Friday, 19 December 2014

Renungan / Khotbah Mazmur 121:1-7, Rabu 31 Desember 2014 (Tutup Tahun)

Introitus : 
Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Roma 8 : 37

Bacaan : Roma 8 : 31 - 39 (Tunggal); Khotbah : Mazmur 121 : 1 – 7 (Responsoria)

Thema : Kita Lebih Dari Pemenang

Saudara-saudari yang dikasihi Kristus,
Penghujung Tahun 2014 sudah ada di depan mata kita. Menandakan bahwa perjalalan kehidupan kita di tahun 2014 juga sudah mau berakhir. Mari sejenak kita mencoba mengingat ulang tentang apa yang sudah terjadi di sepanjang khidupan kita di tahun 2014. Lalu kita coba hubungkan dengan apa yang kita inginkan pada waktu kita hendak memasuki tahun ini. Berapa banyak dari keinginan kita yang “terkabul”. Berapa banyak juga yang terjadi dalam kehidupan kita namun ia tidak ada dalam perencanaan kita. Berapa banyak yang memberikan sukacita, namun berapa banyak juga yang bagi kita merupakan duka dan nestapa kita (tentu menurut penilaian kita pribadi). Bahkan ketika kita merasa bahwa kita tidak akan mampu untuk melewati bahagian tertentu yang memang menurut kita hanya kegagalan atau kekalahan kita, dan ternyata kita bisa atasi dan lewati itu walau istilah yang kita pakai “berdarah-darah dan berurai airmata”. Ibarat sebuah pertandingan, banyak yang menganggap kita akan kalah, namun karena kita senantiasa berupaya melewatinya, ternyata kita menang. Yang tergambar bila mendapatkan situasi seperti ini, bukankah rasa senang yang seharusnya muncul?

Nah…. Yang menjadi pertanyaan mendasar bagi kita saat ini adalah apakah kita merasa senang bisa sampai pada saat ini.seberapa senang kita saat ini? Dan apa yang menjadi harapan kita ketika meninggalkan hari ini dan memasuki kehidupan di hari yang baru dan tahun yang baru? Dan mungkin masih banyak lagi pertanyaan yang bisa kita angkat berkaitan dengan kehidupan kita saat ini.
Saudara dan saudariku…..

Gambaran keyakinan pemasmur pada hari ini sangat jelas dan tegas dinyatakan pada kita. Pemasmur dengan gambling menggambarkan bagaimana hubungan yang istimewa yang terjalin antara dia dan Allahnya. Dia berani memberikan pernyataan-demi pernyataan tentang Allahnya bukanlah sebagai gambaran dari sebuah harapan, tapi justru merupakan kesaksian akan pengalaman kehidupan yang dijalani oleh pemasmur dengan Allahnya. Ada beberapa pernyataan yang patut kita garisbawahi tentang kesaksian pemsmur dengan 

Allahnya, antara lain :
1. Ia takkan membiarkan kakimu goyah
Ada kesadaran bagi pemasmur bahwa daya tahannya berhadapan dengan tantangan kehidupan sangatlah besar dan dibutuhkan kekuatan yang sangat besar untuk bisa bertahan dari hantaman tantangan itu. Namun ia berani menyatakan bahwa ia tidak dapat dikalahkan karena peran serta Allah yang begitu nyata dalam pengalaman penyerahan dirinya kepada Allahnya. Coba kita perhatikan ketika seorang lifter (atlet angkat besi) ketika ia mengangkat barbell (beban besi), ketika kita perhatikan bahwa tumpuan dari kehidupan pertahanannya adalah kaki. Dan ketika bebannya sudah terlalu berat maka kita bisa melihat kakinya akan bergetar, dan bila sudah tidak mampu lagi untuk menahan beban itu maka ia bisa terjatuh bila tetap menahan beban itu. Namun karena pemasmur punya keyakinan bahwa aka nada yang “menopang kakinya” maka ia tetap bisa berdiri dengan tegak.
2. Penjagamu tidak akan terlelap.
Gambaran dunia menyatakan bahwa yang menjadi penjaga pasti lebih kuat dari yang dijaga. Gambaran ini juga mempengaruhi sikap hidup pemasmur akan Allahnya. Dia begitu meyakini bahwa apapun yang akan “mengganggu” kehidupannya, tidak akan pernah sampai kepadanya karena akan terlebih dahulu berhadapan dengan “Sang Penjaga”. Gambaran akan tantangan itu bisa kita lihat dari : Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. Gambaran matahari dan bulan pada bagian ini menggambarkan ada kekuatan yang lebih besar dari manusia namun pada sisi lain ketika kekuatan itu hendak “menghantam” kehidupan manusia maka aka nada “tameng” yang siap melindungi dirinya. Dan itulah Allahnya sang pemasmur. Bahkan hal yang paling berharga dalam kehidupan manusia yaitu “nyawa”, karena adanya nyawa yang membuat manusia hidup. Nyawa pemasmur juga diyakini tidak akan mampu disentuh oleh maut. Luar biasa sekali keyakinan yang dinyatakan pemasmur akan Allahnya.

Saudara-saudari yang berbahagia,
Sangat berkait erat dengan uraian Paulus dalam kitab Roma, ini juga merupakan inti pengakuan iman Paulus akan Tuhannya. Intinya, bila manusia menyandarkan dan mengandalkan Tuhan dalam kehidupannya maka Tuhan Allahnya akan menyampaikan kasih setianya yang terbaik bagi kebaikan kehidupan manusia. Dan Paulus tidak menyangsikan hal itu. Ia menyatakan bahwa kehidupan umat percaya pada waktu itu tidak gampang, ada tantangan dari luar yang begitu “mengancam” kehidupan mereka. Namun sekali lagi, sekalipun ada anggapan kehidupan mereka ibarat domba yang digiring ke penyembelihan; semua itu tidak akan pernah sampai. Mengapa? Karena iman percayanya menyatakan bahwa kuasa Tuhan Allahnya memberikan perlindungan dan bahkan kekuatan untuk mengalahkan tantangan itu.

Lalu….. bagaimana kita dengan dua kesaksian yang luarbiasa ini. Apakah kita masih masih pantas untuk meragukan penyertaan Allah dalam kehidupan kita. Apakah kita meragukan kuat kuasa Allah kita dianugrahkanNya kepada kita untuk memampukan kita untuk mengalahkan setiap kecemasan dan ketakutan kita akan kehidupan yang akan datang. Bukankah seharusnya dengan dua pengalaman iman yang luar biasa ini menjadkan kita menjadi lebih percaya lagi akan kebaikan Tuhan Allah kita.

Pada bagian pengantar, sudah dipaparkan betapa kita terkadang mengalami situasi dimana kita punya ketidakyakinan apakah kita bisa menyeberangi kehidupan ini hari lepas hari, minggu lepas minggu, bulan lepas bulan hingga akhirnya sampai di penghujung tahun. Ini bisa diakibatkan oleh situasi ekonomi, kesehatan, keluarga, dan lain sebagainya. Namun yang nyata adalah ….saat ini dan di sini di empat ini… di ruang pertemuan antara Allah dan kita…. KITA ADA… KITA NYATA….. ini menyatakan bahwa dengan realita ini diyatakan dengan jelas bagi kita bahwa KITA MENANG atas hari, minggu, bulan, dengan segala tantangan dan cobaan yang ada. Pernyataan dan Penyataan Tuhan Allah kita sangat tegas menyatakan bahwa yang paling berharga baginya yaitu AnakNya yang Tunggal pun diberikan bagi kebaikan kehidupan kita. Oleh sebabnya mari…. Jangan pernah ragu melangkah besama dengan Tuhan Allah kita… karena kita tidak akan pernah kalah…. Kita Lebih Dari sekedar Pemenang…. We are more than VIP (Veri Important Person)… Tidak ada yang berharga di dunia ini, emas, perak, permata dan apapun yang bisa melebihi nilai kita dihadapan Tuhan Allah kita… Kita lah yang paling berharga di hadapan Tuhan Allah kita. Amin

Pdt. Benhard Roy Calvyn Munthe, STh.
081361131151


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment