Sunday, 29 April 2012

Khotbah Yakobus 2:8-13, Minggu 6 Mei 2012 (Kantate = Rendelah, Minggu Setelah Paskah)

Introitus :
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati (Yakobus 2 : 17).

Bacaan : Masmur 22 : 23 - 32; Khotbah : Yakobus 2 : 8 – 13

Thema :
Nyanyikanlah Nyanyian Kasih (Endekenlah Ende-Enden Kekelengen )

Renungan
Rasul Yakobus banyak berbicara mengenai ajaran tentang Hukum di ayat 8-13. Kata "hukum" muncul di setiap ayat dari ayat 8 hingga 12. Dalam 6 ayat yang singkat, kata "hukum" muncul sebanyak 6 kali.

Ayat 8,Yakobus mau agar kita menaati hukum yang utama. Apa itu hukum yang utama? Sebenarnya dalam bahasa aslinya, katanya adalah “royal law” dan kata “royal” dalam bahasa aslinya adalah “apa yang menjadi milik Raja”. Ini berarti, hukum dari raja atau satu dekrit yang dikeluarkan oleh raja khusus untuk ditaati oleh umat-nya. Ayat 9. Yakobus berkata di sini bahwa kita sedang melanggar hukum di saat kita memilih kasih.

Ayat 10 dan 11. Yakobus sekali lagi berbicara mengenai menaati seluruh hukum. Ia memberitahu kita bahwa jika kita gagal dalam satu hal, berarti kita ternyata telah melanggar seluruh hukum itu. Ayat 12. Yakobus memberitahu kita bahwa kata-kata dan perbuatan kita harus sesuai dengan hukum. Dia juga mengingatkan kita bahwa Tuhan akan menghakimi kita sesuai dengan hukum kerajaan Surga.

Mengapa Yakobus tiba-tiba berbicara mengenai menunjukkan belas kasihan di ayat 13? Tentunya, karena menunjukkan belas kasihan adalah manisfestasi yang nyata akan hal mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri. Menghargai yang kaya, meremehkan yang miskin, dan memandang muka adalah hal-hal yang bertentangan dengan mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Memilih kasih dan memandang muka juga menunjukkan kurangnya belas kasihan kita terhadap orang lain. Mengapa begitu penting untuk berbelas kasihan? Kata “menerima belas kasihan” di dalam Alkitab mempunyai arti yang sama dengan “diampuni” dan “diselamatkan”. Orang yang menerima belas kasihan dari Allah, juga merupakan orang yang diampuni dan diselamatkan oleh Allah.

Kesimpulan
  1. Kita tidak dapat mencapai standard absolut di dalam mengasihi sesama seperti diri kita sendiri tetapi Yakobus memberitahu kita bahwa Allah adalah penuh belas kasihan dan jika kita belajar untuk menunjukkan belas kasihan kepada orang lain di dalam kehidupan seharian kita, kita pasti akan menerima belas kasihan-Nya di Hari Penghakiman nanti.
  2. Setiap orang Kristen harus menghadapi penghakiman Allah (Yak. 5) dan standard atau asas penghakiman adalah “mengasihi sesama seperti diri kita sendiri”. Tidaklah mungkin bagi kita untuk mencapai standard yang mutlak tetapi jika kita sepenuhnya berserah untuk hidup di bawah pemerintahan Allah dan mengejar hal mengasihi sesama seperti diri kita sendiri, kita pasti akan ditunjukkan belas kasihan pada akhirnya. Kita tidak perlu takut akan penghakiman. Malah kita akan merindukannya, karena kita akan menerima belas kasihan Allah.
Denpasar, 1 April 2012
Pdt.Nur Elli Br.Tarigan

Catatan Sermon
  1. Implikasi iman haruslah nampak melalui perbuatan, oleh karena itu tidaklah bertentangan teologia Paulus yang menekankan anugrah dengan teologia Yakobus. Sebab Yakobus ketika ia menyatakan “iman tanpa perbuatan adalah mati” ia menekankan implikasi dari iman seseorang.
  2. Hidup orang yang beriman seharusnya tidak ada lagi sekat-sekat atau perbedaan dalam memandang seorang dengan yang lain walaupun beda agama, suku, budaya, dan sebagainya. Kita arus lebih pluralis karena ayat 13 ini, bukan sebaliknya.
  3. Nyayian yang tidak ber-not adalah perbuatan kita (arahan thema).
  4. Memang mengenai “tidak memandang muka” bukanlah sesuatu yang mudah meniadakannya sebab kita semua masih mempunyai muka. Itulah sebabnya dalam pesta adat orang Karo ketika mau makan dimana “anak beru” yang melayani membawa nasi dan lauk pauknya, kita sering mendengar protokol/MC mengatakan agar jangan lihat mukanya tapi lihat piringnya. Maksudnya agar pelayan tersebut menghidangi secara adil, bukan sebaliknya karena kerabat dekatnya mendapat lebih dari yang lain.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment