Thursday, 25 February 2010

Asseb-Khotbah Nehemia 9:26-31, Minggu 28 Februari 2010

Thema:
Jika kita mengaku dosa,
kita boleh berharap dan menerima kasih karunia Allah
(Akukenlah dosanta, arapken ras aloken perkuah ateNa)
Intoitus : Ulangan 4:31; Pembacaan : Lukas 7: 36-50
Khotbah : Nehemia 9:26-31
Pendahuluan
Alkitab menyaksikan bahwa Allah bukan saja Maha Kuasa, Maha Kudus, Maha Adil, Maha pengasih dan penyayang, dsb, tetapi juga Maha pengampun. Itulah diri Allah. Namun Maha Pengampun yang dimaksud bukan berarti Allah membiarkan begitu saja dosa. Tidak. Sebab keadilan Allah menuntutnya tidak demikian. Setiap pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah (setiap dosa) harus dihukum. Tidak terkecuali umatnya, bangsa Israel. Namun satu hal yang juga pasti ialah bahwa Allah akan mengampuni dosa dan kesalahan umatNya jikalau mengaku dosa dan berbalik kepadaNya[1].

Pendalaman Nas
Nas renungan kita Minggu ini dari Nehemia 9:26-31. Nas ini dibawah judul perikop “Pengakuan dosa dan permintaan doa”. Kalau kita membaca mulai dari ayat 1 disana disebutkan bahwa pengakuan dosa dan permintaan doa ini dilakukan pada hari yang kedua puluh empat bulan dan ini dilakukan secara nasional. Maksud pertemuan ini sudah pasti dalam rangka pemulihan rohani umat yang baru kembali dari pembuangan Babel. Setelah Taurat dibacakan selama 3 jam dan mengucapkan pengakuan dan menyembah Allah juga selama 3 jam, mulailah berkata-kata (berkhotbah) Yesua, Kadmiel, Bani, Hasabneya, Serebya, Hodia, Sebanya dan Petahya, orang-orang Lewi. Inti dari khotbah ini mengemukakan tentang tiga hal:

Pertama bahwa Allah yang mereka sembah adalah (1) Allah yang menciptakan langit dan bumi, Allah yang memilih nenek moyang mereka Abraham dan mengikat perjanjian dengannya; (2) Allah yang telah memperlihatkan kebesaran dan kuasanya dihadapan firaun dengan tanda-tanda dan mujizat, dan membebaskan mereka dari perbuadakan Mesir; (3) Allah yang telah membelah laut sehingga nenek moyang mereka dapat menyeberang melalui tempat yang kering dan mencampakkan pengejar-pengejar mereka ketengah laut; (4) Allah yang memimpin umatNya dengan tiang awan pada siang hari dan tiang api pada waktu malam dalam perjalanan menuju tanah kanaan; (5) Allah yang telah memberikan hukum-hukum dan ketetapan-ketetapan yang baik pada waktu di gunung Sinai; (6) Allah yang memenuhi kebutuhan mereka dalam perjalanan menuju ke tanah kanaan; (7) Allah yang telah memberikan tanah kanaan kepada mereka.

Kedua, bahwa nenek moyang mereka dan mereka sendiri sering berbuat dosa yakni tidak patuh kepada perintah-perintah Tuhan, mereka mendurhaka dan memberontak terhadap Tuhan, mereka berbuat nista yang besar. Akibatnya sangat jelas, Allah menghukum mereka. Dalam ayat 27 disebutkan Allah menyerahkan mereka ke tangan lawan-lawan mereka dan menyesah mereka. Demikian juga dipahami bahwa pembuangan ke Babel yang mereka telah alami tidak lain karena keberdosaan mereka terhadap Allah yang tidak mau mendengar dan patuh terhadap peringatan-peringatan yang disampaikan Allah melalui nabi-nabiNya. Disini sangat jelas disebutkan sebab akibat. Akibat tidak patuh terhadap perintah Tuhan umat Israel dihukum dan sebaliknya akan disertai dan diberkati. Jadi jelas konsekwensi sebagai umat Allah tidak ada lagi pilihan selain patuh dan setia, sebab jika tidak demikian maka hukuman akan dijatuhkan kepadanya. Mau pilih yang mana? Memang memilih patuh dan setia terhadap jalan-jalan Tuhan bukan berarti hidup tanpa masalah. Sebab Allah tidak pernah menjanjikan bahwa apa bila kita percaya kepadanya, hidup setia dan patuh terhadap Firmannya tidak lagi ada masalah dalam hidup. Tidak. Allah hanya menjanjikan akan menyertai, memberi kekuatan serta jalan keluar[2]. Oleh karena itu janganlah lekas-lekas bersungut-sunggut apa bila kita sedang mengalami masalah, tetapi tetaplah setia.

