Monday, 4 July 2011

Khotbah Lukas 15:11b-32, Minggu 10 Juli 2011

Introitas :
Katanya: "Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku (Yunus 2 : 2)

Pembacaan : Mazmur 107 : 1-22; Khotbah : Lukas 15:11b-32

Thema :

"Kembalilah, Allah Senantiasa menantikan engkau"

Pendahuluan
Lukas adalah seorang Junani. la menulis kitab injil untuk orang-orang Bukan Yahudi. Sebagai seorang junani ia sangat terkesan bahwa berita tentang kerajaan Allah telah menerobos batas - batas ke Jahudian. la melihat bahwa kerajaan itu bersifat universal. Kerajaan Allah itu untuk seluruh dunia ini yang hina, menderita, miskin, sakit dan terpinggirkan. Dalam rangka itulah perumpamaan tentang anak yang hilang, yang menjadi nats, kotbah kita memperlihatkan kasih Allah yang besar terhadap orang yang hilang.

Perumpamaan tentang anak yang hilang hanya kita temui dalam injil Lukas. Walaupun judulnya anak yang hiiang, namun makna rohani dalam perumpamaan ini adalah : " Bapa yang penuh kasih". Allah yang penuh kasih itu selalu merindukan setiap manusia untuk beroleh sukacita dalam kerajaanNya. Pintu kerjaan Allah selalu terbuka bagi manusia yang mengaku dosa-dosanya dan sukacita sorgawi akan menyambut yang datang padaNya.

PENJELASAN
Dalam perumpamaan ini diceritakan tentang seorang ayah yang mempunyai dua orang anak laki-laki-kedua anak itu cukup mendapat perhatian dari ayahnya dan mereka tidak kekurangan apapun. Pada suatu hari timbul pikiran jahat di hati anak bungsu, ia merasa terkekang, terkungkung untuk bebas, karena itu ia berkata kepada Bapanya. "Bapa berikanlah kepadaku harta milik kita menjadi hak ku, aku mau pergi dari sini. Perbuatan si bungsu sudah melanggar adat Jahudi. Pada umumnya harta yang tidak bergerak seperti tanah, rumah tetap menjadi hak orang tua semasa dia hidup. Ayah tidak menghalangi kepergian sianak. Ditempat yang jauh dia menghamburkan harta dengan berpoya-poya sehingga dia jatuh miskin.

Dalam keadaan menderita dan penuh kekurangan ia teringat kepada ayahnya yang selama ini mengasihnya dan memberikan kecukupan kepadanya. Ia sadar dan menyesali segala perbuatan" yang telah dilakukan . la menyadari bahwa perkembangan yang sesungguhnya dari kehidupan terletak pada Bapanya dan sukacita yang sesungguhnya terdapat dirumah Bapa dan bukan ditempat lain. la berkata aku telah bersalah kepada bapaku dan berdosa kepada Allah bapa.

APLIKASI
  1. Perumpamaan di atas adalah gambaran kehidupan manusia didunia ini manusia yang menganggap Allah sebagai penghalang, sebagai musuh dari kehidupannya. Si bungsu adalah gambaran manusia yang ingin mempergunakan dunia ini untuk memuaskan hawa nafsunya. Manusia mencari jalan sendiri tanpa mau terikat kepada Bapa.
  2. Orang yang meninggalkan Tuhan akan terbentur dalam berbagai persoalan, ia tidak dapat menyelamatkan diri sendiri walaupun dengan harta kekayaannya sendiri. Hanya dalam Allah Bapa manusia memperoleh sukacita yang sesungguhnya.
  3. Penyesalan, pertobatan serta merendahkan diri dihadapan Tuhan, adalah hal yang menentukan sukacita dari Bapa surgawi.
  4. Allah Bapa dalam Yesus Kristus selalu menantikan kita. Walau kita sudah jatuh kedalam dosa, namun karena kebaikanNya dengan tangan dan pintu terbuka menantikan kita kembali kepadaNya melalui pertobatan.
  5. Apakah Arti Tobat ???
    1. Kita menyesal atas dosa - dosa kita ( 2 Kor 7:10, Yer 31:18,19, Maz 51:5, Luk 22:62)
    2. Kita membenci dosa (Roma 7:15, Maz 119:104, 103, 128, 163 )
    3. Kita mengaku dosa kita kepada Tuhan, 1 Yoh 1:9, Maz 32:5. Ada juga dosa yang perlu diakui kepada manusia,bandingkan Yakub 5:16, Kisah 19:18
    4. Meninggalkan dosa untuk mengikuti jalan kebenaran Tuhan (1 Tes l:9, Luk 15:17,18, Jes 59 :20, Kisah 14:15)
    5. Jikalau seorang tidak bertobat, ia tidak akan memperoleh pengampunan ( Luk 3:8,9, Luk 13:3,5, Yeh 33:9).
Pdt.Amat Ginting Jawak
Catatan Sermon:
  1. Jera (Indonesia: Tabat): Jenda Nari Robah Aku
  2. Pengalaman hidup Salomo sebagai raja pada zamannya boleh dikatakan semua kenikmatan dunia dapat dimiliki, tetapi yang mengatakan dalam kitabnya "semua-sia-sia". Artinya, segala sesuai didunia ini dengan kemegahannya bukanlah sesuatu yang kekal, semuanya akan ditingkalkan ketika kematian menjemput. Semua sia-sia. Oleh karena itu raja Salomo menyimpulkan "takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang" (Pengkhotbah 12:13).
  3. Siapakah kita ini yang tidak pernah berbuat salah? Salah jalan, salah membuat keputusan, salah membuat kesimpulan. Apakah kita mau terus dalam kesalahan? Berbahagialah yang menyadari kesalahan dan menjadikan hal tersebut untuk lebih bijaksana dalam segala hal dan tidak berbuat lagi.
  4. Allah yang digambarkan dalam wujud Bapa dalam perumpamaan ini adalah Bapa yang selalu membuka pintu pengampunan bagi anaknya. Karena itu jikalau saat ini kita sebagai anak yang telah bersalah dan masih hidup dalam kesalahan yang berarti jauh dari Tuhan, kembalilah (bertobatlah), karena Allah dengan setia menunggu mu. Ingat bahwa ada waktunya kita tidak lagi mempunyai kesempatan kembali (bertobat), ketika sudah habis waktu kita hidup didunia ini (mati).
  5. Kalau berbicara mengenai hubungan antar manusia, maka hubungan itu dapat dikelompokkan menjadi 4 hubungan: (1) Jauh-jauh; (2) jauh dekat (anak bungsu); (3) dekat jauh (anak sulung); (4) dekat-dekat (idialna). Kalau jauh-jauh ini bisa berbahaya. Katakanlah hubungan suami istri, suami di Medan, Istri di jakarta. kalau hubungan demikian dalam waktu lama bisa membuat bahaya kecemburuan, perselingkuhan dan akhirnya perceraian. Oleh karena itu dalam Etika Seksualitas Verkuyl mengingatkan agar bila terpaksa suami istri hidup berjauhan jangan dalam waktu yang lama. Jauh-dekat (contohnya anak bungsi dan bapanya), hati anak bungsu jauh dari bapaknya tetapi hati bapanya dekat, dan hubungan ini tentu bukan hubungan yang baik, juga hubungan dekat-jauh seperti hubungan anak yang sulung dengan bapanya. Anak secara fisik dekat dengan bapanya tetapi hatinya jauh sehingga tidak mampu mengerti dan menerima apa yang dilakukan bapanya sehubungan dengan perayaan menyambut adiknya. Hubungan yang baik idialnya dan demikian harusnya adalah dekat-dekat. Seperti orang pacaran kepengin selalu dekat-dekat. Jika dekat ada kebahagiaan. Bagaimana hubungan kita dengan Tuhan saat ini? Kita tentunya mau mempunyai hubungan yang dekat-dekat dengan Allah. masalahnya bagaimana caranya agar selalu dekat-dekat? Bacalah selalu surat cinta Allah melalui Firmannya dalam Alkitab, renungkan betapa besarnya kasih serta kebaikan Allah kepada kita. Dan mintalah melalui doa-doa agar Roh Kudus terus menerus membimbing dan menolong kita agar cinta kita juga selalu hangat kepadaNya.


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment