Introitus :
Dan ujilah apa yang berkenan kepada
Tuhan.(Epesus5:10)
Bacaan : Ibrani 4:12-16; Khotbah :
Amos 5: 6-7;10-15
Thema :
Carilah yang baik, bencilah yang jahat
(Daramilah simehuli, cigalah atendu si jahat)
Pendahuluan
Nabi Amos bernubuat ketika Uzia menjadi raja di
Yehuda(781-740 SM) dan Yerobeam II menjadi raja Israel (786-746 SM),
lebih kurang antara tahun 762 dan 750 SM. Yerobeam II memerintah Israel
dalam suasana damai. Tanpa perlu mengkhawatirkan ancaman militer yang
serius. Israel menjadi bangsa yang kaya. Banyak orang menjadi kaya,
membangun rumah yang bagus(3:15), dan berpesta pora(4:1). Namun orang
kaya tidak memakai kekayaan atau pengaruh mereka untuk menolong sesama.
Sebaliknya, mereka semakin serakah, menipu orang jujur dan membebani
orang miskin dengan pajak yang berat. Umat tetap melakukan
perayaan-perayaan keagamaan, tetapi Tuhan mulai bosan dengan
ibadat-ibadat mereka yang pura-pura. Tuhan menghendaki mereka
memperlakukan sesama dengan adil dan setia hanya kepada Tuhan.
Amos bukanlah seorang nabi yang propesional yang menjadi
perkumpulan nabi (I Sam.19:18-28) atau berkarya di istana melayani raja
(I Taw.21:9,25:5). Sebaliknya ia adalah seorang peternak domba(1:1) dan
pemungut buah ara(7:14) di dekat kota kecil Tekoa,yang terletak di
selatan Yerusalem di kerajaan selatan(Yehuda). Tuhan memilih Amos
menyampaikan Firman Allah kepada umat dan para pemimpin kerajaan
Utara(Israel). Amos di utus untuk memberitahu umat Israel bahwa Tuhan
akan menghukum mereka, sebab kaum kaya dan penguasa negeri itu merampok
kaum miskin dan memperlakukan mereka dengan tidak adil. Selain itu,
banyak umat dan para imam menyembah ilah lain di tempat-tempat ibadah
yang didirikan oleh raja-raja Israel. Pemberitaan Amos juga berisi
kata-kata penghukuman terhadap negeri tetangga Israel dan Yehuda.
Tugas dan panggilan Amos adalah juga menjadi tugas dan
panggilan kita untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan serta mencari
atau mencintai yang baik, membenci yang jahat (thema).
Pendalaman Nats
Ayat 6-7, “Carilah Tuhan maka kamu akan hidup”, perkataan
ini bermaksud penegasan,sebab bangsa Israel melakukan upacara-upacara
keagamaan di Betel,gilgal dan Bersyeba yang dahulu dianggap sebagai
tempat suci yang penting.(Band.Kej.26:23-25). Tapi semuanya itu adalah
kesalehan yang memuaskan diri sendiri,bukan memuaskan hati Tuhan. Tuhan
tidak mau berurusan dengan keberagamaan seperti itu, tapi Tuhan menuntut
sesal dan tobat(4:6-11). Tuhan menghendaki supaya orang melakukan
kehendakNya, melakukan kebenaran dan keadilan dalam hidup sehari-hari.
Menyebutkan keturunan Yusuf yaitu dua suku Israel, Efraim dan Manase
yang paling berkuasa di kerajaan Utara,akan di hukum bagaikan api yang
tidak ada yang mampu untuk memadamkannya. Prilaku Para pemimpin mengubah
keadilan menjadi ipuh,menghempaskan kebenaran ke tanah. Para Hakim
bersekongkol dengan orang-orang kaya dan orang terkemuka. Negara hukum
di Israel diperkosa, yaitu bahwa peradilan korup(bobrok).Orang kecil,
yang miskin dan lemah tidak mendapat keadilan dan
perlindungan.Mencampakkan/tidak menghargai dan menghiraukan
kebenaran,tapi mengutamakan uang suap. Yang semestinya Para
pemimpin,para hakim dan para tua-tua Israel,tidak membelokkan hukum atau
mengadili suatu perkara dengan tidak adil/curang,dengan tidak pandang
bulu,tidak menerima uang suap (Ul.19:18-20). Kebenaran dan keadilan
seharusnya ditumbuhkan sebagai tumbuhan yang bertunaskan
keselamatan(Yes.45:8).