Ketiga, bahwa Allah itu Maha Pengampun, pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia[3]. Disebutkan dalam nas renungan kita tentang sifat Allah ini. Allah tetap membuka diri memberikan pengampunan serta pertolongan ketika mereka menyesali dosa dan berseru dengan sungguh-sungguh memohon pertolongan. Semua ini disebabkan karena pada dirinya Allah tidak bisa menyangkal diriNya sebagai yang penuh kasih. Kasih Allah tidak berkesudahan sebab Allah adalah kasih[4]. Dengan kasih Allah dapat bersabar terhadap umatNya yang keras kepala dan pembrontak, dengan kasih Allah tetap setia[5] walaupun umatnya sering tidak setia, dengan kasih Allah tetap menyayangi umatnya dan mengampuni keselahan mereka. Namun harus ditambahkan jikalau umatNya (jikalau kita manusia) mau mengaku dosa dan berbalik kepadaNya. Dan kasih Allah yang spektakuler telah dinyatakan melalui kematian Yesus di kayu salib demi memberi jalan pengampunan bagi manusia yang telah berdosa. Banyak orang tidak tahu bahwa inilah konsistensi Allah terhadap keadilanNya. Bukankah Allah telah menjatuhkan ponis bahwa upah dosa adalah maut? Bukankah semua orang telah berdosa?[6] Dan itu berarti akhir kehidupan semua manusia sudah jelas yakni berakhir pada kemaatian kekal. Namun di dalam Yesus Kristus Allah mengambil alih hukuman dosa yang seharusnya dijatuhkan atau ditanggung oleh manusia. Dengan kata lain Allah telah menghukum dosa-dosa manusia di dalam Yesus Kristus. Hal inilah yang dikemukakan Paulus dalam Roma 3:23-26[7]. Dan barang siapa percaya kepadaNya[8] (Yesus Kristus) telah mendapat pengampunan dosa (Kis.rasul 10:43), tidak di hukum (Yohanes 3:18), beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:36; 6:47; 11:25).
Pointer Aplikasi
(1) Semua manusia mewarisi natur dosa Adam dan Hawa[9]. Dan karena itu tidak heran jikalau umat Allah sendiri sering kali melakukan hal yang berdosa dihadapan Allah. Mereka sering tidak setia dan patuh kepada Allah. Allah menyebut mereka sebagai yang keras kepala (tegar tengkuk), pembrontak, dll. Bagaimana dengan kita yang adalah juga umat Allah?[10] Apakah kita juga selalu berbuat dosa? Memang benar Allah Maha Pengampun namun kita harus ingat bahwa batas kesabaran Allah sudah ditetapkan yakni sebatas kita masih hidup. Dan kita tahu bahwa tak seorangpun tahu kapan hidup kita berakhir di dunia ini. Mungkin hari ini, mungkin besok atau lusa, atau minggu ini atau menggu depan, atau bulan ini atau bulan depan, atau tahun ini atau tahun depan dan seterusnya. Artinya janganlah kesempatan yang diberikan Tuhan kita sia-siakan. Berobatlah dan hiduplah dalam pertobatan. Artinya janganlah hanya bertobat dengan kata-kata atau pernyataan, tetapi juga dalam pikiran dan perbuatan. Itulah makna yang dikemukakan Yesus ketika ia mengatakan “dosamu telah diampuni dan jangan berbuat dosa lagi”[11].
(2) Pentingna pengampunan dosa juga disebutkan dalam Doa yang diajarkan Tuhan Yesus. “Ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kam”[12]. Tanda pengampunan dosa yang telah kita terima dibuktikan dalam sikap hidup yang juga mengikut teladan Tuhan Yesus sepeti mengampuni, mengasihi dan berbuat baik bagi semua orang. Tanpa implikasi demikian menunjukkan bahwa kita belum sungguh-sungguh menyesal akan dosa kita dan berarti juga belum sungguh-sungguh bertobat. Dalam Pembacaan kita disebutkan bahwa tanda pengampunan dosa adalah banyak berbuat kasih[13]. Oleh karena itu walaupun setiap minggu kita bersama-sama mengucapkan pengakuan dosa, itu tidak berarti apa-apa jikalau kita tidak sungguh-sungguh hidup sebagai anak-anak Allah, hidup saling mengasihi dan mengampuni.

Pondok Gede, 25 Februari 2010
Pdt.S.Brahmana
------------------------------------
[1] 1 Yohanes 1:9; bd. Yesaya 1:18
[2] Bd.1 Korintus 10:13
[3] Ayat 17, 27, 28, 31, bd. Ulangan 4:31 (introitus).
[4] 1 Yohanes 4:8, 16
[5] Bd. 2 Timotius 2:13
[6] Dan keberdosaan manusia tidak saja pada saat sudah dewasa, tapi sejak dalam kandunganpun manusia telah berdosa (Mazmur 51:7).
[7] Bd. 1 Korintus 15:3
[8] Percaya kepadaNya (kepada Yesus) berarti mengakui keberdosaan, kasih dan pengorbanan yang telah Allah lakukan di dalam Yesus Kristus sebagai jalan pembenaran kita di hadapan Allah sehingga kita boleh mendapat pengampunan dosa, tidak dihukum dan beroleh hidup yang kekal.
[9] Bd. 1 Korintus 15:21-22
[10] Bd.1 Petrus 2:9
[11] Yohanes 5:14; Yohanes 8:11
[12] Matius 6:12
[13] Lukas 7:36-50


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment