Introitus :
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. (I Kor. 15:58)
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. (I Kor. 15:58)
Bacaan : II Kor. 11:16-17; Khotbah : Yehezkiel 2:1-5
Tema :
Setialah! Kerjakan pekerjaan yang disuruh Tuhan
Setialah! Kerjakan pekerjaan yang disuruh Tuhan
Pendahuluan
Keberanian seseorang untuk menghadapi suatu masalah yang harus dihadapi adalah sangat penting dan diutamakan. Keberanian seseorang itu tentunya bukan keberanian yang membabi buta begitu saja, tetapi keberanian yang mempunyai dasar yang kuat dan mempunyai motivasi untuk dinyatakan baik terhadap seseorang maupun kepada banyak orang. Keberanian itu tidak melihat status sosia, kedudukannya dalam masyarakat, kaya atau miskin, berpendidikan atau tidak berpendidikan, tetapi semua dinyatakan dalam semua tingkatan kehidupan dalam masyarakat. Adapun keberanian yang dinyatakan itu adalah untuk menyatakan suatu perubahan di dalam suatu kehidupan yang tidak layak lagi/ tidak sesuai kehendak Tuhan untuk menuju kepada suatu sikap hidup baru yang bertujuan untuk menyenangkan hati Tuhan dan memuliakan nama Tuhan.
Yehezkiel adalah seorang nabi yang berani menyuarakan kebenaran firman Tuhan kepada semua tingkatan kehidupan bangsa Israel, yang selama ini bangsa ini adalah bangsa yang durhaka kepada Tuhan, tegar hati, dan tidak lagi mengandalkan Tuhan. Walaupun yang dihadapi Yehezkiel adalah pembesar-pembesar dan orang yang berpengetahuan, namun Yehezkiel harus berani dan dimampukan oleh kuasa Tuhan untuk menghadapi situasi yang kian memburuk dalam kehidupan masyarakat Israel. Yehezkiel harus berkorban, bahkan rela menderita untuk keselamatan bangsa Tuhan dan untuk menyampaikan pesan dari Tuhan.
Pendalaman Nats
Dalam Yeh. 2:1-5 dikatakan bahwa Yehezkiel adalah anak manusia. Istilah anak manusia ini adalah ketika Tuhan berbicara secara langsung kepada Yehezkiel. Ungkapan ini hendak menyatakan bahwa sekalipun Yehezkiel adalah manusia, dia adalah orang yang dipanggil Tuhan untuk berbicara atas nama Allah kepada bangsa Israel. Allah memanggil Yehezkiel yang adalah seorang imam (Yeh. 1:1-3). Ia dibuang ke Babel pada masa pemerintahan Yoyakhin (II Raja-raja 24:10-17). Ia dipanggil untuk menyampaikan firman Tuhan kepada bangsa yang durhaka kepada Allah (Yeh. 2:5,6,8,9 3:26, 27, 12:2,3 24:3, 44:6). Di tengah situasi ini ia tetap tidak boleh takut (2:6) baik orang Yehuda mau mendengar maupun tidak (2:5,7 3:11) Tugas Yehezkiel adalah untuk menyampaikan pesan Ilahi (2:7-8) Dalam tugasnya ini Yehezkiel banyak menerima penolakan dari bangsanya sendiri (3:25) Dia juga menderita dan berduka karena istrinya tercinta juga diambil oleh Tuhan pada masa tugasnya menyampaikan pesan Tuhan ini (24:15-27). Adapun ciri-ciri dari pemberontakan Israel kepada Tuhan adalah:
1. Tidak mau mendengarkan firman Tuhan (Yeh. 3:7)
2. Bangsa Israel beribadah kepada ilah-ilah asing (Yeh. 6:1-10, 8:10-15, 16:16-22)
3. Tidak berlaku adil dalam kehidupan masyarakat (Yeh. 7:10-13, 8:17)
4. Bangsa ini mengikat perjanjian dengan kerajaan-kerajaan lain untuk memperoleh bantuan dan bukan lagi mengandalkan Tuhan (Yeh. 16:28-43)
Inilah tugas berat yang diemban Yehezkiel yang harus dinyatakan terhadap bangsa Israel, agar bangsa ini bertobat dan kembali ke jalan Tuhan. Tuhan memberi kekuatan Yehezkiel untuk menjalani tugas ini agar dia tidak takut dan tidak melarikan diri, melainkan tetap setia yang disuruh Tuhan.
Aplikasi
Di dalam perjalanan hidup kekristenan kita, apakah kita sebagai hamba Tuhan atau jemaat biasa, kita sering menemukan orang-orang yang tidak lagi mendengarkan firman Tuhan yang nampak dalam kehidupannya, yang tidak sesuai lagi dengan kehendak Tuhan. Demi kesuksesan dunia, jabatan, pangkat, dan materi, manusia menghalalkan segala cara, walaupun dikatakan sebagai seorang kristen, namun orang tersebut sering mengandalkan kuasa-kuasa lain, tidak lagi mengandalkan kekuatan Tuhan sehingga berdampak dalam kehidupan masyarakat, terlihat dari banyaknya pihak yang mencari kesenangan sementara, tapi akhirnya menderita sengsara karena dia lupa akan Tuhan, juru selamat yang memberikan berkat dalam setiap pekerjaan dan kehidupan. Di dalam situasi inilah kita disuruh Tuhan untuk memberikan terang firman Tuhan melalui pendekatan, perkunjungan, konseling, dan doa dalam kehidupan masa kini, baik secara pribadi maupun persekutuan untuk dapat membawa orang-orang yang demikian kembali kepada jalan Tuhan, bersekutu dengan Tuhan, memuliakan nama Tuhan, dan mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan. Tugas ini hanya dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan pengorbanan untuk masa depan, agar nama Tuhan dipermuliakan. Hal ini dapat terlaksana melalui Roh Tuhan, firman Tuhan, melalui kerendahan hati, oleh semua pelayan-pelayan Tuhan, mulai dari tingkat kehidupan di dalam jemaat Tuhan. Marilah kita laksanakan dengan doa dan penuh harapan agar semuanya dapat dilaksanakan sesuai kehendak Tuhan.
Pdt. J. Karo Sekali, S.Th
(Rg. GBKP Bandung Pusat)
(Rg. GBKP Bandung Pusat)
0 komentar:
Post a Comment