilah teladan.
Paulus mengajak semua orang percaya supaya dapat meneladaninya, dalam hal penderitaannya, beriman, dan pelayanannya, terutama meneladani Yesus dalam hal pengorbananNYA, kasih dan keselamatan. Juga orang percaya supaya hidup berpengharapan bahwa Tuhan akan mencukupi kebutuhan dan memberikan masa depan yang kekal. Amin

Pdt.Ediwati Br.Ginting
GBKP Majelis/Runggun Bogor
HP: 081264190131

Catatan Sermon

  1. Dalam penderitaan sekalipun Paulus tetap melayani dengan sungguh-sungguh. Mengapa Paulus demikian?Atau apa yang mendorong Paulus sehingga mampu seperti itu? Karena (1) Paulus sudah melihat secara iman hadiah kemenangan, hadiah kepatuhan yakni keselamatan. (2) didalam kegelapan Paulus melihat terang diseberang kegelapan tersebut. Karena iman dan pengharapan kepada Yesuslah membuat Paulus patuh, setia melakukan kehendak Tuhan. Dan hal ini nampak dalam ungkapannya di dalam Filipi 1:21, Roma 8:18.
  2. Ungkapan Paulus dalam Filipi dalam 3:13 membongkar “biak kalak karo” (sifat/kebiasaan orang Karo) yang sukar melupakan pengalaman, baik yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan sehingga hal itu sering membuat tidak fokus mengarahkan diri ke depan. Sebenarnya semua orang juga memiliki sifat demikian, termasuk Paulus. Namun pertemuannya dengan Yesus yang membuatnya bertobat memampukannya melupakan apa yang ada di belakangnya, yakni pengalaman yang tidak menyenangkan atau juga popularitas yang tidak membawa keselamatan, tetapi mengarahkan diri kepada apa yang ada didepannya (bd.Filipi 3:8)
  3. Paulus berani mengatakan: ikutilah teladanku. Bagaimana dengan kita? Paulus setelah bertobat fokus hidupnya hanya untuk memuliakan Tuhan. Dia menganggap dirinya berhutang untuk memberitakan Injil kepada semua orang (Roma 1:14). Dalam memberitakan Injil, paulus tidak mengandalkan kekuatan dan kepentarannya, tetapi hikmat dan kuasa Tuhan.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment