Saturday 28 June 2014

Renungan / Khotbah Roma 6:12-23, Minggu 29 Juni 2014

Introiutus : 
Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia. (Mzm. 31:6)

Bacaan : Jeremia 28:5-9 (Anthiponal); Kotbah : Roma 6:12-23 (Tunggal)

Tema : 
Endeskenlah Ring-Ringndu guna ipake Dibata”
Berikanlah Tubuhmu dipakai oleh Allah


Saudara-saudara didalam Yesus Kristus,

Sebagai anak Allah yang sudah menerima Anugerah dari Allah melalui Yesus Kristus, bukan berarti kita lepas dari godaan-godaan/tantangan yang selalu mencoba menjatuhkan kita kembali kedalam dosa. Sama seperti Yesus diutus untuk menebus dosa manusia, maka manusia yang diselamatkanNya kembali diutus seperti domba ditengah-tengah kawanan serigala. Artinya tantangan sebagai anak Allah begitu besarnya di dalam kehidupan ini. Hal ini kembali ditegaskan Paulus agar janganlah kiranya dosa menguasai tubuhmu sehingga tubuh yang fana ini diperalat oleh dosa itu.

Kecenderungan ditengah-tengah kehidupan ini, banyak sekali orang yang menuruti keinginan dagingnya yang juga sebagai alat untuk membelenggu manusia di dalam dosa. Tubuh yang diciptakan Allah yang sempurna beserta bagian-bagiannya ini justru bukan lagi menjadi alat memberikan damai sejahtera tapi justru alat dosa. Hal ini terlihat jelas di dalam kehidupan nyata kita sekarang, bagaimana manusia memakaikan anggota tubuhnya untuk membenarkan diri sendiri dengan menyalahkan orang lain, menghakimi orang lain, bahkan menyakiti orang lain.

Sebagai gambaran ditengah kehidupan bangsa kita Indonesia ini yang tinggal 10 hari lagi melaksanakan pesta rakyat melalui pemilihan Presiden dan wakilnya, jelas kita melihat bagaimana kecenderungan orang yang demi alasan mendukung pilihannya banyak sekali ungkapan-ungkapan yang menjatuhkan, menghakimi memfitnah pasangan yang lain. Ya benar boleh kita berkata itu adalah bagian dari politik negeri ini... Akan tetapi ini juga menjadi gambaran kehidupan kita sekarang ini. Mulut yang seharusnya memberikan ucapan-ucapan berkat justru sering jadi ucapan kutuk yang merupakan dosa. Tangan yang seharusnya dipakai untuk membantu, menolong orang lain justru dipakai untuk memukul/menyakiti yang lain.

Ditengah situasi seperti ini, kita diingatkan melalui firman Tuhan minggu ini untuk memakaikan tubuh kita dipakai oleh Allah. Artinya bagaimana anugerah yang telah kita terima dariNya kita pakaikan seturut dengan kehendakNya serta menjauhkan diri dari belenggu dosa.

Roma 6:12-23

Melalui suratnya Paulus menegaskan tentang kehidupan manusia yang percaya yang sudah mati di dalam dosa. Melalui kematian Kristus menjadi kematian di dalam dosa. Oleh karenanya Paulus menekankan agar jemaat tidak lagi dikuasai oleh Dosa. Semua ini diperjelas oleh Paulus karena ada anggapan bahwa semakin banyak orang berbuat dosa maka semakin banyak pula anugerah yang diterima, jadi jika kita berbuat dosa lagi tidak-apa-apa sebab nanti kita mendapatkan anugerah lagi. Pengertian yang berkembang inilah yang dibantah oleh Paulus agar jemaat menyadari pentingnya hidup di dalam kekudusan (jauh dari dosa) serta menjalankan manusia yang hidup didalam anugerah Tuhan.

Penjelasan tentang budak dijelaskan Paulus bahwa dulu jemaat adalah budak dosa, akan tetapi setelah penebusan oleh Yesus manusia bukan lagi budak dosa tetapi budak Kristus. Budak Kristus yang dimaksud adalah dengan melakukan kehendak Kristus sang penebus yang telah menjadi tuan bagi orang percaya. Jadi peralihan budak dosa yang telah ditebus Kristus menjadi budakNya menjadikan kepatuhan mutlak bagi jemaat kepada Kristus yang berarti tidak lagi patuh kepada “tuan dosa”.

Paulus juga menjelaskan bahwa dosa hanya membawa seseorang pada kebenarannya bukan kebenaran itu sendiri yang ujungnya membuat manusia itu merasa malu sampai akhirnya mendapatkan kematian, akan tetapi orang yang menjadi hamba Allah maka ia akan menjalankan kebenaran, hidup dalam kebenaqran tersebut serta menjadikan tubuhnya di dalam kekudusan dan semuanya itu mendatangkan hidup yang kekal. Dengan kata singkat Paulus menekankan bahwa upah dosa adalah maut, tapi karunia Allah adalah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus.

Saudara yang dikasihi Tuhan…

Apa yang dinyatakan Paulus dalam suratnya ini menyadarkan kita dalam kehidupan kita sekarang untuk senantiasa hidup menurut kehendakNya, yaitu hidup dalam kasih karuniaNya. Benar bahwa di dalam kehidupan jaman kita sekarang tantangan untuk hidup dalam kekudusan begitu banyak, tetapi baiklah kita tetap setia sebagai anak Allah yang benar, anak Allah yang setia.

Kita tidak bias hidup hanyut dengan situasi jaman dimana kita hidup, tetapi hidup kita adalah bagaimana tetap terlihat sebagai anak Allah yang hidup di dalam setiap situasi.

Pergunakanlah setiap tubuh kita menunjukkan kekudusan hidup. Artinya bukan hanya tubuh ini saja tapi semua bagian-bagiannya baiklah dipakai menunjukkan kehendak Allah. Sebagai anak Allah harus mampu dan berani tampil beda. Sekalipun kehidupan dosa yang ada disekeliling kita menggocang-goncang kita dengan kuatnya, tapi anak Allah tidak akan jatuh karena Allah yang selalu menolongnya. Amin

Bekasi, Juni 2014
Pdt. Alexander. S. S.Th
081386498009; 087777100076;


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment