Tuesday, 4 October 2011

Khotbah Ratapan 3:22-26, Minggu 09 Oktober 2011

Introitus :
Diberkatilah orang yang mengandalkan Allah, yang menaruh harapannya pada TUHAN (Yeremia 17:7).

Ogen : .Masmur 68:4-7; Kotbah : Ratapan 3:22-26

Thema :

Tuhan itu baik bagi orang yang mengandalkanya.

Kata Perlebe
Pengakuan iman Tuhan itu baik (tema= puji Tuhan, haleluya, besarlah namaNya), bila keadaannya baik-baik, sehat-sehat atau sejahtera tidaklah sulit, tapi bagaimana kalau keadaannya sebaliknya seperti dalam keadaan merugi; sakit, mengalami musibah, celaka, usaha bangkrut, keadaan yang tidak diharapkan, dll. Banyak orang hanya sanggup mengaku Tuhan itu baik bila memang keadaan baik-baik, tapi bila sebaliknya terjadi banyak orang bersungut-sungut (menyesali diri, menyesali Tuhan) bahkan ada orang menyesali diri. (Band. Di Jepang, ada kecendrungan meningkatnya orang bunuh diri). Tema/khotbah Minggu ini membawa jemaat untuk mengakui: Karena Tuhan Itu baik… semuanya berakhir baik… bagi yang mengadalkanNya.

Pembahasen Nats Khotbah

Ratapan 3:22-26 Sesuai dengan nama kitab yaitu Ratapan, isi kitab inipun adalah nyanyian duka yang menyayat hati bagi pendengar atau yang menyanyikannya. Kematian bangsa yang diratapi pada waktu itu adalah waktu kota Yerusalem di rebut bangsa Babel (597-586 BC). Bait Allah turut dibakar dan dihancurkan serta penduduk kota diangkut ke pembuangan. (catatan: 1. Penulis KItab Ratapan ini secara pribadi terlibat dalam kejadian itu dan ikut menyaksikannya 3:1. 2. Yerusalem adalah lambang kehadiran Allah, Kota yang indah= Putri Sion, dan kota yang tidak mungkin terkalahkan).

Nats Khotbah Ratapan 3:22-26 dibagi dua bagian:

Pertama, ayat 22-23 Tak berkesudahan, selalu baru. Bagian pertama, menunjukkan bahwa penulis Ratapan (umat) dalam pergumulannya (bagaimana hancurnya hatinya, sesuatu yang sulit diterima) atas peristiwa penghancuran Yerusalem oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah tidak putus asa dan tidak memberontak terhadap nasibnya. Ia meninjau kembali dirinya, lalu dengan terpaksa mengakui bahwa semuanya ini didatangkan Tuhan sebagai hukuman atas dosa dan ketidaksetiaan umat. Ayat pengakuan umat bahwa yang terjadi adalah imbalan dari dosa yang dilakukan umat adalah: Rat. 1:18, 20 Tuhanlah yang benar, karena aku telah memberontak terhadap FirmanNya. Rat. 2:5 Tuhan menjadi seperti seorang seteru… pernah mengenal Tuhan lalu berbalik dari Dia kepada kesenangan berbuat dosa menjadikan Allah musuh bangsa Yehuda. Rat.3:1 Disebabkan cambuk murkaNya. Setelah sadar akan akar permasalahannya, penulis ratapan kembali mengakui bahwa kasih setia Tuhan tidak berkesudahan, tak habis-habisnya rahmatNya (22). Dari sudut waktu dan dari sudut jumlah. Dari sudut waktu dan jumlah selalu baru tiap pagi, besar kesetianMu (23). Pengakuan ini adalah bentuk dari pengakuan akan kesalahan dan minta pengampunan, sementara itu dengan sabar menjalani hukuman sebab murka Tuhan hanya sesaat saja.

Kedua, ay. 24-26 Berharap kepada Tuhan, semuanya menjadi baik.

  1. Tuhan itu baik dan pemurah bagi mereka yang yang berharap dengan penyesalan dan kerendahan hati. Kata berharap adalah tentang perubahan sesuatu kearah yang lebih baik, yang menjadi penyebab orang dengan penuh kesabaran menanti-nantikannya. Harap orang beriman adalah bukan janji kosong tetapi janji yang teguh, sebab ditujukan kepada Tuhan. Harap orang beriman hanya kepada Tuhan saja (Ibr 11:1).
  2. Tuhan ingin meninjukkan belas kasihanNya kepada orang yeng menderita, bila maksudNya dalam menghukum mereka telah tercapai. Allah kadang mendatangkan hukuman kepada mereka yang memberontak terhadapNya, agar mereka kembali melakukan pekerjaan yang bermanfaat dan menguduskan Tuhan dalam kehidupannya. Hukuman adalah pendidikan dari Tuhan agar bangsaNya kembali kepada Tuhan dan pengenalannya akan Tuhan semakin benar (mengandalkanNya).

III. Pengenaan/Ponter Aplikasi.

  1. Dalam kehidupan jemaat Tuhan ada pilihan untuk hidup dalam kehendak Tuhan atau diluar kehendak Tuhan . (Bd. Seperti seorang petani, ia akan memanen apa yang ditanamnya). Hidup di luar kehendak Allah akan menghasilkan hukuman, dan hidup di dalam kehendak Allah akan memanen keselamatan. Kita mendapatkan pelajaran bagaimana kehidupan bangsa Jehuda yang hidup diluar kehendak Allah mereka menerima hukuman (harus menderita, negerinya dibumi-hanguskan, dibuang ke Babel). Saat ini juga berlaku hukuman Tuhan bagi orang-orang yang hidup di luar kehendak Allah yaitu: hilangnya sukacita, hilangnya kasih, hilangnya damai sejahtera…hilangnya yang berkat-berkat Tuhan.
  2. Orang yang mengandalkan Tuhan Adalah orang yang berharap kepada Tuhan. Mengandalkan Tuhan tidak mengandalkan yang diberikan Tuhan. Tuhan harus yang utama dan terutama… yang lain-lainnya harus menjadi nomor dua, tiga. Mengandalkan Tuhan dalam kehidupan adalah menyandarkan diri kepadaNya saja, Iblis selalu ingin menggantikan tempatt kita menyandarkan permasalahan kita kepada yang lain. (band, Goliat lawan Daud. Daud yang mengandalkan Tuhan dapat mengalahkan Goliat, sang raksasa yang menghina Tuhan). Masalah-masalah kita seperti Goliat Goliat yng ingin menghancurkan hidup kita… tapi kita mengandalkan Tuhan, maka kita adalah pemenang… bukan orang yang kalah.
  3. Penting kita selalu evaluasi diri; apa kehendak Tuhan harus kulakukan dan apa larangan Tuhan yang harus dijauhi.
Cileungsi, 20 September 2011,
Pdt, Rasmidi Sembiring STh.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment