Thursday, 8 January 2015

Renungan / Khotbah Yesaya 60:1-6, Minggu 11 Januari 2015 (Ephipanias II)

Invocatio:  
Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yohanes 8:12).

Bacaan: Markus 1:4-11 (Responsoria); Khotbah: Yesaya 60:1-6

Thema: Bangkitlah, Terangmu sudah datang

Pada Minggu Ephipanias[1] yang ke dua ini, kita kembali di tuntun untuk semakin memahami kebenaran Firman Tuhan mengenai Yesus Kristus yang telah diutus ke dunia ini sebagai Juruslamat. Di tengah-tengah kegelapan akibat dosa, Yesus Kristus telah datang ke dunia sebagai Terang Dunia sehingga barang siapa percaya dan mengikutNya tidak lagi berjalan dalam kegelapan[2] atau dengan kata lain barang siapa percaya dan menyambutNya tidak akan binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal[3].

Nas kita, Yesaya 60:1-6 berada pada bagian ke tiga pembagian kitab Yesaya (pasal 56-66:24)[4]. Itu berarti sesudah pembuangan. Dapat dikatakan bagian ini juga merupakan penghiburan bagi umatNya untuk tetap optimis menghadapi masa depan dalam menyikapi babak baru kehidupan setelah pembuangan. Melalui nas ini umat Israel kembali di ingatkan akan maksud pemilihan Tuhan atas mereka yakni menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Walaupun mereka telah mengalami pembuangan bukan berarti Allah tidak mengasihi mereka. Kasih Allah tidak berkesudahan, karena kasihNyalah sehingga mereka di memungkinkan kembali ke Yerusalem. Dan kasih Allah yang luar biasa akan dinyatakan kepada mereka bahwa dengan kedatangan Mesias, kemuliaan Tuhan akan datang (terbit) ke tengah-tengah umatNya. Urgensi kedatangan “Terang” disebutkan dalam ayat 2 “Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa…” Kegelapan dan kekelaman yang dimaksud tentu dosa dan dampak dari dosa itu sendiri dan kegelapan hanya dapat ditaklukkan oleh terang dan terang itu telah datang ke tengah-tengah Israel, yakni dengan kedatangan pertama kali Kristus (Natal), sebab Dialah Terang yang akan terbit atas bangsa Yahudi dan dalam Yohanes 8:12 disebutkan bahwa Yesus adalah Terang dunia, terang yang memberi kehidupan. Dengan demikian bangsa Israel akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Disebutkan dalam ayat 3 dan 4, bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu”. Tidak hanya itu dalam ayat 4-6 disebutkan bahwa bangsa-bangsa, baik anak laki-laki dan perempuan semua akan berhimpun kepada bangsa Israel demikian juga kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepada mereka. Maksudnya adalah baik bangsa Israel yang berserakan juga bangsa-bangsa lain yang bertobat diceritakan sedang datang berhimpun ke kerajaan itu dan mempersembahkan semua milik dan talenta mereka sebagai korban syukur bagi Tuhan. Ini akan membuat mereka (bangsa Tuhan) heran, tercengang sekaligus berbesar hati (ayat 5) sebagai umat Tuhan, walaupun mereka pernah menjadi bangsa yang ditaklukkan dan di buang sebagai tawanan ke Babel, walaupun jumlah mereka tidak banyak ketika mereka kembali ke Yerusalem tetapi mereka akan menjadi bangsa yang luar biasa karena terang yakni kemulian Tuhan akan terbit di atas mereka dan hal itu telah digenapi dengan kedatangan Mesias yakni Yesus Kristus sebagai Terang Dunia[5].

Nubuatan ini tentunya harus disikapi, direspons. Respons yang diminta berdasarkan ayat 1 ada dua. Yang pertama, “bangkitlah”. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata bangkit berarti bangun lalu berdiri, bangun (hidup) kembali.  Dengan kata lain sesuai konteks ini bangkit berarti kembali optimis, mereka harus percaya diri, percaya bahwa mereka bangsa Tuhan, mereka harus bersemangat kembali dalam menyikapi babak baru kehidupan mereka setelah pembuangan[6]. Kedua, menjadi teranglah. Tidak hanya cukup sekedar bangkit, tetapi harus menjadi “terang”. Kata “menjadi teranglah” berarti, pertama, adanya fakta kegelapan yang harus diterangi, kedua berarti harus ada action, ada upaya yang sengaja/direncanakan bagaimana supaya terang yang sudah dimiliki dapat menerangi kegelapan.

Pointer Aplikasi
(1) Thema kita, Bangkitlah, terangmu sudah datang. Dalam thema ini terkandung printah “bangkitlah”. Dalam tulisan Diaken Davit T tentang “bangkit dan menjadi terang”[7]  sangat menarik, disebutkan untuk dapat melakukan tindakan bangkit yang diharapkan, ada sedikitnya 3 pertanyaan yang harus terlebih dahulu kita perhatikan:
  1. Saat ini di posisi mana kita sedang berada? Pastilah Tuhan tahu dimana posisi Adam dan hawa pada saat ia telah memakan buah pohon yang dilarang Tuhan, tetapi Tuhan mau memberi kesempatan pada Adam untuk mengaku dosa ketidak taatannya, tetapi Adam justru menyalahkan Tuhan.
  2. Di posisi mana semestinya saya berada? Dalam Lukas 15:17 disebutkan anak bungsu menyadari posisinya saat itu, bahwa ia sudah jauh dari Bapa itulah letak posisinya saat itu namun ia menyadari ia harus berada di posisi mana, yakni di rumah Bapa. Disebutkan dalam Lukas 15:18-19 “Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapaku”. Juga dalam kitab Filemon, Onesimus bangkit dan kembali kepada tuannya.Filemon 1:12a akan bangkit dan pergi kepada tuannya, Filemon.
  3. Bagaimana kita bisa sampai ke posisi yang benar? Sebagaimana disebutkan dalam Yohanes 14:6 hanya ada satu jalan yakni melalui Yesus Kristus. Diluar Yesus yang ada hanya kegelapan. Yohanes 12:46 “Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan”.
(2) Tidak hanya cukup sekedar bangkit, tetapi aktif menjadi terang. Untuk menjadi terang terlebih dahulu kita harus memiliki terang itu. Benarkah kita sudah memiliki terang itu? Menjadi terang berarti kita harus menerangi, bukan sebaliknya menggelapkan. Seperti ada ungkapan “bagi perlangi katak” (seperti berenang kodok/katak), kemana ia bergerak/berenang dibelakangnya menjadi keruh/butek (megembur). Sebagai orang yang menjadi terang tentu tidak demikian, ia terlebih dahulu menjadi teladan, sehingga ia dapat menjadi penuntun, petunjuk, bahkan penghangat bagi setiap orang. Dengan kata lain kehadirannya menjadi inovator, membawa perubahan dari gelap kepada terang. Terlebih ditengah-tengah kehidupan kita saat ini, dimana kegelapan sepertinya kian pekat dimana-mana. Di Tanah Karo misalnya, masalah judi, Narkoba demikian juga pertumbuhan HIV/AIDS dari tahun ke tahun terus meningkat sehingga menduduki peringkat pertama se Sumatera Utara bila dibandingkan jumlah penduduk Tanah Karo[8], hal ini menjadi tantangan panggilan kita sebagai yang diperintahkan “menjadi teranglah”. Juga tentunya diberbagai daerah dan tempat di Indonesia ini masalah semakin kompleks, perselingkuhan, perceraian, pembunuhan anak yang dilakukan orang tua, pembunuhan orang tua yang dilakukan anak, anak-anak yang saling membunuh, dsb. menjadi tantangan anak-anak terang, dan juga tentunya bagi setiap orang yang mencintai kebenaran. Oleh karena mari bangkitlah, menjadi teranglah. Amin

Pdt.S.Brahmana


[1] Ephipanias dari kata Yunani Ephiphania dengan arti : "penampakan" atau "manifestasi". Ephipanias adalah merupakan hari besar bagi gereja mula-mula yang dirayakan setiap tanggal 6 Januari. Ada dua peristiwa yang dirayakan pada peringatan ephinanias, yaitu kunjungan orang-orang Majus ke bayi Yesus, dan baptisan Yesus oleh Yohanes di sungai Jordan. Kunjungan orang-orang Majus itu berarti Kristus telah menampakan diri kepada orang-orang kafir (bukan Yahudi) dan baptisanNya berarti pelayananNya sudah dimulai.
[2] Bd. Invocatio Yohanes 8:12
[3] Bd. Yohanes 3:16
[4] Pembagian Kitab Yesaya: (1) Psl. 1-39 sebelum pembuangan; (2) Psl. 40-55:13 Kabar Baik bagi Umat Allah di Pembuangan; (3) Psl. 56-66:24 (Trito Yesaya) Peringatan dan janji untuk umat Allah yang Baru sesudah pembuangan (Alkitab Edisi Studi, hal.1081)
[5] Bandingkan Bacaan kita, Markus 1:4-11 dimana disebutkan bahwa Yesus yang dibaptis Yohanes adalah benar-benar Mesias yang dijanjikan tersebut. Langit terkoyak, Roh seperti burung merpati turun ke atasNya, dan suara dari sorga menjadi legitimasi bahwa Yesus Kristus adalah benar Mesias. Sebagai Mesias Dialah Anak yang kepadaNya BapaNya berkenan. 
[6] Kata bangkitlah sangat erat hubungannya dengan “angkatlah mukamu”, “engkau akan heran melihat”. Ungkapan ini mau menekankan agar umat Tuhan mempersiapkan dirinya untuk menerima berkat dan menjadi berkat.
[7] http://www.ccamedan.org/sermondet.php?lang=&id=372&g=1
[8] Harian Andalas, kamis 14 Agustus 2014 (http://harianandalas.com/kanal-sumatera-utara/pertumbuhan-hiv-aids-di-tanah-karo-makin-mengkhawatirkan)


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment