Friday, 21 May 2010

Asseb-Khotbah Yoel 2:28-32, Minggu 23 Mei 2010 (Pentakosta I)

Thema:
ROH KUDUS MEMBAHARUI KEHIDUPAN MANUSIA
(Kesah si Badia mpelimbarui kegeluhen manusia)

Introitus: Yehezkiel 43:5; Ibrani 8:8-13
Khotbah: Yoel 2:28-32


Pendahuluan
Ada banyak jenis ular. Ada ular yang berbisa, ada juga yang tidak berbisa. Ada ular pohon. Ular tanah. Dan juga ular air. Tetapi, dari perbedaan-perbedaan yang dimiliki ular-ular itu, mereka memiliki satu kesamaan. Persamaannya ialah bahwa setiap ular, pada periode tertentu akan berganti kulit. Pada saat ular berganti kulit, ular akan pergi ke tempat sunyi, yang dianggap aman selama proses itu dialami. Ditempat yang dianggap aman tersebut ular tidak melakukan aktivitas selain berdiam diri, bagaikan orang yang bertapa atau bermeditasi.

Ketika mereka selesai bermeditasi itulah bagian epidermis dari kulit-kulitnya terkelupas, sedangkan bagian dermis didalam tubuhnya naik kepermukan menjadi epidermis yang baru. Mengapa ular mengganti kulit? Ilmu pengetahuan menjelaskan bahwa salah satu fungsi pergantian kulit bagi ular adalah demi mengakomodasi kebutuhan tubuhnya untuk tumbuh membesar. Jadi, ular yang berganti kulit itu tengah tumbuh untuk menjadi ular yang lebih besar, dan lebih matang. Ini berarti bahwa ular 'merencanakan' sesuatu untuk proses pertumbuhannya selama satu periode kedepan hingga tiba saatnya bagi dia untuk kembali berganti kulit.

Tetapi walaupun ular selalu berganti kulit, dan tambah membesar tetapi sifat dasarnya tetap ular yang diganti hanya kulitnya. Dengan demikian tentunya tidak sama dengan apa yang disebut manusia baru. Manusia baru yang disebut Petrus adalah manusia yang tetap manusia, seperti ular yang berganti kulit tetap ular, namun perbedaannya manusia baru adalah manusia yang sifat dasarnya telah diubahkan oleh pekerjaan Roh Kudus yang dicurahkan kepada manusia sehingga yang sebelumnya tidak mengenal Allah menjadi mengenal Allah, yang sebelumnya hidup menuruti keinginan daging[1] kini hidup menurut keinginan Roh yakni hidup yang berkenan kepada Allah, hidup yang sebaliknya dari keinginan daging.

Pendalaman Nas
Perikop kita adalah nubuatan nabi Yoel tentang TurunNya Roh Kudus ke atas semua manusia. Tidak berarti sebelumnya Roh Allah atau Roh Kudus belum pernah turun ke atas manusia. Dalam Perjanjian Lama (PL) Roh Kudus sudah diberikan kepada orang khusus dan pada kesempatan khusus untuk tugas khusus, seperti Musa, Elia, Elisa, dll. Dengan kata lain Roh Kudus yang diberikan bersifat terbatas hanya kepada orang-orang tertentu. Namun pada waktu yang ditetapkan, sebagaimana nubuatan nabi Yoel bahwa Roh Kudus tidak lagi terbatas kepada orang-orang tertentu saja, tetapi akan turun ke atas semua manusia tanpa terkecuali. Bila hal ini terjadi, maka akan terjadi perubahan yang sangat mencolok dalam kehidupan manusia. Jika sebelumnya perempuan, anak-anak, terlebih budak dipandang sangat rendah dalam kehidupan orang Israel, maka pada jaman yang dimaksud Yoel tidak lagi demikian. Semua orang sama di hadapan Allah[2]. Semua orang akan dapat berlaku seperti nabi yakni mempunyai hubungan yang dekat dengan Allah, mempunyai karunia bernubuat, karunia penglihatan dan bermimpi tentang segala sesuatu yang Allah hendak katakan, lakukan dan dilakukan.

Memang banyak nabi lainya yang telah berbicara tentang rencana Allah sehubungan dengan mencurahan Roh Kudus. Misalnya Yehezkiel 37:1-14, Yeremia 31:31-34 sehubungan dengan perjanjian baru. Tetapi tidak sejelas nabi Yoel, namun intinya sama yakni (1) upaya Allah untuk membangun suatu umat yang hidup sesuai dengan kehendak Allah; (2) bahwa tanpa Roh Kudus manusia tidak mampu mengerti dan hidup sesuai dengan kehendak Allah. Itu berarti kebinasaan.

Dan nubuatan Yoel ini digenapi pada waktu Hari Pentakosta, yakni hari ke 50 setelah kebangkitan Tuhan Yesus atau 10 hari setelah kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga, sekaligus juga dipahami sebagai peringatan bahwa hari Tuhan sudah dekat. Mengenai hal ini walaupun ada kecendrungan untuk memisahkan ayat 28-29 dengan ayat 30-32, namun perlu kita catat bahwa Petrus dalam Kisah Rasul 2:16-21 mengutip ayat 18-32 sebagai suatu kesatuan. Dan sebagaimana dikemukakan R.A.Cole[3] bahwa secara teologis hal ini benar. Roh Kudus dicurahkan agar murid-murid Yesus dapat melakukan tugasnya memberitakan Injil atau menjadi saksi mulai dari Yerusalem sampai ke seluruh dunia[4]. Dan hal ini di dalam rangka “hari Tuhan sudah dekat”. Dalam ayat 30-32 disebutkan dengan jelas bagimana keadaan hari Tuhan tersebut. Isyarat diberikan sebagai tanda-tanda datangnya hari Tuhan adalah darah, api, asap dan kegelapan. Mengenai hal ini secara harafiah sering ipahami sebagai simbol bencana atau secara kiasan mengenai runtuhnya kekuasaan duniawi. Apa pun pemahamannya, mengenai “hari Tuhan sudah dekat” seharusnya membuat kita: (1) agar tidak lalai melakukan tugas panggilan kita memberitakan Injil, bahkan seharusnya mengingat hari Tuhan sudah dekat akan membuat kita lebih giat lagi; (2) apa pun yang terjadi tidak membuat kita kuatir atau takut sebab sebagaimana disebutkan dalam ayat 32 bahwa jika kita berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. Nama Tuhan yang dimaksud adalah nama Yesus Kristus, sebab sebagaimana disebutkan dalam Kisah Rasul 4:12 bahwa keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan[5].

Pointer Aplikasi
(1) Nubuat nabi Yoel telah digenapi pada hari pentakosta, yakni hari yang ke 50 setelah hari Paskah atau hari ke 10 setelah Yesus naik ke Sorga. Disamping legitimasi kegenapan nubuat serta menyatakan bahwa apa yang telah dijanjikan Yesus kepada para muiridNya mengenai penolong sungguh benar adanya[6], turunnya Roh Kudus dalam rangka membaharui kehidupan manusia. Benar, tanpa pembaharuan yang dikerjakan Allah melalui kuasa Roh Kudus manusia tidak akan mampu patuh dan setia hidup sesuai dengan kehendak Allah. Hal itulah yang terjadi di dalam kehidupan bangsa Israel, umat Allah. Mereka sering tidak setia dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan.

(2) Bagaimana agar kita dipenuhi Roh Kudus? Pertama, ingat Roh Kudus turun atas para murid ketika mereka sedang bersekutu. Berarti bersekutu itu sangat penting. Roh Kudus dicurahkan kepada mereka yang senantiasa bersekutu memuji dan memuliakan Tuhan. Kedua, tentunya yang paling utama jika kita membuang dosa-dosa kita dan membiarkan hidup kita dipimpin Roh Kudus.

(3) Apakah kita sudah dibaharui? Pertanayaan ini penting, sebab ada banyak orang kristen yang sudah lama mengenal Tuhan tetapi kehidupannya sepertinya tidak mengalami suatu perubahan. Perubahan yang dimaksud bukan perubahan penampilan atau perubahan kulit, sebab bila hanya perubahan demikian maka tidak ubahnya seperti ular yang juga berganti kulit, tetapi perubahan hati, sifat dan karakter hidupnya yang nampak dalam praktek hidup. Dan mengenai hal ini tidak benar jikalau ada orang menyalahkan gereja dan pelayanannya sebagai sebab tidak terjadinya perubahan kehidupan jemaat, sebab bagaimana pun baiknya pelayanan yang dilakukan gereja, perubahan tidak akan pernah terjadi apa bila hidup seseorang tidak dipenuhi Roh Kudus. Atau dengan kata lain, seseorang hanya mungkin mengalami peubahan apa bila Roh Kudus tinggal di dalamnya dan memimpinya. Dan tandanya seseorang dipenuhi Roh Kudus antaralain apa bila:
a. Berani memberitakan firman Tuhan (Kisah Para Rasul 4:8)
b. Mempunyai iman yang besar (kuat) (Kisah Para Rasul 11:24)
c. Penuh kuasa (Kisah Para Rasul 2:37-41)
d. Lebih mengerti kitab suci (Alkitab) (Kisah Para Rasul 2:14-36)
e. Berbuah Roh (Galatia 5 :22-23)

Pondok Gede, 21 Mei 2010
Pdt.S.Brahmana

----------------------------------
[1] Bd.Galatia 5:19-21
[2] Bd.Galatia 3:26-29
[3] R.A.Cole, Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 Ayub-Maleaki. Jakarta:Yayasan Kumunikasi Bina Kasih/OMF, 1991, hal.609
[4] Kisah Rasul 1:8; Bd.Matius 28:18-20
[5] Bd. Yohanes 14:14
[6] Yohanes 14:16


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment