Thursday, 19 May 2011

Khotbah Lukas 11:1-8, Minggu 29 Mei 2011

Introitus :
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! (Roma 12:12)

Bacaan: Mazmur 95:1-7; Khotbah: Lukas 11:1-8

Thema :
BERDOA DENGAN TEKUN, TUHAN AKAN BERIKAN

Pendahuluan
Pertama dalam kehidupan orang Kristen adalah memberi kesempatan kepada Allah untuk berbicara kepada kita. Hal yang utama, dan yang kedua adalah orang Kristen harus berbicara kepada-Nya. Kita harus berdoa, karena tujuan terpenting dalam hidup kita tidak dapat dicapai tanpa doa. Apa saja yang terpenting dan yang paling perlu dalam hidup kita? Seperti sebuah perjalanan panjang, kita senantiasa berjalan ke depan. Apakah tujuan hidup kita? Apa yang seharusnya menjadi ambisi utama kita?

Kita bertumbuh secara rohani melalui Allah yang telah memberikan bahwa ia telah dirancang untuk pertumbuhan kita. Salah satunya adalah doa.Mengetahui bagaimana doa sulit bagi kita, Tuhan memberi kita alasan untuk menjaga hal itu,ada tiga yang timbul dari Lukas 11,yakni:

(i) Kita berdoa karena Yesus,

(ii) Kita berdoa karena ada banyak doa tentang;

(iii) Kita berdoa karena Bapa akan menjawab kita.

Pembahasan Nats
11:1 Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." 11:2 Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Apabila kamu berdoa, katakanlah. Dia bukan memaksudkan agar mereka meniru doa ini kata demi kata. Bagaimanapun juga, beberapa permohonan di dalamnya merupakan pedoman untuk bersikap secara benar dan mengucapkan hal-hal yang benar ketika berdoa. Bapa kami. Yesus menggunakan panggilan mesra seorang anak kepada bapanya, yang juga dipakai dalam Roma 8:15. Istilah ini dipakai keluarga Yahudi modern, dan menunjukkan pengenalan yang akrab berdasarkan kasih. Allah adalah Bapa dari semua orang yang menerima Kristus (Yoh. 1:12). Dikuduskanlah nama-Mu. Permohonan pertama berkenaan dengan kehormatan Allah, bukan kebutuhan si pemohon. Kekudusan Allah jangan dicemarkan oleh doa seseorang. Datanglah Kerajaan-Mu. Pemerintahan Allah harus diakui secara universal. Yesus tidak akan menyuruh murid-murid-Nya memohon kedatangan dari Kerajaan itu sekiranya sudah ada. 11:3 Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya. Bahasa Yunani yang dipakai singkat dan jelas: Janganlah berhenti memberikan kepada kami kebutuhan harian kami.

11:4 dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan." Merupakan suatu permohonan dan suatu pengakuan. Permohonan ini merupakan suatu pengakuan adanya kebutuhan, sebab manusia sifatnya berdosa: dan yang dimohon adalah kasih karunia ilahi. Yang bersalah kepada kami. Dosa itu merupakan hutang kepada Allah yang tidak akan pernah mampu dilunasi manusia. "Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan. yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya" (Ef. 1:7). Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Pencobaan tidak selalu berarti godaan untuk melakukan kejahatan, sebab Allah tidak pernah mencobai sedemikian (Yak. 1:13). Doa ini memohon agar si orang percaya dijaga agar tidak diuji sedemikian rupa sehingga memaksa dia berbuat jahat.

11:5 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti. ika seorang di antara kamu ... pergi ke rumah seorang sahabatnya. Perumpamaan berikut diceritakan Yesus untuk mengilustrasikan pastinya jawaban doa. Di dalamnya Yesus menempatkan doa di atas landasan persahabatan pribadi dengan Allah. Tengah malam. Waktu yang paling berbahaya dan tidak tepat untuk suatu kunjungan. Orang pada zaman Tuhan Yesus jarang keluar pada malam hari karena takut kepada penjahat.

11:6 sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; Apabila sahabat itu sudah berjalan kaki sepanjang hari, dan baru tiba tengah malam, maka pastilah dia sangat lapar. Keramahan menuntut sahabat itu diberi makan.

11:7 masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Rumah di Palestina tidak ada ruang tidur khusus. Pada umumnya kepala rumah tangga mengunci pintu, lalu menggelar tikar di lantai untuk anak-anak. Dia dan istrinya mempergunakan tempat tidur atau tempat yang paling dekat dengan tembok. Mustahil untuk mencapai pintu tanpa mengganggu anak-anak.

11:8 Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Ketukan terus-menerus pada tengah malam lebih menjengkelkan daripada kesulitan untuk membuka pintu dan memberi roti.

Renungan
Dalam Doa Bapa Kami kita menemukan jawabannya, yaitu bahwa kepentingan Allah harus diutamakan (ayat 2). Kita berdoa agar nama- Nya dikuduskan, yaitu dikhususkan sebagai yang paling suci, paling bernilai, dan paling mulia. Nilai kehidupan manusia tidak akan dihargai secara pantas kecuali jika manusia memandang Nama- Nya sebagai yang paling berharga dan merupakan sumber dari seluruh nilai yang benar. Kepentingan pribadi merupakan hal utama yang kedua yang dipintakan dalam doa yaitu dengan urutan kebutuhan fisik, moralitas dan rohani (ayat 3-4). Yesus tidak menyangkal bahwa kebutuhan fisik merupakan kebutuhan dasar manusia. Setelah kebutuhan fisik, kita perlu pengampunan untuk masa lalu kita dan terlepas dari pencobaan di masa yang akan datang. Kita perlu pengampunan dan bimbingan-Nya setiap hari seperti kita perlu berkat jasmani-Nya tiap hari juga.

Inilah prioritas yang benar dalam doa kita. Namun Yesus tidak berhenti sampai di sini, Ia menambahkan permintaan lain dalam doa yang akan menyatakan secara lebih nyata lagi apa prioritas utama kita dan perhitungan kita tentang apa yang paling penting dalam hidup ini, yaitu Roh Kudus. Yesus memahami bahwa murid- murid-Nya selama hidup di dunia ini akan mengalami segala macam pencobaan, masalah, dan marabahaya, yang selain membahayakan hidupnya juga dapat menggoyahkan imannya. Itulah sebabnya Ia mengajarkan bahwa Allah Bapa sudah siap memberikan yang terbaik bagi anak-anak-Nya yaitu Roh Kudus jika mereka memintanya dengan sungguh. Meminta karunia Roh Kudus bukanlah suatu peristiwa yang terjadi sekali dalam hidup.

Dalam kehidupan di negara kita sekarang ini yang segala sesuatunya sangat tidak pasti, di mana Kekristenan terus- menerus di bawah ancaman, hal apakah yang senantiasa Anda minta kepada Allah? Marilah dengan ketekunan dan kegigihan kita dalam memohon kepada Tuhan dalam Doa kita, maka DIA pasti jawab. Dan jawaban-Nya adalah yang terbaik untuk kita pada waktu-Nya.

Pdt. A.J.Tarigan- GBKP Surabaya.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment