Introitus :
“sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan” (Mazmur 1 : 6).
“sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan” (Mazmur 1 : 6).
Bacaan : Mazmur 1 : 1-6; Khotbah : Matius 5 : 3 – 12
Tema :
Dasar pikiran keluarga Kristen (Dasar Keluarga Kristen dalam berpikir) / Palas rukur jabu kalak Kristen
Dasar pikiran keluarga Kristen (Dasar Keluarga Kristen dalam berpikir) / Palas rukur jabu kalak Kristen
Pendahuluan
Setiap manusia pastilah berfikir menginginkan kebahagian dan berfikir bagaimana mencapai kebahagiaan dapat terwujud dalam hidup dan rumahtangganya. Ukuran kebahagiaan dalam rumahtangga sering indentik dengan jika saya/kami “ sudah memiliki “ (suami/isteri, anak, rumah, mobil, usaha, jabatan, dll ). Namun menjadi pertanyaan : Apakah jika kita telah memilikinya sudah pasti bahagia ?
Belum tentu/belum pasti bahagia, kenapa ? Karena kebahagian bukanlah sikap yang berporos pada diri sendiri dalam arti tercukupi kebutuhan atau sampai apa yang diinginkan TETAPI BAGAIMANA kita menggunakan apa yang ada pada diri kita menjadi kebahagian menjadi kebahagiaan bagi orang lain. Untuk itu mari kita melihat bagaimana Standart kebahagian menurut Tuhan Yesus.
Pendalaman Nats
Matius 5 : 3-12 adalah rangkaian khotbah di bukit. Menurut Calvin “Khotbah di bukit “ dalam Injil Matius bukanlah diucapkan Yesus pada waktu yang sama, melainkan Matius mengumpulkan dalam khotbah itu ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Tuhan Yesus pada saat-saat yang berlainan bertempat di bukit/ tempat yang datar pada lereng gunung (menurut Lukas). Ada Sembilan ucapan bahagia yang disampaikan Tuhan Yesus..
Ayat 3-6 : Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, berdukacita, lemah lembut, lapar dan haus akan kebenaran…
Dalam bahasa Yunani “ptochos” berarti “miskin” atau “orang tertindas”. Yang dimasudkan adalah mereka yang karena keadilan dan kejujurannya seringkali dikalahkan dan diperas oleh orang kaya yang tidak adil. Mereka adalah orang-orang yang tidak bisa bertindak sendiri, tetapi dengan lemah lembut menantikan tindakan Tuhan. “Miskin dalam hati” berarti mereka tahu dalam hati hanya Tuhanlah yang dapat menolong mereka.
Berdukacita yang dimaksud disini adalah atas keadaan yang buruk di dunia ini, atas dosa-dosa sendiri. Lemah lembut mempunyai arti mereka yang ditengah-tengah penindasan dan kekerasan dengan rendah hati mengharap pertolongan Tuhan sehingga tidak menaruh balas dendam. Kelaparan dan kehausan akan firman Tuhan akan dipuaskan dengan damai dihati, bahagia di dunia ini dan akan dipuaskan pada akhir zaman (eskatologis ).
Ayat 7-9, berbahagialah orang murah hati, suci hati, orang yang membawa damai….Tuhan Yesus mengajak kita untuk berbuat baik kepada sesama kita manusia. Murah hati berarti perbuatan kasih kepada sesama, orang yang murah hatinya akan beroleh kemurahan dari Tuhan. Anak-anak Tuhan menciptakan perdamaian,walau di dunia ini penuh dengan perselisihan. Jika melihat ada seseorang berselisih dengan seseorang, mereka harus berusaha mendamaikan orang itu.
Ayat 10-12, berbahagialah orang dianiaya, dicela dan kepadamu difitnahkan….
Yesus tahu banyak orang di dunia ini tidak mau menurut perintah-perintah Allah, sehingga mereka membenci orang yang taat kepada Tuhan. Kemungkinan muncul konflik, bentrokan dan penganiayaan. Orang yang teraniaya karena ketaatannya kepada Tuhan akan merasa terhibur walau didunia ini akan tantangan dan celaan tapi hal yang terpenting tidak dapat dirampas dari mereka karena mereka memiliki Kerajaan Allah. Luther mengatakan : “Baik harta dan benda dan tubuh kau ambil, seteru, tak ada untungmu; teguhlah kota Allah !”
Pointer Aplikasi
Dalam pesta pernikahan kita selalu membaca ucapan selamat berbahagia. Kebahagian rumah tangga/ keluarga Kristen akan dialami jika suami,isteri dan anak-anak menyadari bahwa Hanya Tuhan penolong hidupnya. Sehingga setiap rumahtangga/ keluarga Kristen taat kepada Tuhan saja. Melakukan keadilan, kasih dan berdamai senantiasa. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi saling mengasihi. Apalah arti rumah mewah jika jadi arena perang. Apalah arti harta melimpah bila suami tak pulang-pulang. Apalah arti mobil mewah jika bukan isteri yang duduk didepan. Motto perapian mengatakan : “ Keindahan rumah adalah ketertiban, berkat rumah adalah kepuasan, kemuliaan rumah adalah keramahan, mahkota rumah adalah kebajikan “. Berfikir dan membuat orang lain berbahagia adalah kebahagian yang sesungguhnya jika itu dilakukan dalam Tuhan. Amin
Kepustakaan
1. Alkitab, LAI, 2001
2. Tafsiran Alkitab Injil Matius pasal 1-22, Drs. J.J.de Heer, BPK Gunung Mulia, 1999
3. Bread from my oven (Roti rohani dari tungku hati ), Marjorie Parker, Gospel Press
Catatan Sermon
Orang kristen harus memiliki nilai plus dalam hal kebaikan dan semua standar kehidupan sebagai anak-anak Tuhan (bersukacita, lemah lembut, gemar melakukan kebenaran dan kebaikan, murah hati, suci hati/bersi/tulus, membawa damai, sabar dalam penderitaan). Walaupun secara dunia dianggap kebodohan, kerugian, tetapi sebagaimana ucapan berbahagia Yesus akan menjadi milik kita.
Setiap manusia pastilah berfikir menginginkan kebahagian dan berfikir bagaimana mencapai kebahagiaan dapat terwujud dalam hidup dan rumahtangganya. Ukuran kebahagiaan dalam rumahtangga sering indentik dengan jika saya/kami “ sudah memiliki “ (suami/isteri, anak, rumah, mobil, usaha, jabatan, dll ). Namun menjadi pertanyaan : Apakah jika kita telah memilikinya sudah pasti bahagia ?
Belum tentu/belum pasti bahagia, kenapa ? Karena kebahagian bukanlah sikap yang berporos pada diri sendiri dalam arti tercukupi kebutuhan atau sampai apa yang diinginkan TETAPI BAGAIMANA kita menggunakan apa yang ada pada diri kita menjadi kebahagian menjadi kebahagiaan bagi orang lain. Untuk itu mari kita melihat bagaimana Standart kebahagian menurut Tuhan Yesus.
Pendalaman Nats
Matius 5 : 3-12 adalah rangkaian khotbah di bukit. Menurut Calvin “Khotbah di bukit “ dalam Injil Matius bukanlah diucapkan Yesus pada waktu yang sama, melainkan Matius mengumpulkan dalam khotbah itu ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Tuhan Yesus pada saat-saat yang berlainan bertempat di bukit/ tempat yang datar pada lereng gunung (menurut Lukas). Ada Sembilan ucapan bahagia yang disampaikan Tuhan Yesus..
Ayat 3-6 : Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, berdukacita, lemah lembut, lapar dan haus akan kebenaran…
Dalam bahasa Yunani “ptochos” berarti “miskin” atau “orang tertindas”. Yang dimasudkan adalah mereka yang karena keadilan dan kejujurannya seringkali dikalahkan dan diperas oleh orang kaya yang tidak adil. Mereka adalah orang-orang yang tidak bisa bertindak sendiri, tetapi dengan lemah lembut menantikan tindakan Tuhan. “Miskin dalam hati” berarti mereka tahu dalam hati hanya Tuhanlah yang dapat menolong mereka.
Berdukacita yang dimaksud disini adalah atas keadaan yang buruk di dunia ini, atas dosa-dosa sendiri. Lemah lembut mempunyai arti mereka yang ditengah-tengah penindasan dan kekerasan dengan rendah hati mengharap pertolongan Tuhan sehingga tidak menaruh balas dendam. Kelaparan dan kehausan akan firman Tuhan akan dipuaskan dengan damai dihati, bahagia di dunia ini dan akan dipuaskan pada akhir zaman (eskatologis ).
Ayat 7-9, berbahagialah orang murah hati, suci hati, orang yang membawa damai….Tuhan Yesus mengajak kita untuk berbuat baik kepada sesama kita manusia. Murah hati berarti perbuatan kasih kepada sesama, orang yang murah hatinya akan beroleh kemurahan dari Tuhan. Anak-anak Tuhan menciptakan perdamaian,walau di dunia ini penuh dengan perselisihan. Jika melihat ada seseorang berselisih dengan seseorang, mereka harus berusaha mendamaikan orang itu.
Ayat 10-12, berbahagialah orang dianiaya, dicela dan kepadamu difitnahkan….
Yesus tahu banyak orang di dunia ini tidak mau menurut perintah-perintah Allah, sehingga mereka membenci orang yang taat kepada Tuhan. Kemungkinan muncul konflik, bentrokan dan penganiayaan. Orang yang teraniaya karena ketaatannya kepada Tuhan akan merasa terhibur walau didunia ini akan tantangan dan celaan tapi hal yang terpenting tidak dapat dirampas dari mereka karena mereka memiliki Kerajaan Allah. Luther mengatakan : “Baik harta dan benda dan tubuh kau ambil, seteru, tak ada untungmu; teguhlah kota Allah !”
Pointer Aplikasi
Dalam pesta pernikahan kita selalu membaca ucapan selamat berbahagia. Kebahagian rumah tangga/ keluarga Kristen akan dialami jika suami,isteri dan anak-anak menyadari bahwa Hanya Tuhan penolong hidupnya. Sehingga setiap rumahtangga/ keluarga Kristen taat kepada Tuhan saja. Melakukan keadilan, kasih dan berdamai senantiasa. Tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi saling mengasihi. Apalah arti rumah mewah jika jadi arena perang. Apalah arti harta melimpah bila suami tak pulang-pulang. Apalah arti mobil mewah jika bukan isteri yang duduk didepan. Motto perapian mengatakan : “ Keindahan rumah adalah ketertiban, berkat rumah adalah kepuasan, kemuliaan rumah adalah keramahan, mahkota rumah adalah kebajikan “. Berfikir dan membuat orang lain berbahagia adalah kebahagian yang sesungguhnya jika itu dilakukan dalam Tuhan. Amin
Kepustakaan
1. Alkitab, LAI, 2001
2. Tafsiran Alkitab Injil Matius pasal 1-22, Drs. J.J.de Heer, BPK Gunung Mulia, 1999
3. Bread from my oven (Roti rohani dari tungku hati ), Marjorie Parker, Gospel Press
Pdt. Karvintaria br Ginting, STh
GBKP Rg. Cijantung
HP : 08126359640
GBKP Rg. Cijantung
HP : 08126359640
Catatan Sermon
Orang kristen harus memiliki nilai plus dalam hal kebaikan dan semua standar kehidupan sebagai anak-anak Tuhan (bersukacita, lemah lembut, gemar melakukan kebenaran dan kebaikan, murah hati, suci hati/bersi/tulus, membawa damai, sabar dalam penderitaan). Walaupun secara dunia dianggap kebodohan, kerugian, tetapi sebagaimana ucapan berbahagia Yesus akan menjadi milik kita.
0 komentar:
Post a Comment