Salah satu program BP GBKP Klasis Jakarta-Bandung tahun 2011 melakukan perkunjungan ke runggun-runggun (Majelis Jemaat). Oleh karena itu setelah selesai Sidang GBKP Klasis Jakarta-Bandung tanggal 26-27 Maret 2011 yang dilaksanakan di Semarang, BP GBKP Klasis Jakarta-Bandung pada pukul 14.00 Wib dengan menggunakan Kijang Inova mobil Bp.Alex Tarigan berangkan dari Semarang ke Yogyakarta.
Sebagaimana telah dikomunikasikan sebelumnya, dalam perkunjungan ini, BP GBKP Klasis Jakarta-Bandung yang terdiri dari Pdt.S.Brahmana (ketua Klasis), Pdt.Esra Bukit (Kabid Koinonia), Dk.Ferdinand Marturia Sinuhaji (Kabid Diakonia), Pdt.Rasmidi Sembiring (Sekretaris), Pt.Eddy temanta Keliat (Wkl.sekretaris) dan juga hadir Pt.Zetplayer Tarigan,SH mengadakan pertemuan dengan BP GBKP Majelis Yogyakarta dan semua Pertua/Diaken dan juga emeritus pada pukul 19.00-20.30 Wib, dan pada tanggal 28 Maret 2011 pukul 09.00-11.00 Wib dengan Pdt.Immanuel Paskaria Perangin-angin.
Dalam pertemuan ini, disampaikan penjelasan mengenai prosudur dan plus minus aset Yayasan/gereja dalam hal ini tanah yang selama ini atas nama Yayasan menjadi atas nama GBKP yang disampaikan Pt.Zetplayer Tarigan. Pt.Em.KRT.Lucas Meliala,DR,SpKj,SpSK sebagai tokoh dan pendiri gereja GBKP Yogyakarta dan juga sebagai pendiri Yayasan menyambut gembira rencana tersebut. Hal tersebut dinyatakan dengan bersedia menandatangani beberapa surat yang dibutuhkan untuk maksud tersebut. Juga disampaikan mengenai sosialisasi GBP GBKP dan beberapa informasi dan motivasi meningkatkan pelayanan oleh ketua klasis, khususnya bagi pemuda/permata yang menurut Pt.Andreasta Meliala, Kabid Marturia Runggun ada sekitar 500-an di Yogyakarta, juga Kabid Koinonia dan Diakonia dan Bendehara Klasis berbicara menyangkut bidang masing-masing. Dalam acara tanya jawab yang dipandu wakil Sekretaris Klasis disebutkan, dari kurang lebih 500-an pemuda/permata di Yogyakarta, hanya 1/4 yang datang mengikuti kebaktian Minggu. Menangggapi hal ini, ketua klasis menyebutkan 3 langkah yang perlu dilakukan. Pertama, mendata secara baik pemuda/permata yang ada di Yogyakarta; kedua litbang gereja membuat penelitan menyangkut hal tersebut (apa yang menjadi penyebab kurangnya pemuda/permata mengikuti kegiatan gereja); ketiga, pendeta, BP.Runggun dan Pertua/Diaken bersedia membuka diri dan berubah apa bila hal tersebut ternyata disebabkan oleh karena pelayanan dan kepemimpinan yang dianggap kurang pas.
Dalam pertemuan dengan pendeta, banyak hal dibicarakan sehubungan dengan pelayanan.//asbrahm.
Sebagaimana telah dikomunikasikan sebelumnya, dalam perkunjungan ini, BP GBKP Klasis Jakarta-Bandung yang terdiri dari Pdt.S.Brahmana (ketua Klasis), Pdt.Esra Bukit (Kabid Koinonia), Dk.Ferdinand Marturia Sinuhaji (Kabid Diakonia), Pdt.Rasmidi Sembiring (Sekretaris), Pt.Eddy temanta Keliat (Wkl.sekretaris) dan juga hadir Pt.Zetplayer Tarigan,SH mengadakan pertemuan dengan BP GBKP Majelis Yogyakarta dan semua Pertua/Diaken dan juga emeritus pada pukul 19.00-20.30 Wib, dan pada tanggal 28 Maret 2011 pukul 09.00-11.00 Wib dengan Pdt.Immanuel Paskaria Perangin-angin.
Dalam pertemuan ini, disampaikan penjelasan mengenai prosudur dan plus minus aset Yayasan/gereja dalam hal ini tanah yang selama ini atas nama Yayasan menjadi atas nama GBKP yang disampaikan Pt.Zetplayer Tarigan. Pt.Em.KRT.Lucas Meliala,DR,SpKj,SpSK sebagai tokoh dan pendiri gereja GBKP Yogyakarta dan juga sebagai pendiri Yayasan menyambut gembira rencana tersebut. Hal tersebut dinyatakan dengan bersedia menandatangani beberapa surat yang dibutuhkan untuk maksud tersebut. Juga disampaikan mengenai sosialisasi GBP GBKP dan beberapa informasi dan motivasi meningkatkan pelayanan oleh ketua klasis, khususnya bagi pemuda/permata yang menurut Pt.Andreasta Meliala, Kabid Marturia Runggun ada sekitar 500-an di Yogyakarta, juga Kabid Koinonia dan Diakonia dan Bendehara Klasis berbicara menyangkut bidang masing-masing. Dalam acara tanya jawab yang dipandu wakil Sekretaris Klasis disebutkan, dari kurang lebih 500-an pemuda/permata di Yogyakarta, hanya 1/4 yang datang mengikuti kebaktian Minggu. Menangggapi hal ini, ketua klasis menyebutkan 3 langkah yang perlu dilakukan. Pertama, mendata secara baik pemuda/permata yang ada di Yogyakarta; kedua litbang gereja membuat penelitan menyangkut hal tersebut (apa yang menjadi penyebab kurangnya pemuda/permata mengikuti kegiatan gereja); ketiga, pendeta, BP.Runggun dan Pertua/Diaken bersedia membuka diri dan berubah apa bila hal tersebut ternyata disebabkan oleh karena pelayanan dan kepemimpinan yang dianggap kurang pas.
Dalam pertemuan dengan pendeta, banyak hal dibicarakan sehubungan dengan pelayanan.//asbrahm.
0 komentar:
Post a Comment