Friday, 18 February 2011

Sermon-Khotbah Markus 4:26-29, Minggu 27 Februari 2011

Introitus :
Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman"/ I bas Pustaka Si Badia lit tersurat, "Adi ibegindu sora Dibata sendah, ola pemersik ukurndu bagi nini-ninindu nai asum ia berontak ngelawan Dibata" (Ibrani 3:15)

Ogen/Pembacaan: Ibrani 3:15-19; Khotbah: Markus 4:26-29

Tema:
Perpulungen Turah arah pembinaan sipayo
(jemaat bertumbuh melalui pembinaan yang benar)

Renungan
Markus 4:26-29 ini merupakan satu perumpamaan tentang benih yang tumbuh. Kerajaan Allah seumpama orang yang menaburkan benih ditanah. Bukan dia yang membuat benih itu tumbuh dan berbuah, tetapi dia berpengharapan benih yang ditabur itu pasti akan tumbuh dan berbuah. Bagaimana proses terjadinya itu?Penabur benih sendiri pun tidak mengetahuinya tetapi dia yakin pasti berbuah dan sesudah sampai waktunya akan dituai.

Hal kerajaan Allah yang sulit dibayangkan dan dimengerti Manusia digambarkan dalam perumpamaan yang mudah dimengerti. Jadi yang penting bagi manusia adalah bekerja dan berdoa dan yang member hasil itu adalah pekerjaan Tuhan. Walaupun hanya kecil yang dapat kita kerjakan namun kita harus bangga dan rendah hati. Sebab dengan melakukan hal yang kecil itu kita dapat berharap dan menjadi teman sekerja Tuhan. Dan Tuhan akan bekerja menyempurnakan pekerjaan yang kita kerjakan dengan sungguh-sungguh. Kita sebagai orang yang percaya kepadan Tuhan tetap berharap bahwa Tuhan selelu memberikan yang terbaik dalam kehidupan kita. Kita sadar bahwa apa yang kita terima bukanlah semata-mata hasil usaha kita sendiri, tetapi karena kasih karunia Tuhan yang dia berikan kepada kita. Oleh karena itu janganlah mengandalakan diri sendiri seperti bangsa Israel karena menggunakan pikiran duniawi sehingga menyesal dalam perjuangan menuju Tanha kanaan. Dengan alas an kembalikan kami ke Mesir karena disana apa yang kami butuhkan ada, sementara disini kami kehausan dan kelaparan. Mereka tetap bersungut-sungut kepada Musa karena mereka mengandalkan Pikiran mereka. ,Menganggap perjuangan itu sebagai jebakan yang akan membunuh mereka di Padang Gurun. Mereka tidak percaya akan pekerjaan Tuhanb yang selalu mencukupkan kebutuhan mereka. Mereka tidak berpengharapan akan kuasa Tuhan yang selalu memberkati mereka karena mereka terlalu mengandalkan pemikirannya. Tegar Tengkuk merekalah yang membuat mereka lebih lama dalam penderitaan dan tidak sampai ke Tanah Kanaankecuali Josua dan kaleb yang percaya kapada Tuhan.

Kita manusia bukanlah manusia yang sempurna tetapi manusia yang penuh kekurangan,. Kita tidak dapat melakukan hal-hal yang besar tetapi Tuhan akan lebih melihat apa yang terbaik bagi kita. Dan tuhan lebih tahu melakukan yang terbaik bagi kita lebih dari kita yang pikirkan (Band:Yesaya 55:8,9. Sebab rancanganmu dan jalanku bukanlah jalanmu, seperti tingginya langit dan bumi demikianlah tingginya jalanku dan jalanmu dan rancanganku dengan rancanganmu. Kita hanya bekerja dan berdoa tetapi dia yang menentukan hasilnya.

Demikianlah dalam Proses penyelamatan kita. Kita tidak akan sanggup membayar utang-utang dosa kita, sebab kalau ditulis dalam buku, mungkin sudah ada 100 buku. Hanya karena kasih karunia Tuhan yang telah mengorbankan Anaknya yang tunggal untuk keselamtan kita maka kita memperoleh keselamatan.

Kita dituntut untuk sempurna (bandingkan Matius 5 : 48). Dan kita tidak ada yang sempurna. Ada sebuah ilustrasi telur busuk, seandainya saya membuat telur dadar dengan 10 butir telur. Ternyata satu telur yang saya pecahkan sudah busuk dan sudah bercampur dengan telur lainnya. Apakah layak itu dihidangkan?tentu tidak, karena sudah dipengaruhi oleh telur yang busuk tadi.

Jadi keselamatan itu pekerjaan Tuhan, memang setiap orang yang percaya memperoleh keselamatan (bandingkan : Joh:3:16). Dan bagi setiap orang yang sudah diselamatkan oleh Tuhan dia berhutang melayani Tuhan, menunjukkan pertobatannya dan kesetiaan mengikuti Tuhan. Kita yakin dan berpengharapan bahwa Tuhan selalu member pertumbuhan dan berbuah dan kita akan merasakan hasilnya yaitu masuk kerajaan sorga. Amin

Catatan Sermon

(1) Markus 4 Kuasa Dibata nge sierbahansa (yang berbuat). Thema, tempa kita sierbahasa.

(2) Perumpaman enda meyadarken murid-murid maka:

  • Tuhu lit Kuasanta/gegehta ngelakoken sesuatu, kita harus berinisitif tapi
    hasilna e Dibata nentukenca.
  • Galang tah kitik “modal”/sibanci siban la e
    menentuken keberhasilen Pasu-Pasu Tuhan simenetuken. Sipenting kita tetap
    ngelakoken kai singasup kita ngelakokenca.
  • Ibas dahin e lalit jalurta
    meninggikan diri , muji-muji diri
  • Nggit ras langit kita rencana Tuhan
    sierdalin
  • Lit pe kegagalen tah kurang hasilna ula kita stress,kecewa sebab
    nimai waktu nge ngenca

(3) Kiniraja Surga ras Kinirajan Dibata berbeda, Kerajaan Sorga I Sorga kenca Yesus reh peduakaliken sedangke kerajan Dibata dibumi dan di Sorga Kitab Markus ngerana kerna Kerajaan Dibata jadi genduari ras pagin.

(4) Kita sebagai alat nge ngenca e, berarti kita labo seri ras Ia sinuruh kita

(5) Keriahen selaku penabur, iidahna ulihna aminna gia prosesna la ietehnaKenca enggo turah benih ndai, ertangke, paksa rani enggo seh. Bageme pe harapenta. Kai sinisuan kita enda lit paksana rani.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment