Friday, 5 March 2010

Asseb-Khotbah Yohanes 2:1-11, Minggu 7 Maret 2010

Thema:
NYATAKANLAH SETIAP PERSOALANMU KEPADA YESUS
DAN MINTALAH PERTOLONGANNYA
(Turiken ras pindo man Yesus Kristus)
Introitus: Matius 28:18; Pembacaan: Masmur 115:9-15
Khotbah: Yohanes 2:1-11
Pendahuluan
Dalam kehidupan kita, tidak ada seorangpun yang steril dari yang namanya persoalan hidup. Apakah itu sudah percaya kepada Tuhan Yesus atau belum. Ada berbagai-bagai masalah dalam hidup. Antara lain seperti: Masalah keluarga, pekerjaan, kesehatan, biaya sekolah anak, dsb. Memang setiap orang tidak selalu sama masalah yang dihadapi demikian juga tingkat ringan beratnya persoalan yang dihadapi, serta sikap ketika menghadapi masalah tersebut. Bagi orang tua yang mempunyai anak remaja misalnya, persoalan yang berat yang terkadang membuat prustasi adalah masalah anak yang sudah terlalu “gaul”. Lebih suka kongko-kongko dengan teman-temannya, bermain internet, game online, facebook dari berlajar. Padahal tugas utama mereka adalah sekolah dan belajar. Banyak cara dan upaya yang sudah dilakukan orang tua mulai dari cara halus sampai yang keras dalam memberi nasehat namun tidak membawa pengaruh apa-apa. Dalam hal ini ada orang tua sudah habis akal. Tidak tahu apa lagi yang dilakukan. Bila hal ini yang sedang dialami, masih adakah solusinya? Masih ada. Oleh karena itu sebagai orang percaya janganlah pernah menyerah tapi berserah. Ada Allah kita di dalam Yesus Kristus yang sanggup dan mau menolong setiap persoalan yang kita hadapi, apa pun itu. Itulah yang akan kita pelajari di dalam Firman Tuhan Yohanes 2:1-11 yang menjadi renungan kita Minggu ini.

Pendalaman Nas
Perikop kita hanya terdapat di Injil Yohanes. Sebagaimana disebutkan dalam ayat 11, “air menjadi anggur” adalah mujizat yang pertama diperbuat Yesus. Dan hal ini dilakukan dalam pesta perkawinan di sebuah kota kecil di pegunungan Galelea yang bernama Kana. Tidak disebutkan dalam kapasitas apa Yesus diundang. Namun dari peranan Maria yang mengetahui secara detail bahwa mereka (yang berpesta) kehabisaan air anggur dapat ditarik kesimpulan bahwa Maria mempunyai hubungan yang dekat dengan mempelai. Oleh karena itu wajar jikalau Yesus juga diundang datang ke pesta tersebut. Dan Yesus tidak menolak datang[1].

Pesta perkawinan di Kana ini walaupun tidak sebesar dan seboros yang dilakukan di Yudea, namun sangat ramai dan meriah. Salah satu kebiasaan disetiap pesta ialah menyediakan air anggur. Dan hal ini bukanlah sesuatu yang luar biasa sebab di daerah Palestina yang penuh kebun anggur, orang miskin sekalipun harus menyediakannya. Oleh karena itu kehabisan air anggur dalam suatu pesta perkawinan sangatlah mendatangkan malu. Apa kata dunia. Oleh karena itu pastilah dari jauh-jauh hari sebelumnya mempelai telah memepersiapkan segala sesuatunya termasuk air anggur. Namun toh dalam ayat 3 disebutkan mereka kehabisan air anggur. Rupaya tamu undangan yang hadir lebih banyak dari dugaan semula. Untunglah ada Maria yang mengetahui hal tersebut. Maria merasa terbeban untuk mencari solusi supaya mempelai jangan menjadi malu dan menjadi tertawaan orang banyak. Apa yang dapat dilakukan Maria? Membelinya secara diam-diam? Sepertinya itu tidak mungkin sebab mana ada orang menyediakan anggur dalam jumlah besar bila tidak dipesan terlebih dahulu. Maria pergi kepada Yesus dan mengatakan “mereka kehabisan anggur”. Walaupun Yesus belum pernah membuat suatu mujizat, namun Maria mengenal Yesus dan percaya kepadaNya bahwa Yesus dapat menolong mengatasi persoalan kehabiasan air anggur tersebut. Dan benar. Walaupun Yesus mengatakan "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba", Maria tidak tersinggung dan kehilangan kepercayaan kepada Yesus. Hal ini nampak dari apa yang dilakukan Maria selanjutnya. Ia memberikan intruksi kepada pelayan agar melakukan apapun yang nantinya diperintahkan Yesus. Dan benar Yesus tidak tinggal diam. Yesus menyuruh pelayan mengisi tempayan-tempayan[2] yang ada di situ. Dan kepatuhan melakukan perintah Yesus walau tidak dimengerti dan tidak masuk akal ternyata meneyebabkan terjadi mujizat. Semua air di tempayan tersebut berubah menjadi air anggur yang sangat berkualitas. Itulah keseimpulan pemimpin pesta terhadap mempelai laki-laki. Ia memeberi pujian karena tidak seperti kebiasan pesta yang menyediakan anggur yang baik terlebih dahulu baru kemudian anggur yang tidak baik.

Pointer Aplikasi
Melalui nas renungan kita, beberapa hal dapat kita pelajari:
(1) Bahwa Yesus tidak menolak mengikuti kegiatan pesta perkawinan (adat perkawinan). Sebagai yang dilahirkan ditengah-tengah kehidupan orang Yahudi Yesus mengikuti adat istiadat Yahudi. Namun untuk memberi makna dan arti yang lebih dalam lagi terhadap apa sesungguhnya dasar yang paling utama dalam adat istiadat itu, ada kalanya ia menolak untuk mengikutinya (Mat 5:2-).
(2) Bahwa Yesus sangat peduli terhadap kehidupan pernikahan. Ia tidak hanya peduli tetapi Dia juga mau campurtangan agar kehidupan pernikahan itu berbahagia hari lepas hari. Demikian juga tentunya terhadap setiap persoalan kehidupan kita pribadi lepas pribadi, keluarga lepas keluarga. Persoalannya adalah bagaimana caranya supaya Dia hadir dalam kehidupan setiap rumah tangga kita? Dan bagaimana supaya Dia sungguh-sungguh mau campurtangan dalam setiap perkara yang kita hadapi? Dengan menerapkan 4 M:
M-1 : Mengundang Yesus. Kalau kita perhatikan nats kita, disebutkan bahwa Yesus diundang untuk datang ke perkawinan itu. Ingat sebagai undangan Ia merupakan tamu kehormatan. Kalau dahulu pada zaman kisah perkawinan di kota Kana ini, mengundang Yesus mungkin lewat tulisan ataupun lisan, sekarang tidak demikian. Kita bersyukur sebab Yesus Tuhan kita senantiasa bersedia menjadi tamu undangan kita. Dia tidak membutuhkan undangan dengan kartu cetakan walaupun itu sangat mahal, yang Dia butuhkan membuka hati kita, membuka rumah tangga kita bagiNya (Wahyu 3:20).
M-2 : Menyetakan persoalan kita dan memohon pertolonganNya. Maria ibu Yesus tahu bahwa persoalan yang dihadapi tuan rumah/yang mengadakan pesta perkawinan yaitu kehabisan air anggur, hanya Yesus dapat menolong. Kita perhatikan cara Maria memohon pertolongan Yesus mengenai masalah ini. Maria tidak mendikte atau memaksa Yesus agar melakukan sesuatu menolong tuan rumah. Tidak. Maria hanya mengatakan “Mereka kehabisan anggur”. Sangat sederhana. Tetapi apakah itu sudah cukup, sehingga terjadi mujizat yang luar biasa itu, yaitu air menjadi anggur sehingga tuan rumah, khususnya kedua mempelai tidak mendapat malu? O..tidak, itu belum cukup. Ada hal yang sangat penting harus dilakukan. Apa itu?
M-3 : Memberikan kebebasan bagi Yesus untuk bertindak. Ini penting, sebab waktu Yesus bertindak kadang tidak seperti yang kita rencanakan, yang jelas pasti tepat pada waktunya dan itu akan mendatangkan kebahagiaan.
M-4 : Melakukan apa yang difirmankanNya walaupun kadang menurut logika kita sepertinya tidak masuk akal atau sangat repot melakukannya. Bayangkan ketika para tamu sudah mau pulang atau tidak lama lagi mau pulang, untuk apa mengisi tempayan dengan air, bukankah itu hanya perlu ketika tamu baru datang untuk membasuh kakinya? Tetapi pelayan itu patuh, tidak banyak tanya, Apa yang diperintahkan mereka lakukan. Mengapa bisa demikian? Hal ini tidak terlepas dari pekerjaan Maria. Dimana sebelumnya dia sudah memberikan wanti-wanti agar melakukan apapun yang diperintah Yesus. Dan apa yang terjadi? Sangat menabjubkan terjadilah hal yang tidak mungkin bagi manusia bagi Allah mungkin. Air menjadi anggur. Alangkah berbahagianya bila kita juga dapat seperti pelayan ini patuh terhadap Firman Yesus! Pastilah banyak mujizat yang terjadi di dalam hidup kita.
Pondok Gede, 5 Maret 2010
Pdt.S.Brahmana
----------------------
[1] Disini Yesus berbeda dengan Yohanes Pembaptis. Dan mungkin murid-murid Yesus yang diantaranya adalah mantan murid Yohanes Pembaptis merasa heran dengan sikap Yesus ini yang tidak sama dengan guru mereka yang adalah seorang asket (Pertapa). Yohanes Pembaptis tidak minum anggur dan tidak turut dalam santapan besar. Makanannya belalang dan air madu hutan. Ia tidak mendatangi orang namun orang yang datang kepadanya. Tuhan Yesus tidak demikian. Ia tidak mengasingkan diri dari dunia ini tetapi hadir ditengah-tengah dunia dengan segala keberadaannya. Yesus tidak segan-segan mengunjungi perjamuan kawin. Inilah yang dinyatakan melalui perikop kita. Dengan caranya ini menurut Frof.Dr.J.H.Bavinck, Yesus mau mengatakan bahwa adanya dosa bukanlah karena makanan dan minuman dan bukan pula dalam perjamuan kawin dengan segala kemiariahannya. Tetapi dosa dalam hati manusia yang angkuh, sombong, serakah, tidak peduli dengan sesama, dsb. Jadi kalau kita tinggi hati, sombong, serakah, tidak peduli terhadap sesama, kesunyian atau asket tidak membawa seseorang kepada Allah (Sejarah Kerajaan Allah 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990, hal. 141).
[2] Dalam ayat 6 disebutkan ada 6 tampayan yang disediakan disitu untuk membasuh kaki para tamu yang datang. Isi setiap tempayan tersebut dua tiga buyung (1 buyung = 32 liter).


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment