Saturday, 11 June 2011

Khotbah Kisah Para Rasul 2:1-8, Minggu 12 Juni 2011 (Pentakosta)

Introitus :
”Juga ke atas hamba hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu” (Yoel 2 : 29)

Bacaan : Johannes 16 : 5 – 15; Khotbah : Kisah Para Rasul 2 : 1 – 8

Thema :
Roh Kudus mempersatuakan semua umat manusia
(Kesah Si Badia Mpersadaken Kerina Jelma)


Renungan
Pernah kah kita bertanya, mengapa Yesus pernah berdoa agar kita “bersatu” (Yohanes 17:21 = “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku”).<

Jikala Yesus sendiri secara khusus berdoa agar orang perjaya menjadi satu, itu menandakan betapa pentingnya persatuan itu. Secara dunia saja jika bersatu sangat besar manfaatnya. Itulah sebabnya mengapa negara-negara maju dan makmur dan kuat secara peradaban, ekonomi dan teknologinya di Eropah masih mau bersatu dalam sebuah bentuk persatuan yang lebih besar lagi yang disebut Uni Eropa. Untuk apa? Karena mereka masing-masing bisa mendapatkan sangat banyak manfaat dan penguatan terhadap negara masing-masing demi pencapaian cita-cita kehidupan kemanusiaannya yang lebih tinggi lagi selain merupakan juga salah satu upaya antisipasi menghadapi persaingan globalisasi. Juga bisa di ibaratkan lidi, “lidi sebatang mudah dipatahkan, tetapi segenggam lidi tidak terpatahkan”. Peribahasa ini mau menekankan betapa pentingya suatu persekutuan.

Terlebih secara rohani. Implikasi percaya kepada Yesus adalah hidup dalam persekutuan yang saling mengasihi. Pengakuan percaya kepada Yesus tetapi masih suka perpecahan, ini menyatakan bahwa itu tidak benar. Itulah mengapa Paulus memberi nasehat kepada jemaat Korintus megenai supaya bersatu dan sehati sepikir. “Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir” (Korintus 1:10). Jadi secara rohani, persekutuan yang erat besatu dan sehati sepikir adalah (1) kesaksian agar dunia percaya bahwa Yesus benar-benar adalah Mesias itu; (2) saling menguatkan, saling membantu (bd.Jemaat permulaan, Kis.Rasul 2:44-47).

Begitu pentingnya bersatu. Namun mengapa sulit untuk bersatu? Perhatikanlah disekitar kita. Ada suami istri bukan saja tidak sejalan tetapi bermusuhan sehingga memutuskan bercerai. Demikian juga ada anak yang bermusuhan dengan orang tuanya. Ironisnya lagi, ada pertua/diaken dan ada nora/naras yang tidak dapat lagi bersatu, sebaliknya saling bermusuhan. Mengapa demikian? Karena di dalam diri manusia itu ada nafsu. Sifat nafsu itu sangat jahat disamping adanya iblis yang senantiasa mendorong manusia bermusuhan satu sama lain. Di antara kejahatan nafsu yaitu tamak, mementingkan diri sendiri, dan kenginannya yang tidak ada habisnya. Apa yang dapat dilakukan untuk dapat bersatu? Memang orang dapat saja bersatu dengan adanya persamaan kebutuhan, ikatan idiologi, keyakinan (agama), namun realitasnya sering mengecewakan. Jadi apa yang dapat dilakukan untuk sungguh-sungguh bersatu? Tidak ada selain mengharapkan pertolongan dari pihak Tuhan, dalam hal ini Roh Kudus. Mengapa Roh Kudus? Karena Roh Kudus dijanjikan untuk menolong setiap orang percaya (Yohan es 14:16). Roh Kudus menolong kita:
  1. untuk dapat mengalahkan dorongan nafsu, dan membimbing kita untuk mampu saling mengerti, saling memahami, saling menghormati, saling menerima dan mengasihi.
  2. Roh Kudus menolong kita menumbuhkan hubungan batin, sebagai keluarga. Dan itu melampaui sekat-sekat agama, ras, golongan. Itulah sebabnya kita menyapa satu dengan yang lain sebagai “saudara”.
  3. Untuk menolong kita mengerti bahwa kita semua sama di hadapan Allah, kita semua, apakah pendeta, emeritus, pertua/diaken, jemaat, kita semua adalah mantan orang berdosa. Oleh karena itu kita tidak boleh menyombongkan diri dan menganggap rendah orang lain. Ukuran kebesaran kita sebagaimana yang disebutkan Tuhan Yesus adalah sejauhmana kita berlaku seperti pelayan dan hamba (Matius 20:26,27).
  4. Unuk menolong kita memiliki visi yang sama, yakni rumah kita yang sesungguhnya bukan di dunia ini tetapi di Sorga. Dan untuk mewujudkan visi tersebut, kita harus hidup melakukan Firman Tuhan, salah satunya adalah saling mengasihi. Kasih membuat orang dapat menerima orang lain apa adanya, kasih membuat orang mampu mengampuni, kasih membuat orang rela/bersedia berkorban.

Bagaimana agar Roh Kudus ada pada kita serta berkuasa atas kita?
  1. Roh Kudus turun dan hadir dalam persekutuan orang percaya, karena itu janganlah kita menjauhkan diri dari persekutuan-persekutuan (Ibrani 10:25);
  2. membuka pintu hati kita dengan membaca Firman dan berdoa (Wahyu 3:20);
  3. (Dapat ditambahkn ….

Jatiwaringin, 10 Juni 2011
Pdt.S.Brahmana


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment