Monday, 15 August 2011

Khotbah Yesaya 2:1-5, Minggu 14 Agustus 2011

Introitus :
Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap demikian hidup yang kekal dalam dirinya (Yohanes 3 : 15)

Pembacaan : Efesus 5 : 8-14: Khotbah : Yesaya 2 : 1-5

Thema :
Kuasa Tuhan menciptakan suasana Perdamaian
  1. Raja-raja yang memimpin daerah Juda dan Yerusalem (sebelum Raja Usia, Jotam /sebelum Nabi Yesaya bekerja) daerah Juda/Yerusalem sangat berdosa dihadapan Tuhan mereka menyembah tuhan dan illah-illah lain, terjadi penindasen, yatim dan janda diterlantarkan.
  2. Tuhan maha pengasih dan menghukum. Berfirmanlah Tuhan kepada bangsa Yuda dalam Yesaya 1:18. Marilah kita berperkara: sekalipun dosamu merah seperti karmizi akan menjadi putih seperti salju, jika kamu menurut dan mau mendengar maka kamu akan hidup dan diberkati.
  3. Dalam rangka mengingatkan agar bangsa Yuda jangan terus menerus berbuat dosa dan memotivasi bangsa Yuda kembali setia pada Tuhan, Tuhan menyuruh Nabi Yesaya menubuatkan bahwa Tuhan akan bertindak, Tuhan akan menepati janjiNya, janji Tuhan akan membangkitkan/memotivasi dan semangat ini juga disampaikan dalam pembacaan Efesus 5:14 itulah sebabnya dikatakan: bangunlah hai kamu tidur dan bangkitlah dan Kristus akan bercahaya atas kamu.
  4. Isi nubuat Nabi Yesaya antara lain:
    1. Ditegaskan dalam nubuat Nabi Yesaya bahwa satu waktu Allah Israel akan berkuasa di Juda/Yerusalem, Tuhan menaklukkan segala illah-illah/dewa-dewa, satu saat semua bangsa mengakuinya dan datang menyembah ke Yerusalem. Dengan nubuatan ini, maka bangsa Israel/Juda dimotivasi atau diingatkan agar mereka kembali setia pada Tuhan.
    2. Ditegaskan dalam nubuat Nabi Yesaya bahwa satu waktu semua bangsa akan datang ke Jerusalem rindu mendengarkan pengajaran Tuhan karena Tuhan Israel mengajarkan kebenaran, keadilan dan hanya Tuhan Israel berkuasa menyelamatkan manusia.
    3. Pengajaran Tuhan mendidik manusia mengakui bahwa Tuhan adalah sebagai Hakim, artinya Tuhan yang berkuasa menciptakan kemenangan dan perdamaian, sumber kemenangan (suka cita) dan damai bukan dengan memperkuat angkatan perang atau memperkaya diri, tapi dekat dengan Tuhan Israel.
    4. Pengajaran Tuhan mendidik manusia menempa pedang menjadi mata bajak, artinya pengajaran Tuhan merobah hati manusia pembunuh jadi penolong, pemusnah jadi pencipta/berinisiatif hal-hal yang baru, mementingkan diri jadi kepentingan bersama, merugikan jadi menguntungkan sesama.
    5. Pengajaran Tuhan mendidik manusia menempa tombak jadi pisau pemangkas, artinya pengajaran Tuhan merobah hati manusia provokator jadi memperindah/menyejukkan suasana, meindas jadi penopang, sifat menyalahkan/menyudutkan jadi membangkitkan semangat.
    6. Pengajaran Tuhan mendidik manusia tidak lagi mengangkat perang, tidak lagi belajar/latihan perang artinya pengajaran Tuhan mengajarkan stop memiliki hak orang lain, stop menindas yang lemah, stop menyalahkan/menyudutkan tapi belajarlah mensyukuri, belajar membela yang lemah, belajar minta maaf dan memaafkan, belajar memberi jangan menuntut.
    7. Pengajaran Tuhan ini mendidik dan menjadikan manusia boleh hidup dalam suasana terang Jesus Kristus, suasana terang, ini perlu disebarluaskan kepada seluruh umat manusia melalui perkataan dan kehidupan umat Kristus agar nubuat Nabi Yesaya ini terlaksana bahwa satu waktu semua manusia datang menyembah Tuhan.

Pdt.D.S Pandia

Catatan Sermon:

  1. Ula kita bagi perdamen Ame mbalo. Uga kin? Nina, enggo me nande, adi salamen nindo banci nge, saja kuinget denga sinderbih ...
  2. Ngalemi bagi ugah, ciningna idah denga. Emaka tetaplah mindo gegeh gelah cining e ula ugahen ka.
  3. Berdamai dengan diri dan orang lain, dapat terjadi jikalau kita sudah didamaikan dengan Allah.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment