Introitus :
FirmanNya“ Jika kamu sungguh-sungguh mendengar suara Tuhan, Allahmu dan melakukan apa yang benar dimataNya, dan memasang telingamu kepada perintah- perintahNya dan tetap mengikuti segala ketetapanNya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir, sebab Aku Tuhanlah yang telah menyembuhkan engkau.” ( Keluaran 15 :26 )
Bacaan : 1 Korintus 1 : 18 – 31 ( Antiphonal ); Khotbah : Mikha 6 : 1 – 8 (Tunggal)
Tema :
Berhikmat untuk mengerti perbuatan Allah (Pentar ngantusi perbahanen Dibata)
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Kepintaran/Hikmat ( bahasa ibrani “ khokma”, Bahasa Yunani : “Sophia” ) hal yang selalu dicari manusia dalam hidupnya. Berbagai macam ilmu pengetahuan dan ilmu filsafat ada di dunia. Manusia mempelajarinya, oleh pengetahuannya manusia bisa disebut pintar. Namun pertanyaannya bila pintar apakah sudah dapat dikatakan berhikmat ? Ada cerita tentang seorang Profesor menaiki perahu melintasi sungai dengan juru mudi perahu. Diatas perahu Profesor bertanya ke jurumudi tentang berbagai bidang ilmu yang dia ketahui kepada Jurumudi :
Prof : apakah anda tahu tentang ilmu antroplogi
Jm : Tidak tahu pak
Prof : apakah anda tahu ilmu geologi
Jm : tidak tahu pak
Prof : kalau ilmu pylosophi apakah anda tahu
Jm : menggeleng kepala tanda tidak tahu dan sudah mulai malu kepada Profesor, karena menyadari dirinya tidak tahu apa-apa tentang yang ditanyakan padanya. selang beberapa waktu ternyata datang angin kencang, hujan lebat dan perahu pun mulai oleng keadaan sudah mulai tidak aman karena perahu mulai tenggelam lalu si jurumudi pun bertanya kepada Profesor.
Jm : Apakah anda tahu tentang ilmu berenanglogi ?
Prof : Ilmu apa itu yahhhh
Jm : kalau bapak tidak tahu ilmu berenanglogi maka anda tidak akan selamat….
Dari cerita ini dapat kita mengerti walaupun seseorang banyak memiliki kepintaran tetapi tetap tidak sempurna dalam pengetahuan, ada keterbatasan karena apa ? karena dalam situasi perahu yang sudah tidak nyaman seharusnya berhikmat bagaimana supaya selamat.
Hikmat adalah kepintaran untuk mencapai hasil, menyusun rencana yang benar untuk memperoleh hasil yang dikehendaki. Namun Hikmat dalam arti utuh adalah mutlak milik Allah. Sehingga sebagai ciptaan Tuhan manusia harus menyadari betapa terbatasnya hikmat yang ada pada kita untuk mengerti perbuatan Tuhan. Dalam introitus dikatakan : perlu sungguh-sungguh mendengar suara Tuhan dan melakukan apa yang benar. Mendengar dalam bahasa inggris digunakan kata “hear” artinya mendengar, dan “Listen” berarti mendengarkan dengan sungguh, contohnya : jika guru guru hendak menerangkan pelajaran selalu memakai kata Listen ( Listen to me : dengarkan dengan sungguh-sungguh tidak dipakai kata “hear to me “). Namun dalam ayat ini dipakai kata “Obey” artinya tidak cukup sampai pada mendengar dan mendengarkan sungguh-sungguh tetapi melakukan yang benar dimana Tuhan. Untuk melakukan apa yang benar dimana Tuhan sangat diperlukan hikmat.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Mikha adalah seorang yang berasal dari Moresyet, sebuah kota kecil di daerah bukit diwilayah perbatasan antara kerajaan Yehuda dengan dataran tepi laut, daerah orang Filistin, 35 km di sebelah barat daya dari Yerusalem. Tentang siapa ayahnya, bagaimana rumahtangganya dan bagaimana ia mendapat panggilan tidaklah diketahui dengan jelas. Bisa jadi dia adalah seorang yang termasuk “tua-tua negeri” yang prihatin terhadap kesejahteraan masyarakat pada waktu itu ( Mikha 3 : 1 ). Mikha menyampai kehendak Tuhan pada zaman Yotam, Ahas dan Hizkia, sebagai raja Yehuda. Dengan penglihatan yang diberitakan Tuhan padanya, ia menubuatkan tentang Samaria dan Yerusalem.
Isi kitab Mikha sendiri dapat dibagi menjadi 3 bagian ;
1. Ukuman kepada Samaria dan Yerusalem ( 1 : 1-3: 12 )
2. Pemulihan Israel ( 4: 1-5 : 15 )
3. Berita tentang pengharapan dan tentang penyelamatan Israel ( 6: 1-7: 20 )
Dalam Mikha 6 : 1-6 , Allah mengadukan bangsa Israel kepada gunung-gunung dan bukit-bukit. Alam sebagai saksi yang hidup, saksi yang difahami berkata jujur memberitahukan apa yang telah Tuhan lakukan kepada bangsaNya.Tuhan telah menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir dan telah membebaskannya dari perbudakan dengan Musa, Harun dan Miryam sebagai penganjurnya. Diungkapkan juga bagaimana perbuatan Tuhan memakai Bileam dan keledainya untuk melawan rencana Raja Moap yang ingin memusnahkan bangsa Isarel ( Band. Bilangan 22 : 1 -41 ) Sitim adalah tempat dimana bangsa Israel berzinah dengan perempuan-perempuan Moap yang mengajak mereka menyembah allah-allah mereka ( Band, Bil 25 : 1- 18 ). Gilgal adalah adalah tempat dimana Allah melalui Yosua mengingatkan Israel tetang kelepasan mereka dari Mesir ketika mereka disunat disana ( band. Yosua 5 : 1- 12). Dengan ini Tuhan memperhadapkan kepada bangsaNya suatu memori/ kenangan untuk mengingat dan mengakui perbuatan-perbuatan keadilan Tuhan. Sehingga bangsa Isarel diajak menghadap Tuhan dengan tunduk dan menyembahNya, membawa korban bakaran sebagai ungkapan syukur. Namun Lebih dari dari itu Tuhan tidak hanya ingin penyembahan secara ritual tetapi hidup berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati dihadapan Tuhan.
Dalam 1 Korintus 1 : 18 -31, Paulus juga dalam suratnya kepada jemaat Korintus Paulus menjelaskan pemberitaan tentang salib. Karena pada saat itu pemberitaan tentang salib mendapat respon yang berbeda-beda. Menurut orang-orang Yahudi salib suatu sandungan dan menurut orang - orang bukan Yahudi itu suatu kebodohan. Tetapi bagi mereka yang dipanggil baik orang Yahudi dan orang yang bukan Yahudi Kristus yang disalibkan adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Salib adalah jembatan penghubung relasi yang putus antara manusia dan Allah. Salib adalah pengakuan kepada manusia menjadi anak Allah yang sebelumnya adalah budak dosa. Salib adalah pembenaran bagi yang tidak layak menjadi layak dihadapan Tuhan. Kristus membawa perubahan di dunia ini, manusia yang berdosa diselamatkan. Dengan ini bagi yang percaya pemberitaan tentang salib adalah membawa hati dan pikiran kepada keselamatan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Dalam peristiwa bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini : banjir, tanah longsor, angin topan, erupsi gunung. Kita bisa melihat betapa besar perbuatan Tuhan. Ada yang mengatakan hal itu terjadi karena dosa kita, jika demikan halnya tentu hal itu dapat menyadarkan manusia untuk bertobat dan semakin dekat Allah saja. Dengan kejadian itu juga, kita bisa melihat bagaimana pemeliharaan Tuhan dalam hidup para korban bencana dengan banyaknya orang-orang yang pakai peduli dan menolong mereka. Tuhan peduli, Dia tidak pernah meninggalkan anak-anakNya. Dia selalu mencukupkan keperluan dan terus memelihara hidup anak-anakNya. Dengan itu juga kita diingatkan untuk menjaga lingkungan dan memeliharanya dengan baik serta senantiasa setia berserah kepada Tuhan saja. Marilah terus berhikmat, melihat dan merasakan…. betapa besar perbuatan Allah di dalam dunia ini. Ia melepaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir semata karena kasihNya saja. Demikian juga di dalam Yesus yang disalib ada keselamatan bagi dunia. Sampai sekarang kita tetap dapat merasakan dan melihat begitu besar perbuatan Tuhan dalam hidup kita. Karena banyak hal yang tidak terpikirkan dalam hidup kita setiap hari tetapi Tuhan selalu perbuat yang baik untuk kita. Sebagai contoh berhikmat : Ada cerita tentang Seorang mahasiswa diberi belanja lebih oleh orang tuanya, ia sebenarnya dapat bebas menggunakannya, ia bisa berfoya-foya. Tetapi mahasiswa itu justru memilih menabungkan uang itu sampai pada hari ulang tahun ibunya. Lalu ia membelikan hadiah untuk ibunya. Ibunya sangat bahagia karena perbuatannya. Jika seorang mahasiswa dengan mendapatkan uang belanja lebih saja dia dapat melihat kebaikan ibunya dan meresponnya dengan perbuatan baik, tentunya sebagai anak-anak Tuhan kita juga mau senantiasa merespon perbuatan Tuhan dengan tetap setia beribadah kepadanya serta melakukan kehendak Tuhan dalam hidup sehari-hari dengan segala kerendahan hati. Amin
Pdt Karvintaria br Ginting, STh
GBKP Rg Cijantung- Hp : 08126359640
4 komentar:
salom pandita....!!!
salom pandita
syaloom pandita
salom pandita
Post a Comment