Ayat 8-9, Puji-pujian kebesaran dan
kekuasaan Yahwe. Ia adalah pencipta langit dan bumi. Dia yang telah
membuat bintang, Tuhan mengontrol musim yang di tandai dengan posisi
bintang yang berbeda-beda. Sebagai ciptaan bintang tidak boleh di
sembah. Melalui ayat ini juga ditegaskan mengenai otoritas Allah yang
berkuasa atas hukuman. Kekuasaan Allah mendatangkan kebinasaan atas
bumi, juga atas kehidupan manusia atau tempat yang kuat,atas
benteng-benteng atau tembok yang kuat.
Ayat
10-13, Nabi Amos kembali memperlihatkan cara-cara pemimpin,para
hakim,orang-orang kaya dan orang yang berkuasa mengabaikan kepedulian
Tuhan akan keadilan. Mereka marah terhadap saksi-saksi pengadilan yang
menuduh mereka dan kepada hakim yang keputusannya dianggap merugikan
mereka di pintu gerbang kota, tempat para pemimpin kota mendengarkan dan
memutuskan perkara.(3:2,14-15) Apabila korupsi itu sudah begitu
mendalam,sehingga peradilan juga sudah korup, maka yang menjadi korban
ialah selalu orang miskin dan orang yang lemah, mereka dijadikan
terjepit,dipaksa membayar terlalu banyak pajak berupa gandum kepada tuan
tanah yang kaya. Demikianlah simiskin menjadi tambah miskin dan
menderita, dan sikaya menjadi kaya raya. Pada pihak lain nabi Amos tidak
berdiam diri mengenai ketidak adilan yang dilihatnya, mengenai korupsi
dan keruntuhan Negara hukum. Bukankah keadaan seperti ini kecenderungan
orang hanya berdiam diri dan merasa biasa kepada keadaan yang buruk itu ?
Ia tidak berhenti melancarkan protes,menentang korupsi dan ketidak
adilan. Perkataannya yang keras dan tajam yang ditujukan kepada Israel
dan para pemimpinnya untuk mencari atau mencintai yang baik dan membenci
yang jahat.
Ayat 14-15, “Carilah yang baik dan
jangan yang jahat” artinya hayatilah hidup yang seturut dengan kehendak
Allah. Mencari bukan berarti berbicara tentang yang muluk-muluk, tapi
menerapkannya, memperaktekkannya. Hidup menurut kehendak Allah bukanlah
berarti bahwa kita secara lahiriah berpegang kepada sejumlah perintah
dan larangan, tapi hidup sedemikian itu timbul dari perubahan hati kita.
Sekalipun Nabi Amos memberitakan hukuman,juga ia tetap menekankan
pertobatan. Sebab sekalipun Allah telah memutuskan untuk mendatangkan
hukuman atas Israel, tetapi Ia tidak menginginkan kematian orang fasik
itu, melainkan akan kembalinya orang fasik itu dari jalannya, supaya ia
hidup(Yeh.33:11). Hal inilah yang selalu diharapkan oleh nabi Amos yang
mendorong dia untuk tetap berbicara “supaya kamu hidup”, sebab mencari
Tuhan berarti mencari dan mencintai yang baik. Suatu pengharapan yang
besar bahwa hukuman Allah itu tidak lepas juga dari kasih karuniaNya.
Pointer aplikasi
- Kebaikan dan kejahatan yang kita lakukan baik dari perkataan dan perbuatan serta dalam hati sekalipun, tidak terlepas dari pengetahuan Allah yang harus kita pertanggungjawabkan. Sebab Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hatikita. Tidak ada suatu mahluk pun yang tersembunyi dihadapanNya. (Bacaan Ibrani 4:12-13).
- Peribadahan secara sermonial adalah kecenderungan mempengaruhi banyak orang pada zaman ini, yang hanya mencari kepuasan hati dan diri sendiri, bukan mencari dan menyenangkan hati Allah. Mencari pengkhotbah yang kondang,terkenal dan menarik, Memilih tempat beribadah yang besar dan nyaman, sehingga berlomba untuk membangun gedung gereja yang besar dan megah. Bersaing untuk mendapatkan jabatan dalam structural organisasi gereja, dan seterusnya.
- Allah tidak tutup mata terhadap prilaku yang yang tidak benar, dan membenci ketidak adilan
- Seperti Nabi Amos dipilih untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan,demikian jugalah kita di panggil untuk menyuarakan sekaligus sebagai pelaku kebenaran dan keadilan. Menjadi garam dan terang dunia.(Mat.5:13-16)
- Carilah dan cintailah kebaikan, bencilah kejahatan supaya kita memperoleh hidup di dalam Dia.
Majelis GBKP Tambun
Pdt.Terima Tarigan
0 komentar:
Post a Comment