Introitus :
Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya (Mazmur 145:15).
Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya (Mazmur 145:15).
Bacaan : Mazmur 145:14-17; Khotbah : 2 Raja-raja 4:42-44
Tema :
Tuhan mencukupkan kebutuhan hidup kita.
Tuhan mencukupkan kebutuhan hidup kita.
Pendahuluan
Minggu ini adalah munggu ke-8 setelah Trinitatis yang mengingatkan kita akan meja perjamuan, yang tersirat juga dalam mujizat yang dilakukan oleh Yesus, dimana ia memberi makan 5000 orang hanya dengan 2 ekor ikan dan 5 keping roti, dan masih tersisa 12 bakul. Hal ini mengingatkan kita bahwa kuasa Tuhan Yesus jauh melampaui segala akal budi manusia.
Dalam teks khotbah kita. Tuhan juga menunjukkan kuasaNya yang besar melalui tanda mukjizat yang dilakukan Elisa.
Bimbingan
(1) Setelah Nabi Elia diangkat ke surga, segera nampak bahwa kuasa kenabian diberikan Tuhan kepada Elisa. Jubah Elia pun telah ditinggalkan padanya. Elisa telah resmi mengganti fungsi Elia sebagai nabi. Teks khotbah kita ini adalah bagian dari tanda-tanda mujizat yang dilakukan oleh nabi Elisa, mulai dari pasal 3-7. Tuhan menunjukkan kuasaNya melalui perbuatan-perbuatan mujizat yang dilakukan Elisa.
(2) Seperti yang pernah terjadi pada masa Elia, demikian juga pada masa Elisa terjadi kekeringan selama 7 tahun lamanya. Dimana-mana terjadi kekurangan makanan. Oleh karena itu perempuan Sunem dengan keluarganya disuruh pergi oleh Elisa untuk menyelamatkan diri dari bahaya kelaparan tersebut (Psl 8:1 dst). Sebelumnya Elisa pernah menolong keluarga ini, dengan menghidupkan kembali anak laki-lakinya yang sudah mati (4:8-37).
(3) Dalam situasi kekeringan dan kelaparan tersebut, hadiah 20 buah roti dan satu kantong gandum baru dari seseorang dari Baal-Salisa itu kepada Elisa (ay.42) sangatlah berharga. Elisa berhak dan bebas untuk menyimpannya bagi dirinya sendiri, sebagai cadangan makanan selama beberapa hari. Tetapi dia tidak memakai hak dan kebebasannya untuk kepentingannya sendiri. Elisa menyuruh pembantunya untuk membagikannya kepada 10 orang yang sedang berkumpul, barangkali murid-murid Elisa sendiri. Dengan tindakannya, dia seolah bapak bagi orang-orang tersebut, yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan mereka.
(4) Pembantunya merasa heran dengan perintah Elisa, bagaimana mungkin 20 roti-roti kecil dapat mencukupi 100 orang? Elisa tidak memberi perintah tersebut atas kuasanya sendiri, tapi atas dasar firman Tuhan, dalam nama Tuhan yang mengatakan: “Orang akan makan bahkan ada sisanya”(ay.43). Pembantunya berpikir secara manusia, logika dan hitungan-hitungan manusia, sedangkan Elisa dengan kuasa Tuhan, Kemampuan manusia memang terbatas, tetapi kuasa Tuhan tidak bisa diukur oleh logika dan hitungan manusia. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
(5) Pembantu itu, meski belum dapat menerima secara akal budinya, membagikan 20 roti itu kepada 100 orang tersebut. Mereka makan dengan cukup tetapi benar seperti yang dikatakan Elisa, masih ada yang sisa. Masih ada sisa bukan karena mereka menahan diri dengan tidak memakan semuanya, tetapi karena sewaktu dibagikan roti itu bertambah-tambah. Tuhan bekerja dengan kuasanya atas roti-roti tersebut.
Aplikasi
(1) Dari teks khotbah kita dapat melihat, bahwa kuasa Tuhan tetap berlangsung dan bekerja di segala zaman. Juga di zaman kita sekarang ini Tuhan tetap menampakkan kuasaNya. Hanya kita harus melihat dengan mata iman kita, bukan hanya dengan akal budi kita.
(2) Kita bisa belajar dari nabi Elisa, juga untuk kehidupan kita sehari-hari.
Kita dapat melihat ciri-ciri kehidupannya, antara lain:
Dalam teks khotbah kita. Tuhan juga menunjukkan kuasaNya yang besar melalui tanda mukjizat yang dilakukan Elisa.
Bimbingan
(1) Setelah Nabi Elia diangkat ke surga, segera nampak bahwa kuasa kenabian diberikan Tuhan kepada Elisa. Jubah Elia pun telah ditinggalkan padanya. Elisa telah resmi mengganti fungsi Elia sebagai nabi. Teks khotbah kita ini adalah bagian dari tanda-tanda mujizat yang dilakukan oleh nabi Elisa, mulai dari pasal 3-7. Tuhan menunjukkan kuasaNya melalui perbuatan-perbuatan mujizat yang dilakukan Elisa.
(2) Seperti yang pernah terjadi pada masa Elia, demikian juga pada masa Elisa terjadi kekeringan selama 7 tahun lamanya. Dimana-mana terjadi kekurangan makanan. Oleh karena itu perempuan Sunem dengan keluarganya disuruh pergi oleh Elisa untuk menyelamatkan diri dari bahaya kelaparan tersebut (Psl 8:1 dst). Sebelumnya Elisa pernah menolong keluarga ini, dengan menghidupkan kembali anak laki-lakinya yang sudah mati (4:8-37).
(3) Dalam situasi kekeringan dan kelaparan tersebut, hadiah 20 buah roti dan satu kantong gandum baru dari seseorang dari Baal-Salisa itu kepada Elisa (ay.42) sangatlah berharga. Elisa berhak dan bebas untuk menyimpannya bagi dirinya sendiri, sebagai cadangan makanan selama beberapa hari. Tetapi dia tidak memakai hak dan kebebasannya untuk kepentingannya sendiri. Elisa menyuruh pembantunya untuk membagikannya kepada 10 orang yang sedang berkumpul, barangkali murid-murid Elisa sendiri. Dengan tindakannya, dia seolah bapak bagi orang-orang tersebut, yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan mereka.
(4) Pembantunya merasa heran dengan perintah Elisa, bagaimana mungkin 20 roti-roti kecil dapat mencukupi 100 orang? Elisa tidak memberi perintah tersebut atas kuasanya sendiri, tapi atas dasar firman Tuhan, dalam nama Tuhan yang mengatakan: “Orang akan makan bahkan ada sisanya”(ay.43). Pembantunya berpikir secara manusia, logika dan hitungan-hitungan manusia, sedangkan Elisa dengan kuasa Tuhan, Kemampuan manusia memang terbatas, tetapi kuasa Tuhan tidak bisa diukur oleh logika dan hitungan manusia. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
(5) Pembantu itu, meski belum dapat menerima secara akal budinya, membagikan 20 roti itu kepada 100 orang tersebut. Mereka makan dengan cukup tetapi benar seperti yang dikatakan Elisa, masih ada yang sisa. Masih ada sisa bukan karena mereka menahan diri dengan tidak memakan semuanya, tetapi karena sewaktu dibagikan roti itu bertambah-tambah. Tuhan bekerja dengan kuasanya atas roti-roti tersebut.
Aplikasi
(1) Dari teks khotbah kita dapat melihat, bahwa kuasa Tuhan tetap berlangsung dan bekerja di segala zaman. Juga di zaman kita sekarang ini Tuhan tetap menampakkan kuasaNya. Hanya kita harus melihat dengan mata iman kita, bukan hanya dengan akal budi kita.
(2) Kita bisa belajar dari nabi Elisa, juga untuk kehidupan kita sehari-hari.
Kita dapat melihat ciri-ciri kehidupannya, antara lain:
- Elisa adalah orang yang beriman. Dia sangat meyakini, bahwa Firman Tuhan berkuasa. Dengan penuh yakin dia menyuruh pembantunya untuk membagikan sedikit roti untuk banyak orang. Dan memang menjadi kenyataan, bahwa roti itu masih sisa seperti Firman Tuhan (ay.43). Tanpa iman dan keyakinan kepada firman Tuhan, tidak mungkin Elisa memerintahkan pembantunya untuk membagikan roti itu. Pertama iman baru ada mujizat.
- Elisa tidak egois. Dia tidak mengejar keuntungan bagi dirinya sendiri. Dia mempunyai hak untuk memakan roti yang dihadiahkan kepadanya. Tetapi dia tidak memakai haknya tersebut untuk dirinya. Dengan kebebasan dan kerelaannya, dia membagi-bagikannya untuk orang lain. Berkat yang dia terima, dijadikan berkat juga bagi orang lain. Elisa memberi teladan, memberi pelajaran bagi kita, bahwa pelayanannya adalah pelayanan yang menyeluruh (holistik), rohani dan Jasmani.
- Bagi orang-orang yang percaya dan berpengharapan kepada Tuhan, dia akan selalu memperhatikan dan mencukupkan kebutuhan-kebutuhan hidup kita. Oleh karena itu janganlah khawatir, tetapi tetap bekerja dan berdoa, jalankan apa yang diperintahkan Tuhan kepada kita maka Tuhan akan memberi yang kita perlukan dalam hidup ini.
Bogor, 19 Juni 2012
Pdt.E.Br.Ginting
Pdt.E.Br.Ginting
0 komentar:
Post a Comment