Introitus:
“Firmanmu
itu pelita bagi kakiku, dan terang bagi jalanku” (Mmasmur 119 : 105)
Bacaan: Markus
9 : 38 – 50; Khotbah: Masmur 19 : 8 - 15
Tema:
“Undang-undang
Tuhan jadi sumber hidup dan pengertian”
Pendahuluan
Seorang istri, yang
berumah tangga dengan suami yang ia tidak dicintai, merasa sangat tertekan dan
terbeban atas tugas-tugas rutinnya diru-mah setiap hari. Ia sangat tertekan
sekali karena suami membuat daftar apa yang ia harus kerjakan mulai dari bangun
pagi sampai malam. Pada suatu hari sang suami terkena serangan jantung dan
me-ninggal. Beberapa bulan kemulian ia kembali berumah tangga dengan orang yang
ia cintai. Ia sangat bahagia, setiap hari bangun pagi ia melakukan tugas rumah
tangga. Suatu saat ketika membongkar laci lemarinya, ia melihat daftar tugas
atau pekerjaan rumah yang dibuat suami pertamanya, iseng-iseng dia membacanya
satu-persatu. Ia memban-dingkan apa yang ia baca dan yang ia lakukan ketika
bersama suami-nya yang pertama persis sama dengan apa yang dia lakukan sekarang
bersama suaminya yang kedua. Namun mengapa dulu ia mesara tertekan/terbeban
melakukannya, sedang sekarang ia begitu bahagia??? Karena cinta alias Kasih.
Firman Tuhan atau
undang-undang Tuhan sangat menyenangkan jika kita melakukannya atas dorongan
kasih dan cinta kita kepadaNya.
Pokok-Pokok Khotbah
1.
Daud
berbicara tentang hukum Taurat, hal ini bukan berarti sea-kan-akan
bagian-bagian lain dari Kitab Suci dikeluarkan, tetapi sebaliknya, karena
seluruh Kitab Suci tidak lain dari pada suatu exposisi dari hukum Taurat, di
bawahnya sebagai kepala dime-ngerti seluruh tubuh. Karena itu, Daud,
ketika memuji hukum Taurat, mencakup
seluruh sisa dari tulisan-tulisan yang diilhamkan.
2.
Pujangga-teolog
Inggris, C. S. Lewis mengomentari mazmur ini sebagai puisi terindah dari semua
mazmur dan tulisan terpenting dalam dunia. Mengapa? Mazmur ini menggabungkan
kemuliaan Allah dalam keindahan alam (ayat 1-6) dan kesempurnaan Allah dalam
firman-Nya (ayat 7-14).
3.
Bagian
Pertama boleh kita sebut penyataan umum; segenap alam menceritakan kemuliaan
Allah, alam semesta bekerja dalam kebisuannya dan perkataan mereka sampai
keujung bumi.
Renungan:Masihkah
kita dapat melihat bahwa alam menceritakan kemulian Allah?
4.
Bagian
kedua adalah penyataan khusus Allah yaitu firman-Nya (8-11). Melaluinya Allah
menjalin hubungan dengan manusia secara langsung dan menyentuh keberadaan
manusia hingga ke pusat kehendaknya yaitu mulai dari akal budi, hati, hingga
jiwa. Sentuhan yang dilakukan oleh firman-Nya adalah sentuhan secara pribadi
dan bekerja di dalam diri manusia.
Renungan:
Sejauh manakah Firman itu menyentuh hati, ataukah hanya menyentuh telingan[1]
5.
Pemazmur menyaksikan bahwa Taurat itu sempurna,
menyenangkan jiwa, memberikan khikmat, tepat, menyucikan hati, lebih indah dari
pada emas, lebih manis dari pada madu.
Taurat itu
bukanlah aturan yang menekan kita sehingga kita merasa terbeban, kita mesara terjajah olehnya.
Firman adalah ajaran yang membahagiakan, sehingga ada kerinduan untuk tetap hidup dalam Firman
itu.[2]
Renungan:
Kini banyak orang yang percaya merasa terbeban oleh Firman-Nya, oleh
aturan-aturan gerejawi, kegiatan-kegiatan gerejawi.
6.
Ketika
Taurat atau Firman itu menjadi sukacita dan mnyentuh hati maka akan berdampak
atau membuahkan hasil :
- menjadi manusia yang tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi di sekitarnya.
- Apa pun yang terjadi jiwanya tetap segar dan hatinya tetap bersuka. Kesegaran dan kesukaan itu akan memancar keluar dari matanya sehingga orang lain dapat menyaksikannya.[3]
Penutup:
Betapa indah,
sempurna, teguh, tepat, murni, benar dan lebih bernilainya firman Allah dari
segala kemuliaan harta dunia, Karena itu jangan biarkan firman itu diam dalam
kebisuan karena keengganan kita untuk berintereaksi dengannya. Keindahan dan
kekuatannya akan bekerja dalam diri kita jika kita mau menyediakan waktu secara
khusus untuk berintereaksi dengannya.
Mari senantiasa kita
menpersiapkan hati kita untuk mendengarkan FirmanNya.
“Kusiapkan hatiku
Tuhan tuk dengar FirmanMu”.
Pdt. Iswan
Ginting Manik
GBKP
Cililitan.
Phone.
021.8000136. HP. 081371855839
Catatan Sermon:
1.
Kata
emas. Emas jadi rebutan. Emas seh pentinna ibas geluh. Ibas transaksi emas jadi
jaminen. Daya tarik emas luar biasa. Kalak mbue emas kalak bayak. Orang tua
ndube adi lit sen mis nukur emas. Bagem Firman Tuhan.
2.
Kata
madu. Madu mbue kiniulin man manusia. Madu mejilepe mereken tahan tubuh.
------------------------------------------------------------------
[1] “Megati kal kata Dibata e lenga
jadi nakan pusuh, tapi hanya jadi nakan cuping”
[2] Mazmur 40:9 aku suka melakukan
kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."
Mazmur 94:12 Berbahagialah orang yang
Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu, Maz 119:97,99 - “(97)
Betapa kucintai TauratMu! Aku merenungkannya sepanjang hari. ... (99) Aku lebih
berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatanMu
kurenungkan”.
[3]
Bdk. Kis 17:11 - “Orang-orang Yahudi di kota itu lebih (mulia) dari pada
orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan
segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk
mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian”.
0 komentar:
Post a Comment