Bacaan: Mazmur 95:1-7; Khotbah: Lukas 11:1-8
Kita bertumbuh secara rohani melalui Allah yang telah memberikan bahwa ia telah dirancang untuk pertumbuhan kita. Salah satunya adalah doa.Mengetahui bagaimana doa sulit bagi kita, Tuhan memberi kita alasan untuk menjaga hal itu,ada tiga yang timbul dari Lukas 11,yakni:
(i) Kita berdoa karena Yesus,
(ii) Kita berdoa karena ada banyak doa tentang;
(iii) Kita berdoa karena Bapa akan menjawab kita.
11:4 dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan." Merupakan suatu permohonan dan suatu pengakuan. Permohonan ini merupakan suatu pengakuan adanya kebutuhan, sebab manusia sifatnya berdosa: dan yang dimohon adalah kasih karunia ilahi. Yang bersalah kepada kami. Dosa itu merupakan hutang kepada Allah yang tidak akan pernah mampu dilunasi manusia. "Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan. yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya" (Ef. 1:7). Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Pencobaan tidak selalu berarti godaan untuk melakukan kejahatan, sebab Allah tidak pernah mencobai sedemikian (Yak. 1:13). Doa ini memohon agar si orang percaya dijaga agar tidak diuji sedemikian rupa sehingga memaksa dia berbuat jahat.
11:5 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti. ika seorang di antara kamu ... pergi ke rumah seorang sahabatnya. Perumpamaan berikut diceritakan Yesus untuk mengilustrasikan pastinya jawaban doa. Di dalamnya Yesus menempatkan doa di atas landasan persahabatan pribadi dengan Allah. Tengah malam. Waktu yang paling berbahaya dan tidak tepat untuk suatu kunjungan. Orang pada zaman Tuhan Yesus jarang keluar pada malam hari karena takut kepada penjahat.
11:6 sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; Apabila sahabat itu sudah berjalan kaki sepanjang hari, dan baru tiba tengah malam, maka pastilah dia sangat lapar. Keramahan menuntut sahabat itu diberi makan.
11:7 masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Rumah di Palestina tidak ada ruang tidur khusus. Pada umumnya kepala rumah tangga mengunci pintu, lalu menggelar tikar di lantai untuk anak-anak. Dia dan istrinya mempergunakan tempat tidur atau tempat yang paling dekat dengan tembok. Mustahil untuk mencapai pintu tanpa mengganggu anak-anak.
11:8 Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Ketukan terus-menerus pada tengah malam lebih menjengkelkan daripada kesulitan untuk membuka pintu dan memberi roti.
Inilah prioritas yang benar dalam doa kita. Namun Yesus tidak berhenti sampai di sini, Ia menambahkan permintaan lain dalam doa yang akan menyatakan secara lebih nyata lagi apa prioritas utama kita dan perhitungan kita tentang apa yang paling penting dalam hidup ini, yaitu Roh Kudus. Yesus memahami bahwa murid- murid-Nya selama hidup di dunia ini akan mengalami segala macam pencobaan, masalah, dan marabahaya, yang selain membahayakan hidupnya juga dapat menggoyahkan imannya. Itulah sebabnya Ia mengajarkan bahwa Allah Bapa sudah siap memberikan yang terbaik bagi anak-anak-Nya yaitu Roh Kudus jika mereka memintanya dengan sungguh. Meminta karunia Roh Kudus bukanlah suatu peristiwa yang terjadi sekali dalam hidup.
Dalam kehidupan di negara kita sekarang ini yang segala sesuatunya sangat tidak pasti, di mana Kekristenan terus- menerus di bawah ancaman, hal apakah yang senantiasa Anda minta kepada Allah? Marilah dengan ketekunan dan kegigihan kita dalam memohon kepada Tuhan dalam Doa kita, maka DIA pasti jawab. Dan jawaban-Nya adalah yang terbaik untuk kita pada waktu-Nya.
Pdt. A.J.Tarigan- GBKP Surabaya.
0 komentar:
Post a Comment