Sermon tgl.13 Oktober 2010
Introitus: Efesus 4 : 23; Bacaan: 2 Timotius 2 : 1 – 7
Khotbah: Yehezkiel 33 : 12 – 19 , 30- 33
Thema:
Tetaplah melakukan Kebenaran dan Keadilan
(Tetaplah ngelakoken kebenaren ras kebujuren)
Pendahuluan
1. Seorang Mahasiswa teologi ketika mengikuti ujian akhir hanya mendapatkan Nilai 4.0, sedangkan standart kelulusan yang telah ditetapkan minimal 5,6. Berdasarkan hasil tersebut mahasiswa tersebut berarti tidak lulus. Namun menurut aturan ia masih mempunyai kesembatan untuk memperbaiki nilai tersebut. Dan ia memperoleh Nilai 5,0. Oleh karena belas kasihan, Dosen tidak melalui aturan umum, sekali lagi ia diberi kesempatan untuk memperbaiki nilai tersebut. Akhirnya ia mendapat nilai 5,4. Sang Dosen berfikir dengan nilai tersebut berarti si Mahasiswa tersebut tidak lulus dan tidak akan menjadi hamba Tuhan. Sebaliknya disisi lain ia melihat bahwa sebenarnya ada usaha,ada kemauan si mahasiswa untuk memperbaiki diri.Akhirnya Sang dosen menambahkan nilai 0,2 secara Cuma-Cuma, Nilai ANUGERAH.
Mungkin satu sisi kita mengatakan bahwa dosen tersebut KKN , tidak bertindak berdasarkan aturan Akademik, tidak adil, Namun hal yang mendasar adalah oleh karena “PENYELAMATAN”.
2. Yehezkiel ditunjuk sebagai “penjaga” yang memperingatkan bangsa Israel agar berbalik dari dosa-dosa mereka. Dia mengkritik para peminpinn Israel sebagai gembala-gembala yang jahat. Namun ia mengingatkan bangsa itu bahwa gembala mereka yang sejati adalah Tuhan dan mereka tetaplah menjadi kawanan domba Tuhan.
3. Orang yang BENAR yang meninggalkan Tuhan dan kembali kedalam dosa, dan tidak kembali lagi bertobat akan mati didalam dosa-dosanya. Perbuatan baik yang pernah kita lakukan tidak akan menjadi deposito dalam perhitungan buku kehidupan. Sebalinya orang FASIK yang berbalik kepada Tuhan dan meninggalkan dosa dan tidak mengingat-ngingatnya lagi, akan diselamatkan.
Nats ini mengingatkan kita bahwa pentingnya hubungan kita dengan Tuhan secara terus menerus.Minggalkan Tuhan yang beranggapan bahwa sudah banyak kebaikan yang sudah dilakukandan Tuhan akan memperhitungkan hal tersebut adalah suatu kekeliruan. Mungkin tepat ungkapan yang mengatakan “gara-gara setitik nila rusak gula sebelanga”
4. “Duduk didepanmu” gambaran keseriusan pendengar. Namun kedatangan Orang-orang untuk mendengarkan Firman Tuhan yang diberitakan Nabi Yehezkiel, bukan untuk dimengerti dan ditaati namun hanya untuk “tontonan/hiburan” . Mungkin gejala ini jaga mulai terlihat sekarang ini “kalak megiken khotbah hanya guna NAKAN CUPING labo NAKAN PUSUH”.
Datang ke gereja sebagai masker yang menutupi sikap hidup yang bersebarangan dengan Firman yang ia dengar; di gereja mukanya bagaikan muka Mother Theresia, keluar dari gereja mukanya seperti muka Mak Lampir.
5. Tuhan menghakimi setiap manusia dengan benar dan adil, kebenaran dan keadilan Tuhan sangat bertentangan dengan kebenaran dan keadilan manusia.
- Kebenaran manusia sama dengan kebenaran dan keadilan agama-agama lain juga undang-undang Musa yaitu Mata ganti , Gigi ganti Gigi.
- Kebenaran dan Keadilan Tuhan bukan berdasarkan hal-hal yang terlihat, jasmaniah namun juga berdasarkan hal-hal Rohaniah.
6. Tuhan memberikan Kasih Karunia kepada orang yang aktif merespon panggilaNya bukan kepada orang yang pasif. Anugrah bukan barang murahan atau sesuatu yang otomatis. Bd.2 Tim 2: 1-7.
7. Sebagain orang percaya kita adalah juga “penjaga” sebagai penjaga tugas panggilan kita adalah untuk menyelamatkan, bukan untuk menghukum atas mencari ilmu selamat. Jika ada anggota jemaat kita yang tidak aktif sering kali kita “menghukum” tanpa adanya pelayanan.Ikut menderita, sebagai prajurit Kristus
Berjuang,sebagai seorang prajurit
Bertanding menurut aturan, sebagai seorang
olahragawan
Bekerja keras, sebagai petani.
Pdt.Iswan Ginting Manik
GBKP Majelis/Runggun Cililitan.
HP.081371855839.
Catatan Sermon:
1) Benarkan bahwa orang jujur, rajin, baik semua cepat mati? Dan benarkah orang yang jujur akan dimusuhi, dan tidak mendapat promosi jabatan bahkan diberhentikan dari tempatnya bekerja, dsb? Mengenai pertanyaan ini, mungkin ada yang menjawab ya dan tidak. Memang dalam realitanya ada kalanya “ya” demikian, tetapi hal tersebut tidak dapat digeneralisasi. Sebab bukan saja di dalam Alkitab seperti Daniel, Yusuf mengalami kesuksesan dalam hidupnya oleh karena mereka mempraktekkan hidup benar, hidup menurut jalan Tuhan, tetapi juga banyak anak-anak Tuhan pada jaman ini juga demikian. Benar, hidup jujur, adil dan benar atau hidup dalam jalan Tuhan ada banyak tantangan. Tetapi hal tersebut hendaknya tidak membuat kita ragu-ragu untuk hidup benar, sebab kita percaya Firman Tuhan. Orang benar tidak akan dipermalukan, akan diberkati, sebaliknya orang jahat pasti binasa (Masmur 37:9). Benar, baik orang yang hidup benar, maupun tidak selalu ada yang tidak senang kepada kita. Kalu demikian bukankah lebih baik berbuat baik?
2) Orang yang hidup benar akan tenang hidupnya, sebaliknya orang yang tidak jujur atau yang melakukan kejahatan tidak akan tenang hidupnya. Ada satu cerita seorang pemuda yang membunuh temannya karena dianggap saingan merebut hati seorang gadis cantik di desanya. Supaya tidak ketahuan, mayat temannya tersebut dikuburkan disebuah hutan yang jauh dari desanya. Benar, tidak ada seorang pun yang mengetahui bahwa dialah yang telah membunuh, namun apakah pemuda tersebut merasa tenang hidupnya setelah melakukan kejahatan? Ternyata tidak. Ia senantiasa dihantui rasa bersalah sehingga ia selalu pergi kehutan dimana ia menguburkan temannya tersebut. Tidak lama setelah kejadian tersebut, kebetulan di desanya ada beberapa penduduk yang kehilangan lembunya. Dan hal ini di laporkan kepada polisi. Dan bersama polisi dicarilah lembu tersebut sampai kehutan. Ketika polisi melihat seorang pemuda ada dihutan mereka berteriak “itu pencurinya” dan pemuda tersebutpun lari ketakutan namun akhirnya tertangkap. Ia dituduh mencuri lembu, namun dengan suara keras ia mengatakan “saya bukan pencuri lembu, tapi pembunuh”, katanya. Benar, dengan pengakuannya itu, ia tidak dihukum mencuri lembu, tetapi dia ditangkap polisi dan dihukum penjara karena telah membunuh temannya.
0 komentar:
Post a Comment