Tuesday, 17 July 2012

Khotbah Yohanes 6:24-35, Minggu 5 Agustus 2012 (Minggu IX Setelah Trinitas)

Introitus :
Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN (Mazmur 27:14)
Bacaan : Keluaran 16:2-4, 9-15; Khotbah : Johanes 6:24-35
Tema :
Carilah Yesus Karena Kuasa-Nya

Pendahuluan
Hidup ibarat sebuah petualangan, manusia sibuk mencari apa yang mereka dambakan. Reno Surbakti menciptakan lagu “kuja nge- kuja nge” yang di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia “kemana-kemana, kemana engkau kucari kasihku. Dan belakangan ini lagu “kemana-kemana” semakin di populerkan Ayu Ting-ting (beru ginting), sibuk mencari kesana kemari, tetapi sayang seribu kali sayang, apa yang dia cari tidak dia temukan, karena dia mencari di alamat palsu.

Syair lagu sekolah Minggu juga mengatakan bahwa setiap orang sibuk mencari, tapi apa yang di cari orang, katanya uang yang dicari orang bukan Tuhan Yesus. Nats renungan kita Minggu ini mengingatkan kita tentang “mencari”, tetapi hendaklah yang kita cari itu adalah yang “ter” (superlative) yang primer bukan yang sekunder dalam pribadi Yesus yaitu Yesusnya bukan mujizat-Nya (berkat-Nya), bukan roti-Nya tapi kuasa-Nya.

Pendalaman Nats
Nats renungan kita adalah lanjutan dari peristiwa “Yesus memberi makan 5000 orang dan dilanjutkan dengan peristiwa “Yesus berjalan di atas air”, satu rangkaian peristiwa yang luar biasa atau sering dikatakan dengan mujizat . Menurut pandangan Yesus, orang banyak mencari-Nya bukan sungguh-sungguh mencari Yesus tetapi yang mereka cari adalah karena mereka telah makan roti (bdk. ay. 26)

Yesus mengingatkan mereka supaya bekerja untuk makanan yang tidak dapat binasa, tetapi untuk makanan yang bertahan sampai pada kehidupan yang kekal, yaitu “Anak Manusia yang telah di meteraikan dan disahkan oleh Bapa Allah.

Mendengar perkataan Yesus, lalu mereka bertanya “Apakah yang harus kami perbuat supaya dapat mengerjakan apa yang dikehendaki oleh Allah ? Lalu dijawab oleh Yesus “kamu harus ‘Percaya’ kepada Dia yang telah diutus Allah.Disini jelas Yesus mau mengatakan “percayalah kepada-Ku”itulah yang dikehendaki oleh Allah.

Lalu mereka bertanya, tanda apa yang kamu buat supaya kami percaya kepada-Mu, mereka membandingakan Yesus dengan Musa, karena menurut mereka Musa itu jauh lebih besar dari Yesus, karena ketika nenek moyang mereka di padang gurun diberi makan roti sorga.

Lalu Yesus menjawab, bukan Musa yang memberikan roti itu, melainkan Bapa-Ku yang memberikan “kamu” roti yang benar dari sorga. Orang banyak berbicara tentang zaman Musa tetapi Yesus berbicara masa ini, dengan mengatakan “memberikan kamu” (Yesus tidak bercerita tentang nenek moyang Isarel, karena Yesus tidak berbicara tentang “mereka (orang ketiga, nenek moyang Israel) tetapi berbicara kepada orang kedua (kamu)” ini adalah usaha Yesus untuk memusatkan perhatian mereka pada diri-Nya.

Sehingga mereka spontan mengatakan “Tuhan, berikan kami roti itu senantiasa” sebutan “Tuhan” disini adalah ungkapan pengakuan mereka bahwa Yesus jauh melebihi Musa, karena Musa tidak pernah dipanggil dengan sebutan Tuhan.

Yesus mengatakan “Akulah roti hidup” Pernyataan “Akulah Roti Hidup” adalah yang oertama dari tujuh pernyataan “Aku adalah” yang dicatat dalam Injil Yohanes, setiap pernyataan itu menampilkan suatu aspek penting dari pelayanan pribadi Yesus. Pernyataan ini memberitahukan kita bahwa Kristus adalah makanan yang memelihara kehidupan rohani. Sehingga setiap orang yang datang kepada-Nya tidak akan lapar lagi. Lapar dan haus adalah situasi “yang paling tidak menyenangkan”, situasi yang sangat menyiksa, dalam Yesus semuanya aman.

Pointer Aplikasi
  1. Cintailah Yesus lebih dari pemberian-Nya (berkat-Nya), banyak orang mau mengikut Yesus hanya berfokus ke hal-hal duniawi, seringkali terlihat dalam kehidupan kita “Berkat Yes tapi Salib No”
  2. Memiliki berkat belum tentu memiliki Yesus, tetapi memiliki Yesus sudah pasti kita juga akan memiliki berkat-Nya (Ilustrasi tentang “tongkat ajaib” setiap benda yang disentuh oleh tongkat akan berubah menjadi emas, sehingga orang berbondong-bondong datang kepada pemilik tongkat itu supaya setiap benda yang mereka bawa itu berubah menjadi emas, ada yang membawa batu di subah menjadi emas, ada yang membawa kuali, periuk mereka, dengan sekali sentuh semua berubah menjadi emas, walaupun emas itu bisa di jual dan harganya mahal tetapi semua ponduduk itu tetap miskin, karena bagitu emas di jual hasil penjualannya juga tidak lama bertahan habis lagi. Melihat gejala ini ada seorang anak muda yang hadir disitu, terus menyaksikan semua orang yang datang dengan berbagai macam perabot yang diubah menjadi emas. Karena pemuda itu dari pagi sampai sore hanya diam tidak meminta apa-apa, maka pemilik tongkat ajaib itu merasa kasihan melihatnya, lalu dia bertanya hai anak muda, dari tadi pagi saya perhatikan anda tidak mebawa apa-apa untuk saya ubah menjadi emas, lalu apa yang anda mau saya tolong….. lalu kata pemuda itu saya enggak mau hanya barang-barang saya yang diubah menjadi emas karena itu hanya dalam sekejap juga akan habis. Kata Pemilik tongkat ajai itu, lalu apa yang engkau mau, aku mau “tongkat ajaib itu sehingga aku tidak perbah kekurangan”
  3. Dalam ilustrasi ini, tongkat ajaib itu adalah Yesus, sedangkan benda yang diubahkan itu adalah berkat Tuhan. jika kita hanya menerima berkat Tuhan kita akan terus kekurangan tetapi kalau kita memiliki Yesus maka kita tidak akan pernah kekurangan, karena Yesus adalah sumber segala sesuatu yang kita harapkan.
Pdt.Saul Ginting, S.Th, M.Div
GBKP Rg.Klender
082111125849


Artikel lain yang terkait:



0 komentar:

Post a Comment