Wednesday, 30 March 2011

Khotbah Kejadian 22:1-13, Minggu 10 April 2011 (Passion VI)

Introitus:
Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya TUHAN, pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia (Mazmur 69:14).

Pembacaan: Mazmur 69: 2-14; Khotbah: Kejadin 22:1-13

Tema: Aku berdoa kepadaMu, Jawablah aku
(”O Dibata, aloi min Aku”).

Kata Pendahuluan
Dalam setiap situasi dan keadaan kita diperhadapkan kepada pilihan untuk setia atau tidak setia, unuk mengandalkan Allah atau mengandalkan Allah, untuk meminta pertolongan kepadaNya atau meminta pertolongan kepada yang lain. Band. Bacaan dan Introitus; dimana pemasmur dalam pergumulannya (putus asa, sangat menderita dalam segala hal) ay. 3 aku tengelam dalam rawa yang dalam, tidak ada tempat bertumpu = lumpur hidup, gelombang pasang menghayutkan aku = tsunami, (band. Tsunami Jepang yang baru saja terjadi), tapi pemasmur meminta pertolongan kepada Allah. band ay. 4. Lesu aku berseru-seru, di tengah-tengah orang-orang yang membenci tanpa sebab yang jumlahnya lebih banyak dari rambut di kepalaku... pemasmur memnita supaya tidak mendapat pergumulan pemazmur ay. 7). Diakibatkan oleh kesetiannya kepada Tuhan ay..8-13.

Nats khotbah Kejadian 22:1-13, kepada Abraham disampaikan pillihan untuk setia atau tidak setia? Untuk mengikut kehendak hati sendiri atau kehendak Tuhan? Lebih mengasihi anaknya (Ishak) atau lebih mengasihi mengasihi Tuhan?

Pembahasen Nats Kejadin 22:1-13
Pertama, ay. 2 ambillah anakndu, Iman Abraham ima ndan penyerahan hidupnya kepada Allah diuji. Allah memberikan perintah yang tidak masuk akal, bertentangan dengan kasih Abraham terhadap anaknya Ishak. Bagaimana mungkin ini terjadi? Bagaimana aku dapat melakukannya? Anak perjanjian yang telah lama kunanti, harus kupersembahkan. Perintah yang tidak masuk akal, tapi inti persoalannya adalah:

  1. Sungguhkah Abraham lebih mengasihi Allah daripada anaknya Ishak? Setelah lahir Ishak, apakah pengharapan penggenapan perjanjian tetap kepada Allah atau bergeser kepada Ishak?
  2. Kenca tubuh Ishak, maka pengarapen penggenapen janji Dibata tetap man Dibata entah man Ishak?
  3. Sungguhkah dengan segenap hati, Abraham mengasihi Ishak?
Kedua, ay. 3-9, Iman percaya Abraham di dalam melakukan perintah Allah
Aku beserta anakku akan kembali (ay.5), ini satu kesaksian iman bahwa bahwa penggenapan perjanjian hanya melalui Ishak, sebab yang disebut keturunannya hanya melalui Ishak (21:12), maka Allah sanggup menyelamatkan Ishak dari kematian (ay. 12).

Pertanyaan putranya : “Bapa, di sini sudah ada api dan kayu, tetapi dimanakah anak domba untuk bakaran itu?I band (ay.7), jabab Abraham, “Allah yang akan menyediakan = “Yehovah jireh = ay. 14), sada hubuaten ras yang menunjuk kepada korban pengganti. Band, Tuhan Yesus jadi korban pengganti Yoh. 3:16, Roma 3:24-25; 8:32). Dengan demikian Allah sorgawi sendiri yang melakukanNya bagi Abraham.

Diikatnya Ishak (ay. 9), Ishak dapat saja melakukan protes atau pemberontakan, tapi itu tidak dilakukannya. Ishak patuh kepada Allah dan hormat kepada bapanya Abraham, dengan rela ia diletakkan di mezbah persembahan. Ishak sangat percaya kepada bapanya Abraham, ia tahu bahwa bapanya sangat mengasihinya dan sanggup menyelamatkannya.

Ketiga, ay. 10-13, Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah

Dalam kepatuhennya, Abraham melakukan perintah Tuhan, diambilnya pisau untuk membunuh anak tersebut (menyembelih) ay. 10, dan pada waktu yang tepat, berserulah malaikat Tuhan, lalu ia berfirman:”Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab sudah kuketahui sekarang bahwa engkau takut akan Allah, daqn engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu ay.12.

Allah telah menyediakan pengganti Ishak yaitu seekor domba jantan… yang tanduknya terssangkut dalam belukar… lalu mengorbankannya sebagai korban persembahan.

Pointer Aplikasi:

  1. Dalam segala situasi dan keadaan, kita diperhadapkan kepada pilihan untuk lebih setia, lebih patuh kepada Allah atau tidak. Contoh: Yusuf anak Yakub mendapat godaan dari isteri Potipar n (Kej 39:7-10)? Raja Saul mendapat perintah, bunuhlah semua… jangan ada yang tersisa (1 Samuel 15:3)? Raja Daud yang melihat isteri Uriayang sedang mandi? (2 Samuel 11:2)? Agenda Tuhan menjadi agenda kita, bukan agenda kita menjadi agenda Tuhan. Rencana Tuhan menjadi rencana kita, bukan rencana kita menjadi rencana Tuhan. pikiran Tuhan menjadi pikiran kita, bukan pikiran kita menjadi pikiran Tuhan. Alasannya ada, rencana dan pikiran Tuhan sangat sempurna d
  2. Kasih kita, ketaatan kita, dan pengharapan kita kepada Allah harus menjadi yang utama (harus melebihi dari apapun), tidak dapat bergeser atau berpindah, entah apapun resikonya. Dengan demikian kita dapat berdoa, ya Allah, kepadamu aku berdoa, jawablah aku… dan kita akan menerima “Jehovah jireh”( Allah yang akan menyediakan)

Cileungsi Simalem, 15 Maret 2011
Oleh Pdt. Rasmidi Sembiring STh.

Catatan Sermon:

  1. Memberikan yang terbaik untuk Tuhan, sebagai buah iman kita bahwa Allah itu baik.
  2. Mengapa Abraham disebut dan dipuji sebagai Bapa semua orang percaya? Mengapa Yesus disebut sebagai Juruslamat? Tentunya hal ini bukan terjadi begitu saja. Pengakuan ini lahir berdasarkan penilaian kesaksian hidup Abraham ras Yesus Kristus. Demikian juga kita sebagai orang kristen. Persoalannya ialah benarkah kita sungguh-sungguh sebagai orang kristen? Seharusnya sebutan tersebut bukan sekedar sebutan, tetapi suatu sebutan karena kita benar-benar sebagai pengikut Kristus yang setia memikul kayu salib. Memikul salib berarti bersedia menderita sebagai konsekwensi kesetiaan kita hidup berdasarkan kebenaran Firman Tuhan. Bersediakah kita? Benar itu tidak gampang, terlebih menjaukan diri dari keinginan-keinginan daging atau keduniawian seperti disebutkan dalam Galatia 5:19-21; Kolose 3:5.
  3. Meninggalkan zona aman:
    1. Mampu untuk melawan kehendak daging (godaan kemajuan jaman: bisnis yang mengganggu ibadah, HP di tangan saat ibadah, dalam pola makan enak, tapi racun, dalam bisnis yang merugikan orang lain, tapi menjanjikan keuntungan besar (narkoba)
    2. Bermacam-macam pergumulan hidup, berserulah kepada Tuhan, Tuhan akan memberikan kebijaksanaan. Contoh: Kurang pemasukan, tambahi jalan agar Tuhan memberkati kita, kalau belum setidaknya kita dapat hidup lebih hemat dengan mengurangi uang keluar.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment