Wednesday, 6 November 2013

Renungan / Khotbah Lukas 3:7-14, Minggu 8 Desember 2013 (Advent II)

Introitus : 
Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan (Luk.3:8a).

Pembacaan : Zakharia 9:9-10; Khotbah : Lukas 3:7-14

Tema : Tanda-tanda pertobatan.

Pendahuluan :
(1) Sesuai Minggu Gerejawi, hari ini Minggu Advent II, maknanya:
  • Advent dari bahasa Latin Adventus artinya kedatangan. Istilah ini dulu kala dipakai umum dalam imperium Romawi untuk kedatangan kaisar yang dianggap sebagai dewa, kemudian dipakai oleh pengikut-pengikut Kristus untuk menyatakan bahwa bagi mereka bukan kaisar, melainkan Kristus adalah Raja dan Tuhan. Masa Advent adalah masa persiapan sebelum Natal, yakni masa persiapan untuk menghayati makna kedatangan Kristus, sesuai dengan penantian Mesias oleh umat Israel yang terungkap dalam Alkitab Perjanjian Lama, juga sehubungan dengan kedatangan-Nya pada akhir zaman.
  • Masa Advent adalah waktu untuk menyadari pentingnya pertobatan.

(2)  Tahun 2013 bagi GBKP adalah Tahun Peningkatan Solidaritas Eksternal GBKP. Pertanyaan dan sekaligus indikator keberhasilan Tahun Solidaritas Eksternal sesuai teks kita hari ini: Apakah ada kepedulian untuk membagi baju (pakaian langsung untuk menutupi tubuh) bukan jubah?. Apakah ada upaya untuk berubah agar tidak ada lagi kebencian orang lain kepada kita?. Kalau disana sini masih ada kekurangan, mari melangkah ke tahun depan 2014 untuk meningkatkan kuantitas SDM yang berkualitas sehingga kehadiran dan keberadaan gereja lebih dirasakan dan bermakna.

Khotbah:
Jemaat yang dikasihi Tuhan!
Dalam minggu gerejawi hari ini kita memasuki Minggu Advent ke-II, sebuah kesempatan yang indah dimana kita mempersiapkan diri untuk menghayati makna kedatangan Kristus. Lukas 3 menampilkan sosok Yohanes Pembaptis dengan tugas khusus untuk menunjuk siapa Yesus Kristus. Apa yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama seperti Yesaya 40:3-5 kini tiba pada pemenuhan menjadi kenyataan. Yesus Kristuslah yang lebih berwibawa untuk mengarahkan kehidupan umat manusia.

Jemaat yang dikasihi Tuhan!
Yohanes Pembaptis memberikan petuah-petuah yang sangat praktis bagi bangsanya bagaimana hidup sesuai dengan kebenaran dan cinta kasih yang efektif kepada sesama manusia. Tindakan nyata ini merupakan persiapan yang sangat baik untuk menyambut kedatangan Yesus sang Mesias. Sebagai sosok yang bertugas untuk mempersiapkan kedatangan Kristus, maka Yohanes Pembaptis tidak mencari kehormatan untuk menyebut diri Mesias. Dia tidak mau mencuri kemuliaan Yesus. Dengan jelas dan tegas Yohanes mengakui: “Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang”. Ada “jarak” antara Yohanes Pembaptis dengan Mesias yang datang itu, yang dilukiskan bahwa dia tidak layak mengerjakan pekerjaan budak bagi-Nya yaitu melepaskan tali kasut-Nya juga tidak layak. Mesias yang akan datang itu yang berkuasa untuk menampi semua manusia. Dalam hal ini kedatangan Mesias tidak digambarkan sebagai raja yang manis dan lemah lembut, melainkan sebagai raja yang berkuasa, yang membawa tuntutan yang berat. Kedatangan-Nya harus ditanggapi dengan serius. Memang benar dipihak lain kedatangan-Nya juga sekali gus membawa rahmat dan kebahagiaan yang harus diperjuangkan dengan mati-matian.

Jemaat yang dikasihi Tuhan !
Kalau kita melihat ayat 7, Khotbah Yohanes Pembaptis ini sangat keras untuk menegur orang banyak yang mau datang untuk dibaptis. Yohanes menyebut sebagai keturunan ular beludak. Sebuah metafora dimana orang banyak dibandingkan dengan ular beludak. Ular yang dimaksud disini adalah ular di gurun pasir yang sangat berbisa. Ular yang sering tidak dapat dibedakan dengan sepotong ranting yang kering, tetapi kalau didekati, maka ular itu tiba-tiba menyerang dan menggigit sehingga dapat mematikan mangsanya. Begitulah sifat sebagian orang yang datang kepada Yohanes, yang kelihatannya baik tetapi sebenarnya jahat dan berbahaya. Murka atau hukuman Allah pasti akan ditimpakan kepada orang-orang yang tidak mau meninggalkan dosa-dosanya, orang yang tidak mau bertobat. Peringatan Yohanes ini mempunyai makna yang mendalam, bahwa mereka yang datang berbondong-bondong untuk dibaptis tidak otomatis luput dari hukuman Allah.

Ayat 8 Yohanes mengingatkan mereka yang mau dibaptis harus menghasilkan buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Seperti tema kita: Tanda-tanda pertobatan artinya tidak cukup mengatakan saya sudah bertobat. Tetapi tandanya sudah bertobat harus nampak dalam perbuatan. Yohanes mengingatkan juga agar jangan berpikir seperti pikiran orang Yahudi pada waktu itu bahwa Abraham adalah Bapa atau nenek moyangnya dengan demikian pastilah selamat. Jadi tidak otomatis keturunan Abraham akan diselamatkan Allah. Tidak ada gunanya membanggakan diri sebagai keturunan Abraham. Bagi Allah tidak ada kesulitan. Termasuk tidak ada kesulitan untuk menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu. Tetapi bukan itu masalahnya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan!
Waktu berjalan terus. Kapak sudah tersedia pada akar pohon artinya Allah akan segera menjatuhkan hukuman-Nya kepada orang-orang yang berbuat jahat dan tidak mau bertobat, seperti pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik. Pernyataan Yohanes membuat orang itu banyak bertanya: Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat? Jelas dari pertanyaan orang banyak ini tersirat pengertian bahwa sebenarnya mereka mau luput dari hukuman Allah. Sebagai tanda kami sudah bertobat, apa yang harus kami perbuat?

Jemaat yang dikasihi Tuhan!
Dalam ayat perenungan kita hari ini jelas bahwa tanda-tanda orang sudah bertobat:
Barang siapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya. Baju ialah pakaian yang langsung menutupi tubuh, beda dengan jubah. Artinya yang bersangkutan juga sangat butuh, melekat dengan dirinya. Namun ada kepedulian kepada orang yang tidak punya. Merasakan perasaan dan penderitaan orang lain. Demikian juga orang yang mempunyai makanan harus membagikannya kepada orang yang kelaparan. Bukan sisa-sisa atau yang tidak terpakai lagi.

Ayat 12-13 ada juga pemungut cukai menyampaikan pertanyaan yang sama. Komunitas ini adalah orang-orang Yahudi yang bertugas mengutip uang (cukai) dari para petani yang membawa barang-barang keluar masuk ke satu kota. Pemungut cukai yang selama ini memperkaya diri dengan menagih cukai secara berlebihan, sehingga sering dibenci. Orang ini harus menghentikan prilaku buruknya. Mereka harus mengalami perubahan, menagih tidak lebih banyak dari yang telah ditetapkan.
Ayat terakhir ayat 14 tidak ketinggalan anggota tentara yang pada waktu itu memperoleh uang dari orang lain dengan cara mengancam atau memeras. Mereka melakukan modus operandi dengan tuduhan-tuduhan palsu atau memfitnah dengan maksud mengeruk keuntungan untuk diri sendiri. Prajurit-prajurit inipun harus bertobat. Haruslah merasa puas dengan gaji atau upah yang diterimanya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan!
Kalau dalam Khotbah Yohanes Pembaptis ini menekankan bahwa “Kapak sudah tersedia pada akar pohon”. Peringatan ini bukan ancaman untuk menakut-nakuti orang, tetapi lebih kepada meminta pertanggungjawaban penuh. Hanya orang yang memiliki cinta kasihlah yang tahu apakah arti menanggapi cinta kasih dengan penuh perjuangan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan!
Kalau pada waktu Yohanes Pembaptis, umat Allah menanti kedatangan Mesias, maka saat inipun umat Tuhan sedang mempersiapkan peringatan kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Seperti bacaan Zakharia 9:9-10 kita diingatkan untuk bersorak-sorak, melihat dan mengalami jangkauan kuasanya yang tidak terbatas. Raja Mesias di Sion itu akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Kini kita menanti kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Dalam masa penantian ini, kita juga sering melakukan dosa. Persiapan yang benar dalam menyambut kedatangan Tuhan keduakali hanyalah melalui tindakan nyata setiap hari. Pertobatan tidak cukup dengan penyesalan hati, tetapi perlu diwujudkan dalam perubahan hidup yang lebih baik. Perlu tindakan konkrit seperti yang diajarkan Yohanes Pembaptis kepada orang-orang yang datang untuk meminta dibaptis. Pada masa kini pertanyaan tersebut: Apa yang harus saya perbuat sebagai seorang anak, sebagai seorang bisnis, sebagai seorang desa, sebagai seorang kota, sebagai seorang dokter, sebagai seorang guru, sebagai seorang istri/ibu, sebagai seorang ayah, sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang militer, sebagai seorang PNS, sebagai seorang petani, sebagai seorang pemborong, sebagai seorang pemimpin, sebagai seorang seniman, sebagai seorang wakil rakyat, sebagai seorang warga gereja, sebagai seorang warga negara, sebagai seorang yang kaya, sebagai seorang yang miskin, dan seterusnya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan!
Mungkin Yohanes Pembaptis bisa bingung untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu semua, yang waktu itu belum banyak fungsi-fungsi tersebut. Bila Yohanes Pembaptis saat ini meminta bantuan jemaat, apa yang akan dikatakan kepadanya. Marilah kita renungkan tanda keinginan kita untuk lebih memperbaiki perjalanan hidup menyambut kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. Semoga kita hidup didapati “nggeluh kepate, erdiate, erpemere”. (EP)

Pdt. E.P. Sembiring


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment