Friday, 24 October 2014

Renungan / Khotbah Mazmur 43:1-5, Minggu 2 November 2014

Introitus : 
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! (Mzm. 42:6 )

Ogen : 1 Tesalonika 2:9-13 (Tunggal); Khotbah : Mazmur 43:1-5 (Responsoria)

Tema : 
”Allah Sumber/tempat Pengharapan Kita (Dibata Ingan Pengarapenta)


Saudara-saudara didalam Yesus Kristus,
Ada sebuah lagu mengungkapkan “Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain (Mzm 84:11) menunjukkan bagaimana kerinduan dan keyakinan pemasmur dekat bersama Allah. Keyakinan ini dinyatakan karena pengalaman bersama dengan Allah senantiasa lebih baik dari pada bersama atau ditempat lain. Pengharapan seperti ini tentu didasari keyakinan bersama dengan Allah senantiasa mendapatkan sukacita dan damai sejahtera.

Demikian halnya didalam kehidupan kita sekarang ini, ditengah kehidupan jaman yang semakin canggih, ditengah tawaran-tawaran dunia yang semakin hebat menawarkan segalanya bagi kita, sering sekali kita diperhadapkan dengan pilihan mana yang harus kita ambil. Ikut bersama dengan Tuhan atau bersama dengan dunia ini. Situasi ini semakin sulit ketika ikut dalam Tuhan sering sekali kita belum mendapatkan seperti yang kita inginkan, sementara kita menyaksikan ada pula orang yang ikut dunia ini terlihat semakin baik dan sukses di dalam kehidupannya, sementara orang yang setia mengikuti Allah seolah tidak baik dan selalu gagal bahkan banyak sekali tantangan yang harus dihadapinya. Semuanya ini dapat membuat tertekanya jiwa kita serta gelisah di dalam diri kita (Mzm 42:6).

Belajar dari Pemasmur (Bani Korah) diharapkan memampukan kita menjadi anak-anak Allah yang selalu setia dan selalu berharap kepada Allah saja sekali apapun yang terjadi/yang kita hadapi di dalam kehidupan ini.

Mazmur 43:1-5
Mazmur ini merupakan masmur Bani Korah, yaitu kelompok dari kaum Lewi yang tugasnya sebagai pemimpin pujian, music dan ibadat di dalam bait suci/Rumah Tuhan (1 Taw 6:33-38). Sebagai bagian pelayanan di rumah Allah tentu Pemasmur sangat paham bagaimana situasi ketika mereka melakukan ibadat dan pujian di Bait Suci. Semuanya itu tidak mereka dapatkan lagi karena mereka sudah jauh dari bait Suci di Yerusalem. Situasi kehidupan yang semakin sulit untuk melakukan ibadah dan juga banyaknya orang yang tidak saleh, penipu serta fitnah yang mereka terima membuat mereka hanya mengadu kepada Allah. Pengakuan akan Allah yang mampu menolong, melindungi serta meluputkan mereka dari orang-orang yang curang/tidak saleh dinyatakan, hal ini membuktikan bagi pemasmur hanya Tuhan Allah lah yang mampu membela mereka. Pengharapan hanya kepada Allah saja.

Kerinduan Pemasmur untuk dituntun ke kediaman Allah yang kudus (gunung yang kudus) menunjuk kepada tempat Mezbah Allah di mana Allah berkuasa yang mampu memberikan keselamatan kepada mereka. Hal ini juga merujuk kepada kerinduan pemazmur terhadap bait suci Allah.

Pada ayat ke lima merupakan pengulangan dari pasal sebelumnya (Mzm 42) hal ini juga menunjukkan bahwa sebelumnya pasal ini merupakan kesatuan. Dalam hal ini pemasmur menunjukkan bagaimana mereka tetap percaya kepada Allah sekalipun mereka di dalam penderitaan.
Saudara yang dikasihi Tuhan…

Belajar dari pemasmur ini kita dituntun menjadi anak Allah yang selalu setia kepada Allah sekalipun banyak penderitaan/kesusahan yang kita hadapi di dalam kehidupan ini. Selalu akan lebih baik bersama dengan Allah sekalipun di sekitar kita/dunia ini menawarkan banyak hal kepada kita. Sebagai orang percaya sama halnya seperti pemazmur yang berhadapan dengan berbagai persoalan (berhadapan dengan orang-orang yang tidak saleh, melakukan fitnah, bahkan menyakiti kita) tapi harus tetap setia dan percaya serta berharap bahwa hanya Allahlah penolong kita yang mampu memberikan kemenangan, keselamatan kepada kita.
Sama seperti sebuah lagu : “Biarpun gunung-gunung beranjak, dan bukit-bukitpun bergoyang,… tapi kasih setiaMu padaku tak akan beranjak.. Keyakinan ini perlu dipegang teguh ditengah-tengah situasi kita pada jaman sekarang ini.

Hanya di dalam Allah pengharapan kita… ini merupakan bentuk pengakuan yang harus kita miliki. Dasar pengakuan ini adalah kepercayaan bahwa Allah lah yang maha kuasa, yang mampu memberikan kemenangan dan keselamatan kepada kita. Di luar Allah tidak ada yang sanggup menolong kita. Jadi, jadilah kita pemasmur yang baru pada jaman ini dengan ungkapan kerinduan hanya bersama Allah sekali apapun yang terjadi di dalam kehidupan kita. Nyanyikanlah nyanyian yang baru, Pujilah namaNya, bertekunlah di dalam doa, serta selalu berpengharapan kepadaNya.

Ingatlah : Ketika kita setia kepada Allah, maka Allah lebih setia menyatakan kasihNya kepada kita…. “Setia-setia lah…. Setia sampai mati….

Bekasi, November 2013
Pdt. Alexander. S. S.Th
081386498009; 087777100076;
singchall@yahoo.co.id; alex.singchall@gmail.com


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment