Tuesday, 17 July 2012

Khotbah Efesus 2:11-22, Minggu 22 Juli 2012 (Minggu VII Setelah Trinitas)

Introitus :
Dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus (Kolose 1:20).
Pembacaan : Jeremia 23:1-8; Khobah : Epesus 2:11-22
Thema :
Kristus Mempersatukan Semuanya

Pendahuluan
Satu hal yang menjadi rancangan Tuhan bagi manusia adalah: “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau ya Bapa di dalam Aku dan Aku didalam Engkau ..... (Yoh. 17:21). Hal ini kembali mengingatkan kita tentang fungsi kita sebagai manusia yang berperan menjaga persekutuan dengan Allah melalui kesatuan dengan sesama manusia. Di dalam hidup ini selalu ada perbedaan satu dengan yang lain, akan tetapi perbedaan tersebut bukanlah untuk saling memisahkan diri, menghakimi atau menganggap yang paling baik/benar terhadap yang lain, tetapi rancangan Tuhan di dalam perbedaan tersebut dapat terjadi saling mengasihi dengan saling memperlengkapi/saling menolong. Kehidupan yang saling mengasihi tentu sangat kita dambakan dalam hidup ini, jadi untuk mewujudkannya kita tidak hanya menunggu dikasihi, situasinya baik untuk mengasihi, akan tetapi dimulai dari kita untuk mengasihi di dalam situasi apapun karena itulah jati diri kita.

Sebagai orang yang beriman, melihat orang lain yang berbeda dari kita bukan melihat mereka menjadi “musuh” atau orang yang lebih rendah dari kita atau bahkan orang yang hina/berdosa dibandingkan kita. Sadarilah maka kita adalah bagian yang dipakai Allah untuk bersatu dan saling mengasihi seperti halnya teladan Yesus. Inilah yang menjadi perjuangan kita sekaligus mengingatkan kita minggu ini kerinduan Tuhan kita Yesus Kristus yang menginginkan supaya kita dapat satu di dalam Dia.

Pembacaan : Yeremia 23:1-8
Pembacaan ini mengingatkan tentang Janji tentang Tunas Daud yang adil. Yang dimaksud sebagai Tunas Daud yang adil adalah janji akan kedatangan Mesias. Hal ini merujuk kepada situasi pemimpin dan gembala yang “palsu” yang membuat kehidupan bangsa tersebut tercerai berai. Kehadiran Mesias yang dijanjikan : mengumpulkan mereka yang telah tercerai berai, menempatkan mereka di padangnyya, memerintah dengan adil dan bijaksana, menggembalakan mereka dengan benar, mengembalikan mereka ke rumahnya, dsb. Secara sederhana Mesias yang dijanjikan tersebut membuat semuanya baru dengan kesatuan didalam kasihNya.

Kotbah : Epesus 2:11-22
Bahan Kotbah ini merupakan penekanan Paulus di dalam suratnya atas kehidupan jemaat di Epesus di dalam kehidupan persekutuannya. Satu hal yang mendasar diingatkan Paulus adalah: Kita diselamatkan dan dipersatukan hanya oleh karena “Anugerah”. Iman kepada Yesus Kristus menjadikan kita dapat bersatu di dalamNya dan hidup dengan pekerjaan yang baik sebagai anak-anak Kristus (bd. Ay. 8-10).


Sebagai manusia yang hidup di dalam Kristus haruslah “dipersatukan di dalam Kristus dengan :
(1) Hidup bersama Yahudi dan non Yahudi.
Penekanan Paulus tentang penyatuan pemahaman Yahudi dan non Yahudi dihubungkan dengan situasi yang terjadi dimana ada pemahaman bahwa hanya orang Yahudilah yang mendapatkan hak Janji Allah, sedangkan yang lain tidak. Paulus menegaskan tentang Kristus yang mempersatukan Yahudi dan non Yahudi sehingga mereka yang dulunya Jauh sekarang menjadi dekat dengan Anugerah Kristus. Bahkan dikatakan bahwa dengan Kristus tembok pemisah yang senantiasa menimbulkan perseteruan, permusuhan dirubuhkan sehingga di dalam Kristus
(2) Kesatuan di dalam Keluarga Allah
Kesatuan ini dihubungkan dengan hak yang sama di hadapan Allah sekalipun bukan orang Yahudi. Orang Jauh dan dekat disatukan sebagai warga Allah di dalam kesatuan Yesus Kristus dan sebagai orang-orang kudus. Kesatuan ini menjadikan tanggalnya keterasingan status yang ada sebagai orang non Yahudi berubah menjadi sukacita sebagai warga keluarga Allah.
(3) Kesatuan di dalam Bangunan Allah
Kesatuan ini dihubungkan dengan peran orang yang dipersatukan oleh Kristus yang dirancang untuk memenuhi bangunanNya (Kerajaan-Nya). Setiap bangunan-bangunan tersebut saling menopang sehingga nampak kemuliaan Allah sekaligus tempat kediaman Allah. Bangunan yang terdiri dari para rasul, para nabi dan semua orang yang percaya, Kristus adalah “batu Penjurunya”. Arti sederhana semuanya dipersatukan oleh karena Kristus.

Renungan/Aplikasi
Sebagai orang yang percaya kepada Kristus maka kita perlu ingat bahwa :
  1. Allah adalah Allah yang universal : berlaku bagi semuanya. Kekristenan tidak bisa berjalan secara eksklusif. Kita telah dipersatukan di dalam Dia sekalipun di dalam banyak perbedaan. Di dalam Kristus perbedaan yang ada bukan menjadikan suatu perseteruan tetapi menjadi satu di dalam saling mengasihi dan memperlengkapi.
  2. Sadarilah maka kita dipersatukan olehNya oleh karena AnugerahNya. Jadi tujuan kesatuan ini adalah mewujudkan kemulianNya dengan saling bersatu.
  3. Kesatuan yang dikehendaki Allah adalah bukanlah kesatuan dalam bentuk seragam, tetapi kesatuan yang sama-sama memandang kepada Kristus.
  4. Di dalam kesatuan bersama Krsitus maka kita bukanlah yang utama (menganggap paling benar, hebat, pilihan, kudus, dsb sedangkan yang lain di bawah kita), yang utama adalah Kristus.
  5. Jadilah bangunan Kristus yang saling memperlengkapi satu dengan yang lain, sebab kekuatan kita dalam bangunan tersebut hanyalah di dalam Kristus.
  6. Semakin kita mengutamakan/meninggikan Kristus dalam relasi, maka semakin kita kecil didalam kerendahan hati untuk semakin memperlengkapi.
Pdt.Alexander Simanungkalit,S.Th
GBKP Bekasi


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment